Derita Keluarga Miskin di Jembrana, Orang Lihat Pasti Menangis
Senin, 03 Juli 2017
Baliberkarya.com
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com-Jembrana. Memprihatinkan dan sungguh sangat memilukan serta membuat hati terenyuh dan teriris jika melihat lansung penderitaan yang dialami oleh keluarga Ridwan (70).
Warga kurang mampu yang tinggal di Banjar Ketapang Muara, Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, Jembrana ini sungguh mengalami cobaan hidup yang sangat berat.
Disamping menyandang predikat sebagai keluarga kurang mampu, Ridwan juga mengalami kelumpuhan karena terkena stroke sejak 20 tahun lalu. Praktis dia tidak bisa beraktipitas, hanya bisa terbaring lemas di atas kasusr butut miliknya.
BACA JUGA:
Sementara rumah yang dihuninya merupakan rumah sangat sederhana dan kecil yang sudah usang. Untuk menyambung hidup, dia hanya bisa mengandalkan Hasnah (60), istrinya yang hanya bekerja sebagai buruh panggul ikan di Pengambengan dengan penghasilan yang tidak menentu.
Penderitaan keluarga Ridwan terasa lengkat ditambah dengan kondisi Mistari (18), anak laki-lakinya yang mengalami gangguan jiwa (gila) sejak lama.
Sejak lama pula, Ibu Hasnah terpaksa merantai anaknya dan digembok karena sering mengamuk dan memecahkan perabotan rumah tangga.
"Anak saya kalau dilepas takutnya ngamuk. Kalau ngamuk perabotan rumah tangga sering dihancurkan,” tutur Hasnah lirih kepada wartawan, Senin (3/7/2017).
Lanjut Hasnah, jika malam harinya anaknya diletakan di dalam rumah dengan dirantai dan digembok. Sementara kalau siang hari diletakan di atas sumur agar mendapatkan sinar. Tentunya tetap dalam kondisi di rantai.
Sayangnya lagi, anaknya itu tidak pernah mau mengenakan pakaian hingga kondisinya bugil tiap hari. Sering dicoba dipakaikan pakaian, namun pakaian selalu di robek-robek.
"Sebenarnya tahun 2015 anak saya sudah pernah diajak berobat ke rumah sakit jiwa di Bangli. Namun dikembalikan karena katanya tidak bisa disembuhkan lagi,” ujar Hasnah.
Hasnah sebenarnya memiliki keinginan agar suami dan anaknya sembuh. Terlebih suaminya sejak sakit tidak pernah terkena sinar matahari karena tidak bisa ke luar rumah.
Namun apa daya, Hasnah tidak kuasa lantaran tidak memiliki cukup biaya. Jangankan untuk biaya pengobatan suami dan anaknya, untuk makan sehari-hari saja mereka kesusahan.
"Maklumlah saya hanya buruh panggul ikan di TPI Pengambengan yang hasilnya hanya cukup untuk makan sehari,” keluhnya.
Karena itu dia sangat berharap uluran tangan para dermawan untuk meringankan beban penderitaannya. Paling tidak yang dibutuhkannya kursi roda untuk suaminya agar bisa keluar rumah mencari udara yang segar dan cahaya matahari.(BB)
Berita Terkini
Berita Terkini
Pemkot Denpasar Imbau Warga Beli LPG 3 Kg di Pangkalan Resmi
10 Januari 2025
Audiensi Bersama Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan
10 Januari 2025
Bappebti Serahkan Pengawasan Aset Kripto ke OJK dan BI
10 Januari 2025