Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

JL. Patih Nambi XII No.5, Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara

Call:081353114888

redaksi@baliberkarya.com

Sudikerta Hadiri Karya Ngenteg Linggih di Pura Sekaa Hyang Ibu Pasek Gelgel Jimbaran

Rabu, 04 Januari 2017

Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

Baliberkarya.com/ist

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Badung. Pura yang dipercaya sebagai tempat berstananya para Dewa, selama ini menjadi sentral pelaksanaan upacara keagamaan di Bali, yang bertujuan untuk amenghaturkan persembahan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam bentuk berbagai yadnya sebagai  wujud rasa syukur dan sembah bhakti atas semua karuniaNya. Untuk itu, sudah sepatutnya Pura harus mendapat perhatian lebih dari pengemponnya, baik dari segi fisik maupun upacara-upacara yang dilaksanakan, agar pura terus memancarkan aura Positif yang bersifat baik.
 
Demikian disampaikan Wagub Ketut Sudikerta saat menghadiri Karya Ngenteg Linggih Padudusan Wrespati Kalpa Agung di Pura Sekaa Hyang Ibu Pasek Gelgel, di Jl. Kori Nuansa Udayana, Desa Adat Jimbaran, Kuta Selatan, Badung, Rabu (4/1/2017).
 
“Pura sebagai tempat nunas merta, agar kita selalu dianugrahkan kesukertaan kepada krama, baik kesukertaan sekala dan niskala. Oleh karena itu perlu kita perhatikan, kalau ada fisiknya yang rusak patut kita rehab, serta diikuti upacara yang sepatutnya, agar metaksu,” ujar Sudikerta.
 
Pelaksanaan upacara keagamaan yang sifatnya berkesinambungan pun menurut Wagub Sudikerta perlu disikapi oleh umat, karena menurutnya tidak semua umat memiliki kemampuan ekonomi yang sama, sehingga sudah sepatutnya kegiatan keagamaan harus disesuaikan dengan keadaan atau kemampuan ekonomi masing-masing, serta tidak dilaksanakan secara besar-besaran, sehingga tidak sampai memberatkan. Upacara yadnya yang baik menurut Wagub Sudikerta yakni upacara yang sesuai dengan ajaran agama dan termuat dalam sastra-sastra agama, serna menggunakan sarana yang lengkap tanpa harus melebih-lebihkan. “Beryadnya itu harus didasari niat tulus ikhlas, jangan dilaksanakan secara besar-besaran,” pungkas Sudikerta.
 
Sementara itu, Kelian Sekaa, Wayan Sutama, menjelaskan pura saat ini merupakan lokasi baru dari linggih Ida Bhatara yang disungsung sebelumnya. Berkat bantuan seorang warga pengempon yang menyumbangkan tanah seluas 812 m2, disepakati oleh paruman warga pengempon untuk membangun pura baru, dan setelah bangunan usai dilanjutkan dengan prosesi Ngingsirang Linggih Ida Bhatara kelokasi saat ini. Lebih jauh, Ia menerangkan pembangunan pura yang dimulai tahun 2013, diperkirakan menelan biaya sekitar 2,5 miliar. Dan upacara Ngenteg Linggih yang baru bisa dilaksanakan saat ini, biayanya diambil dari urunan seluruh pengempon yang berjumlah 48 orang, dan masing-masing dikenakan urunan sebesar 10 juta. Sisa dana yang terkumpul setelah dikurangi biaya upacara, rencananya juga akan dimanfaatkan untuk pengelolaan koperasi sekaa, yang diharapkan dapat membantu peningkatan perekonomian para anggotanya. (BB)


Berita Terkini