Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

JL. Patih Nambi XII No.5, Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara

Call:081353114888

redaksi@baliberkarya.com

Sudikerta, Wakil Gubernur "Sing Ngoyong-ngoyong" Programkan Ngaben Massal Gratis

Jumat, 17 Maret 2017

Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

Baliberkarya/ist

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Karangasem. Wagub Bali Ketut Sudikerta tidak pernah lelah melayani masyarakat. Tidak hanya kedinasan, pelayanan secara adat juga dilakukan ditengah masyarakat. Sudikerta yang di kenal sebagai wakil Gubernur yang aktif dengan istilah "sing ngoyong ngoyong" nampak mengawali kegiatannya pada Jumat (17/3/2017) dengan melakukan persembahyangan bersama warga Desa Pekraman Ipah, Desa Sangkan Gunung, Kecamatan Sidemen, Karangasem di Pura Puseh setempat.

BACA JUGA : Polsek Nusa Penda Bina Pecalang Kamtibmas

Kehadiran wagub ditengah persiapan upacara pamelaspasan dipura ini, juga diisi dengan penanaman pohon kelapa di areal pura.

Untuk ke depan, Wagub Sudikerta mengingatkan agar masyarakat Bali secara luas untuk terus beryadnya secara tulus iklas, tanpa harus mengutamakan gengsi yang berlebihan, sehingga tidak akan memunculkan persaingan individual dalam tingkat bebantenan, termasuk dalam melaksanakan upacara pengabenan. Wagub Sudikerta secara lisan mengatakan akan menjalankan program ngaben dan nyekah gratis bagi masyarakat Bali, sehingga masyarakat akan semakin rekat bersaudara, bergotong royong sekaligus memperkecil biaya yang di keluarkan secara pribadi.

BACA JUGA : “Jumpa Berlian” di Desa Kesiman, Pemkot Denpasar Sinergikan Program Kebersihan Bareng Masyarakat

Pada kesempatan ini sudikerta mengatakan agar masyarakat setempat meningkatkan rasa dan menyatukan kebersamaan dalam bergotong royong, agar rezeki dan keselamatan hidup dapat diwujudkan, selain itu Parhyangan juga harus dijaga agar tetap ajeg dan lestari.

Tidak lupa, Wagub Sudikerta terus mengajak agar masyarakat secara umum untuk dapat melaksanakan upacara dengan sarana upakara yang tidak terlalu berlebihan, agar dikemudian hari tidak menimbulkan utang bagi kehidupan masa depannya, lantaran pelaksanaan upacara di Bali tidak akan pernah surut, melainkan berjalan secara berkesinambungan sebagai upaya penyeimbangan hidup antara skala dan niskala.(BB)


Berita Terkini