Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

JL. Patih Nambi XII No.5, Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara

Call:081353114888

redaksi@baliberkarya.com

Tim Yustisi Gagal, Ribuan Angkutan Lokal Se-Bali Akan Turunkan Sendiri Baliho Angkutan Online

Selasa, 27 Desember 2016

Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

Baliberkarya.com

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Badung. Setelah kesal dan kecewa dengan aspirasi melalui aksi demo damai dan dengar pendapat berulang kali dilakukan aliansi transport lokal se-Bali tidak ditindaklanjuti oleh Dinas Perhubungan Bali dengan Tim Yustisinya untuk menurunkan sejumlah baliho angkutan online khususnya GrabCar di sejumlah wilayah di Denpasar dan Badung, akhirnya mereka akan melampiaskan amarahnya dengan melakukan aksi lanjutan dengan menurunkan sendiri sejumlah baliho angkutan online di Bali pada 5 Januari 2017 mendatang.
 
Dalam pertemuan aliansi transport lokal se-Bali yang terdiri dari Alstar-B, Aspaba, Persotab, UBD, CBD, PSBD, Kowinu, Jimbaran Taksi, PTBS, Mengwi Trans, Sanur Bersatu, Airport, Bali Trans yang diwakili sejumlah pengurusnya menyatakan sepakat pada 5 Januari 2017 akan melakukan aksi dengan menurunkan ribuan anggotanya turun ke jalan dan menurunkan sendiri baliho angkutan online di sejumlah ruas jalan di Bali.
 
"Kita juga sudah berkirim surat agar baliho angkutan online diturunkan, jika sampai tanggal 4 Januari belum juga diturunkan, maka tanggal 5 Januari nanti kita bersama ribuan sopir lokal akan turunkan sendiri baliho angkutan online yang perusahaan aplikasinya belum berijin tersebut," ucap Ketua Alstar-B (Aliansi Sopir Transport Bali), I Ketut Witra, Selasa (27/12/2016).
 
Witra yang didampingi Sekretaris Alstar-B, Nyoman Kantun Murjana atau Mekel dalam pertemuan antar transport lokal se- Bali jelang aksi tersebut mengungkapkan jika aksi damai selama ini mereka lakukan dan perjuangkan namun dianggap pemerintah angin lalu. 
 
Untuk itulah, kata Witra pihaknya bersama gabungan seluruh anggota dari asosiasi transport lokal se- Bali akan mengerahkan sekitar 6 ribuan anggotanya akan melakukan aksi sensasi 'longmarch' dari Patung Dewa Ruci menuju Bandara Ngurah Rai dan menurunkan baliho angkutan online yang selama ini tak sanggup dilakukan oleh Dinas Perhubungan Bali.
 
"Sekarang kita bikin aksi yang sensasi karena sudah satu tahun kita menolak beroperasinya angkutan beraplikasi online baik Grab maupun Uber secara aksi damai. Kali ini kita turun kabeh melumpuhkan lalu lintas biar pemerintah tahu diri dan tanggap memenuhi aspirasi transport lokal Bali," ungkap Witra kesal.
 
Sementara, Sekretaris Alstar-B, Nyoman Kantun Murjana menambahkan jika aksi penurunan baliho pada 5 Januari 2017 mendatang akan dilakukan dari pagi hari hingga selesai penurunan seluruh baliho angkutan online di Bali. 
 
 
Adapun alasan dalam aksi nyata yang akan membikin macet lalu lintas 'dijantung' pariwisata Bali ini juga dilakukan agar pemerintah tahu jika angkutan transport lokal Bali sangat kesal lantaran sudah sering aspirasi ini disampaikan berkali-kali tapi tidak ditanggapi oleh Dishub Bali dan jajarannya, termasuk mandulnya Tim Yustisi yang dibentuk Pemprop Bali.
 
"Aksi ini kami lakukan dari jam 09.00 WITA sampai selesai. Baliho akan kita akan turunkan sendiri bersama-sama oleh massa, karena selama ini Tim Yustisi tak sanggup menurunkan baliho dengan dalih dan alasan bermacam-macam," tegas pria yang akrab disapa Mekel itu. 
 
I Gede Arta dari angkutan lokal freelance dalam pertemuan jelang aksi ini menambahkan jika pemerintah sekarang campah, padahal sudah berkali-kali kirim surat tapi tidak respon dan terkesan Pemerintah Propinsi Bali makin tidak berwibawa dalam menyelesaikan permasalahan angkutan online ini. Baginya, angkutan online baik Grab maupun Uber ibarat preman, karena aplikasi tidak berijin tapi dibiarkan beroperasi oleh pemerintah. 
 
"Pertanyaan besarnya ini ada apa dengan pemerintah sekarang? Kok makin campah saja. Apa pemerintah ingin kita ribut-ribut terus dibawah?. Di Bali ini tidak cocok angkutan online beroperasi karena akan menimbulkan gesekan dan keributan antar sopir di Bali dan tentunya akan berdampak negatif terhadap image maupun citra pariwisata Bali," tandasnya.
 
Sementara, Ketua KSU Asosiasi Sopir Pariwisata Bali (Aspaba) Mangku Wayan Kanta juga menegaskan jika dari awal pihaknya menolak angkutan online baik Grab maupun Uber, termasuk mengkritisi pemasangan baliho angkutan online yang dinilai tidak pantas dilakukan ditengah perusahaan aplikasinya sama sekali belum berijin dan terlihat tidak berniat serius mengurus ijinnya di Bali. 
 
Baginya, masalah baliho semestinya menjadi tugas Satpol PP Badung dan Denpasar dengan berkoordinasi sama Dishub Bali untuk menurunkan Baliho. Lantaran tak sanggup dilakukan penurunan, maka terpaksa nanti biar massa sendiri yang menurunkan baliho angkutan online tersebut. Ia menilai selama ini Tim Yustisi ibarat macam ompong dimana kerja nyata dan realitanya tidak ada dan tidak bisa menurunkan baliho angkutan online.
 
"Tim Yustisi tidak bisa membuktikan angkutan online dalam razia. Mereka juga tidak tahun identitas angkutan online. Angkutan online khan PMA dimana aplikasi online tidak berijin, semestinya tidak boleh beroperasi, apalagi kantornya tidak jelas begitu. Harapan kami ribuan anggota Aspaba nanti semua turun pada aksi tanggal 5 Januari mendatang. Apalagi selama ini angkutan online Grab dan Uber jelas-jelas merusak pasaran harga normal. Harga tarif angkutan paling hancur dan paling murah di Indonesia iya di Bali ini akibat angkutan online tersebut," tutupnya mengakhiri. (BB)


Berita Terkini