Mih Pedalem Nak! Pedagang Buah di Gilimanuk Khawatir Digusur
Senin, 05 Juni 2017
Baliberkarya.com
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com-Jembrana. Belasan pedagang buah yang berjualan di depan Pasar Gilimanuk belakangan ini gundah gulana. Pasalnya pasca-pelebaran jalan mereka direlokasi ke Terminal Lama Gilimanuk.
Kondisi itu membuat dagangan mereka sepi bahkan tidak ada yang membeli. Alhasil tenda-tenda bantuan Kementerian Perdagangan yang diterima tahun 2012 lalu itu kosong. Sejumlah pedagang kini memilih berjualan di pinggir jalan raya Denpasar-Gilimanuk, tepatnya di depan Terminal Barang dekat Gelung Kori.
BACA JUGA:
“Kami tidak tahu kemana lagi harus berkeluh kesah pak, disini sekarang kami jualan dikejar-kejar petugas. Sementara kami dan keluarga butuh makan,” ujar Samiani, salah seorang pedagang buah, Senin (5/6/2017).
Dari 24 pedagang buah yang dulunya berjualan di depan pasar Gilimanuk, kini hanya tersisa 10 pedagang berjualan di depan Terminal Barang. Hasil dagangan mereka juga merosot jauh dan kini terancam untuk digusur.
Mereka berjualan di pinggir jalan ini untuk mendapatkan sesuap nasi karena dinilai lokasi yang tepat. Lantaran di Terminal Lama Gilimanuk lokasi relokasi, tidak ada yang membeli.
Made Suasti, pedagang buah lainnya juga mengaku resah dengan kondisi ini. Apalagi beberapa kali mereka didatangi petugas trantib untuk digusur. Para pedagang ini juga warga Gilimanuk yang sudah lama berjualan di depan Pasar Gilimanuk.
Harapan mereka sempat muncul ketika Wakil Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan belum lama ini datang meninjau pembangunan dan memberikan solusi agar mereka berjualan di tempat ini tetapi menjorok ke belakang.
“Tetapi memang itu belum pasti, karena itu tidak mudah dan kami memahaminya. Paling tidak itu memberi kami asa. Kami juga warga Gilimanuk yang hidup dari berjualan buah,” tambah Samiani.
Selain kedua pedagang itu, yang masih bertahan berjualan dilokasi tersebut diantaranya Nyoman Merta, Ketut Rustiana Dewi, Ketut Astuti, Widiati, Ketut Sekar, Kadek Ayu Pastini, Wiwin dan Komang Armini.
Mereka berharap ada solusi terbaik yang tidak menggusur mereka. Apalagi mereka sudah bertahun-tahun berjualan buah dan pernah mendapat bantuan dari Kementerian Perdagangan berupa tenda.
Di lokasi saat inipun sejumlah pedagang mengaku hasil jualan mereka juga tidak banyak yang terjual. Tidak seperti di depan Pasar Gilimanuk dulu. Kalaupun memang di depan Pasar Gilimanuk sudah tidak boleh, mereka berharap bisa berjualan dilokasi sekarang ini dan diberikan listrik agar bisa berjualan dimalam hari.
“Pernah kami nyantol listrik di rumah salah seorang warga atas seijin pemilik rumah dan kami membayar setrum listrik itu. tapi oleh petugas kelurahan aliran listriknya diputus dan kami dibilang mencuri listrik,” tutup Samiani.(BB)
Berita Terkini
Berita Terkini
Pemkot Denpasar Imbau Warga Beli LPG 3 Kg di Pangkalan Resmi
10 Januari 2025
Audiensi Bersama Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan
10 Januari 2025
Bappebti Serahkan Pengawasan Aset Kripto ke OJK dan BI
10 Januari 2025