Mih Pedalem Nak! Tak Punya Biaya Berobat Dadong Manis Pasrah
Minggu, 18 Juni 2017
Baliberkarya.com
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com-Jembrana. Sangat miris dan memprihatinkan serta sangat memilukan. Itulah gambaran yang terlihat saat mengunjungi Wayan Manis (60) di rumahnya yang berlokasi di Lingkungan Samblong, Kelurahan Sangkaragung, Jembrana, Sabtu (17/6/2017).
Bagaimana tidak, Dadong manis yang tergolong keluarga kurang mampu dan tinggal di rumah kecil sangat sederhana, berdiding gedeg compang-camping dan berlantai pese using, tak ubahnya seperti gubug, Dadong manis tinggal bersama suami tercintannya yang bernama Ketut Madiun (70).
Di gubuk kecil itulah Dadong Manis tinggal bersama suaminya yang hanya buruh serabutan dengan penghasilan tidak menentu. Lebih miris lagi, kini Dadong Manis diusia senjanya hanya bias terbaring di atas tempat tidur beralas kasur butut berseprai perlak plastik.
Sekali-kali jika merasa jenuh hanya berbaring di tempat tidur, Dadong manis duduk sejenak di atas tempat tidurnya. Sementara untuk jalan-jalan keluar rumah, dia tak kuasa. Untuk kepentingan buang hajat termasuk kencing, Dadong Manis harus dibantu suaminya.
Maklumlah, sejak satu setengah tahun lalu, Dadong Manis telah divonis dokter menderita Kanker Servics. Bahkan penyakitnya telah tergolong akut atau parah.
Dia dan suaminya hanya bias pasrah dan menyerah dengan takdir lantaran tidak memiliki biaya untuk berobat.
BACA JUGA:
“Saya pernah diajak berobat ke RSU Nengara dan kemudian di rujuk ke RSUP Sanglah, tapi karena tidak punya biaya terpaksa suami saya ngajak saya pulang dan sekarang di rawat di rumah dengan obat tradisional,” tutur Dadong Manis lirih, Sabtu (17/6/2017).
Dia tidak melanjutkan pengobatan di RSUP Sanglah karena dia saat itu tercatat sebagai pasien umum dan harus membayar sendiri biaya pengobatan karena tidak memiliki kartu jaminan kesehatan.
"Jangankan untuk biaya berobat, untuk makan sehari-hari saja susah. Urus BPJS juga tidak punya uang, belum lagi pembayarannya tiap bulan dapat dari mana?” keluhnya saat di temui tadi sore di rumah yang atapnya nyaris jebol.
Untuk makan sehari-hari, Dadong Manis hanya mengharapkan penghasilan suaminya sebagai buruh serabutan. Penghasilannya tidak menentu, itupun jika ada warga yang meminta jasa suaminya. Namun jika tidak bekerja Dadong Manis dan suaminya hanya bias mengharapkan belas kasihan anak dan para tetangga.
Menikah dengan Ketut Madiun suaminya hingga saat ini Dadong Manis tidak mempunyai anak kandung. Namun dia memiliki dua anak tiri dari pernikahan suaminya dengan istri pertamannya. Namun kedua anak tirinya telah menikah dan tinggal terpisah dengannya. Kehidupan kedua anak tirinya juga pas-pasan.
Sementara Madiun berharap istrinya bisa sembuh, meski dirawat di rumah. Madiun berupaya maksimal mendampingi istrinya sebisanya. Apalagi penderitaan Dadong Manis terasa berat dan memprihatinkan karena badannya makin kurus dan lemah. Kakinya juga makin bengkak.
"Jika pendarahan saya kesakitan dan saya tidak mampu apa-apa lagi, hanya bias pasrah," imbuh Dadong Manis lirih.
Sementara itu Kepala Lingkungan Samblong Gede Utama Yasa mengatakan keluarga Ketut Madiun memang termasuk keluarga tidak mampu. Namun tidak mendapatkan kartu KIS.
"Nanti kami upayakan pengurusan BPJS mandiri dengan dana bantuan dari donatur, sehingga nanti bisa berobat secara medis," jelasnya.(BB)
Berita Terkini
Berita Terkini
Pemkot Denpasar Imbau Warga Beli LPG 3 Kg di Pangkalan Resmi
10 Januari 2025
Audiensi Bersama Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan
10 Januari 2025
Bappebti Serahkan Pengawasan Aset Kripto ke OJK dan BI
10 Januari 2025