Mulai Maret, Bandara Ngurah Rai Makin Perketat Masuknya Angkutan Online
Rabu, 22 Februari 2017
baliberkarya.com
Baliberkarya.com - Badung. Pro dan kontra operasional angkutan online berbasis aplikasi seperti Grab, Uber dan GoCar kembali menyulut penolakan dari transport lokal khususnya di Bandara Ngurah Rai, Tuban, Badung.
Mereka sangat mengeluhkan keberadaan angkutan online yang makin berani masuk ke dalam airport, meskipun operasionalnya masih dilarang oleh otoritas bandara, yakni Angkasa Pura I.
Apalagi wilayah airport banjir penumpang sehingga selama ini memang menjadi rebutan para sopir angkutan online. Namun seperti diketahui, di Bandara Ngurah Rai sudah terbentuk pangkalan ataupun angkutan yang resmi beroperasi di bandara.
Baca Juga : Curi Parfum 212 di Bandara Ngurah Rai, 5 Warga Arab Diamankan Petugas
Bahkan, selain sudah bekerjasama dengan pihak AP I sebagai otoritas bandara, juga resmi membayar pajak dan retribusi angkutan.
"Ada yang bisa jamin ngak kalau online transportasi bayar pajak pendapatan? Kita di airport jika telat bayar pajak sudah kena SP dari Angkasa Pura," ucap Ketua Cempaka Transport, Raja Santosa.
Untuk itu, pihaknya meminta AP I memperketat angkutan online yang masuk beroperasi di airport. Selain itu dari sisi tarif, pihaknya juga sudah mengajukan keberatan kepada Komisi Persaingan Usaha, karena masalah tarif angkutan online sangat memberatkan pihak transport lokal di Bandara Ngurah Rai Bali.
"Ini juga kita mengajukan keberatan kepada Komisi Persaingan Usaha masalah tarif online. Apalagi untuk saat ini, transport atau reservasi hotel di bandara setiap tahun mengalami penurunan. Padahal kalau dilihat dari jumlah penumpang di airport setiap tahunnya terus bertambah," katanya.
Keluhan transport lokal di bandara akhirnya ditanggapi serius oleh pihak Angkasa Pura I Bandara Ngurah Rai Bali. Selain memperketat angkutan online masuk airport dengan melakukan sweeping juga akan segera memasang Elektronik Booking untuk angkutan lokal di airport.
Baca Juga : Menetap di Bali, Bule AS Dalang Pencurian Sejumlah Mini Market Ditangkap
Selain mencegah monopoli salah satu transport lokal di bandara, juga bisa membatasi gerak angkutan online di airport. "Per Maret ini, tansport bandara akan di gabung jadi satu dari empat yang ada dengan satu pintu, yaitu dengan Elektronik Booking. Jadi sudah tidak ada lagi monopoli transport," ungkapnya.
Ketika dikonfirmasi awak media, Kepala Divisi humas dan Bidang Hukum Bandara Ngurah Rai, Awaluddin membantah selama ini terjadi monopoli angkutan di bandara. Selaku otoritas bandara sudah memberikan kesempatan bagi transport lokal dengan seleksi yang sangat terbuka. Jadinya tidak ada monopoli seperti yang disebutkan selama ini.
"Transport di bandara tidak ada monopoli, karena proses seleksinya terbuka. Siapa saja punya kesempatan untuk itu, kecuali ada pemain tunggal di dalamnya," bantahnya.
Namun terkait dengan pemasangan Elektronic Boking pihaknya membenarkan rencana tersebut. Sekitar bulan Maret nanti rencananya akan segera dipasang mirip mesin ATM untuk memberikan kenyamanan bagi penumpang di bandara.
"Itu hanya inovasi sistem aja, jadi semua untuk booking taksi melalui sistem kayak ATM. Penumpang bisa milih dari mesin tersebut. Tapi untuk TMT-nya saya belum dapat pastinya kapan, nanti saya info ya," jelasnya.
Baca Juga : Pansus LPD Sosialisasi Revisi Perda di Badung dan Denpasar
Awaluddin juga menjelaskan, para penumpang bandara akan dipermudah dengan Eletronik Booking itu. Mereka diwajibkan memesan angkutan lewat mesin tersebut, khusus untuk angkutan yang resmi beroperasi atau yang sudah bekerjasama dengan pihak bandara.
"Modelnya kayak ATM. Jadi penumpang tinggal pilih aja taksi apa yang mereka inginkan. Tapi hanya angkutan yang sudah kerjasama dengan Angkasa Pura dan yang punya kontrak atau perjanjian," pungkasnya.(BB).