Patut Ditiru! Blue Bird Group Pelopori Pembayaran 'Uang Elektronik' Masuk Tol Bali Mandara
Rabu, 21 Juni 2017
Baliberkarya.com
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com-Denpasar. Direktur Utama PT Jasamarga Bali Tol, Tito Karim sangat mengapresiasi langkah tertib dan disiplin salah satu perusahaan transportasi terbesar di Bali yakni Blue Bird Group Bali.
Apresiasi positif itu diberikan pihak Jasamarga Bali Tol Bali Mandara lantaran Blue Bird Group Bali satu-satunya perusahaan transportasi terbaik di Bali dengan mempelopori untuk seluruh armadanya menggunakan pembayaran lewat uang elektronik atau non tunai saat memasuki tol Bali Mandara.
Terkait apresiasi tersebut, GM Blue Bird Area Bali-Lombok dr. Putu Gede Panca Wiadnyana mengucapkan terima kasih kepada pihak PT Jasamarga Bali Tol selaku pengelola Tol Bali Mandara atas support yang diberikan lantaran Blue Bird Bali sebagai perintis dan pelopor armadanya dalam penggunaan uang elektronik atau non tunai saat memasuki tol satu-satunya di Bali tersebut.
BACA JUGA:
"Saya ucapkan terima kasih kami diberikan support dan menjadi endorse. Intinya hari ini kebanggan buat saya dan tim saya karena menjadi endorse sebagai perintis dan pelopor penggunaan uang elektronik. Semoga keberadaan kami menjadi inspirasi bagi pelaku bisnis transportasi lainnya," kata pria yang akrab disapa dr Panca dalam keterangannya bersama pihak PT Jasamarga Bali Tol dan perbankan di Denpasar, Rabu 21 Juni 2017.
dr Panca memandang gebrakan yang dilakukan agar semua pihak mendukung langkah pemerintah dalam transaksi penggunaan uang elektronik atau non tunai yang kini tengah gencar disosialisasikan. Ia mengaku sudah menjalankan transaksi penggunaan uang elektronik atau non tunai untuk seluruh armada Blue Bird Group Bali sejak akhir tahun 2016 lalu.
"Semuanya harus merubah maindset (cara pandang). Awalnya 2 bank yang kami pakai, Bank Mandiri mengcover Praja Bali Taksi, Bank BNI untuk Big Bird dan Blue Bird. Lalu akhirnya kami menambah jumlah kartu elektronik Bank Mandiri dan BNI," ungkap dr Panca.
Pria ramah lulusan Universitas Indonesia itu mengaku perusahaan yang dipimpinnya komit dan konsisten dalam pemakaian elektronik money dan ingin terdepan mensukseskan e-money. Ia pun berterus terang dibalik alasan memilih transaksi non tunai bagi seluruh armada Blue Bird Group Bali yang dinilainya banyak sekali manfaatnya, baik untuk menghindari kemacetan, efisiensi baik waktu dan biaya.
"Bayangkan 2 atau 3 menit atau lebih antri mau masuk tol Bali Mandara, coba berapa bahan bakar dihabiskan perhari, perbulan dan pertahun silahkan hitung saya rasa sangat besar bahan bakar dibuang-buang.
dr Panca juga menegaskan jika Blue Bird Group Bali adalah perusahaan transportasi pertama kali memberi contoh membeli dan menggunakan bahan bakar (bbm) non subsidi. Ia juga mengaku jika perusahaan yang dinahkodainya di Bali dalam penggunaan uang elektronik tidak hanya digunakan untuk masuk tol Bali Mandara namun untuk aktivitas transaksi lainnya.
"Kita juga perusahaan transportasi pertama memberi contoh pembelian bahan bakar dengan elektronik money," pungkasnya.
Sebelumnya, perusahaan Taksi Blue Bird Bali telah mewajibkan seluruh pengemudinya untuk menggunakan kartu tol elektronik (E-Toll) saat melakukan pembayaran di pintu jalan tol Bali Mandara.
Terobosan itu dilakukan oleh pihak Blue Bird Group Bali, untuk meningkatkan pelayanan prima terhadap para penumpang setianya. Dengan pemakaian E-Toll, kini para penumpang setia taksi Blue Bird dipastikan bebas dari antrean di pintu tol diatas laut tersebut.
GM Blue Bird Area Bali-Lombok dr. Putu Gede Panca Wiadnyana menyatakan penggunaan kartu tol elektronik ini merupakan program 'cashless' atau non uang tunai dari Blue Bird Group.
"Salah satu bentuknya di pintu tol kita hindari pemakaian uang tunai, dimana pengemudi taksi sudah dibekali kartu tol elektronik (E-Toll), langsung masuk ke Gate Tol Otomatis (GTO) dan tidak perlu antre panjang," ucap dr Panca.
Menurut dr Panca, dengan menggunakan kartu E-Toll ini dapat dipastikan jika para penumpang taksi Blue Bird tidak akan antre saat akan masuk tol Bali Mandara seperti kendaraan pada umumnya. Apalagi di waktu-waktu tertentu, antrean di pintu tol Bali Mandara kerap mengular sehingga membuang-buang waktu.
"Penumpang taksi ketika masuk tol saja sudah antre, khan mood tamu sudah berubah. Jadi kartu E-Toll ini merupakan tambahan pelayanan dari kami untuk para penumpang taksi Blue Bird," ungkapnya.
Untuk mendukung gebrakannya itu, dr Panca mengaku saat ini pihaknya sudah bekerjasama dengan bank BRI dan Mandiri untuk penyediaan kartu E-Toll. Ia menargetkan 100 persen pengemudi taksi Blue Bird sudah wajib menggunakan GTO atau non tunai.
"1.000 orang pengemudi taksi Blue Bird di Bali akan kita bagikan kartu tol elektronik yang bisa di top up atau isi ulang. Sampai Oktober nanti kita harapkan sudah tidak ada lagi pengemudi yang pakai uang cash saat akan masuk tol Bali Mandara," harapnya.
dr Panca memandang, selain meningkatkan pelayanan terhadap penumpang, penggunaan kartu E-Toll juga akan mampu menghemat bahan bakar kendaraan. Pasalnya, jika antre minimal di pintu tol selama 2 atau 3 menit, maka jumlah bahan bakar yang terbuang akan cukup signifikan jika dikalikan jumlah armada taksi yang ada.
"Kita bisa melakukan penghematan bahan bakar karena tidak perlu antre lama. Saat ini, kita juga sudah 100 persen menggunakan bahan bakar Pertalite yang pembeliannya juga dengan uang elektronik. Kita larang pengemudi gunakan premium, karena kita tidak ikut menggunakan bahan bakar bersubsidi," tandasnya mengakhiri.(BB).
Berita Terkini
Berita Terkini
Pemkot Denpasar Imbau Warga Beli LPG 3 Kg di Pangkalan Resmi
10 Januari 2025
Audiensi Bersama Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan
10 Januari 2025
Bappebti Serahkan Pengawasan Aset Kripto ke OJK dan BI
10 Januari 2025