SGB Kuasai Panggung, Empat "Cagub Bali" Saling Sindir di Sarasehan Hanura
Senin, 12 Desember 2016
Baliberkarya.com
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com-Badung. Ketua DPD Partai Golkar Bali yang juga Wakil Gubernur Bali, Ketut Sudikerta, menampilkan diri sebagai figur yang benar-benar siap menghadapi perhelatan Pilgub Bali 2018.
Hal itu dibuktikannya saat tampil bersama tiga "cagub" lain pada sarasehan menyongsong pemimpin Bali 2018 yang digelar Partai Hanura di Hotel Mercure, Kuta, Badung, Minggu (11/12/2016).
SGB (Sudikerta Gubernur Bali) -- sebutan yang akrab untuk Sudikerta -- tampil menguasai panggung dan percaya diri.
"SGB kelihatan menguasai materi termasuk dengan data-data2 yang sangat valid, nyambung antara yang ditanyakan dengan yang dijawab dan sangat komunikatif dengan audiens, walaupun ada sisi-sisi yang mesti diperbaiku," kesan seorang kader Partai Hanura yang ikut sarasehan.
Partai Hanura Bali mempertemukan empat sosok yang belakangan ramai dibicarakan sebagai kandidat Cagub Bali. Mereka adalah Mayjen (Purn) Wisnu Bawa Tenaya (WBT), Ketua PDIP Bali Wayan Koster (KBS), Wagub yang juga Ketua Golkar Bali, Ketut Sudikerta, (SGB) dan Anggota DPD RI, I Gusti Ngurah Arya Wedakarna (AWK) dipertemukan dalam sarasehan yang dimoderatori oleh Ketua Hanura Bali, Made Sudarta.
WBT yang mendapat kesempatan pertama, menekankan bahwa yang diperlukan untuk pembangunan Bali adalah aspek keamanan dan kenyaman.
“Bali harus aman dan nyaman, bukan nyem-nyeman. Banyak orang menanyakan apa itu WBT, WBT itu Wangun Bali Trepti (Tertib), atau Wahana Bhinneka Tunggal Ika,” ungkap Mantan Pangdam IX/Udayana tersebut.
Pria asal Gulingan, Kecamatan Mengwi, Badung tersebut mengungkapkan bahwa yang diperlukan dalam memimpin Bali bukan hanya kecerdasan pikiran saja.
Akan tetapi, juga diperlukan kecerdasan nurani. Hal ini menurutnya, agar para pemimpin Bali selanjutnya mendapatkan tuntunan dari Tuhan.
“Yang dibutuhkan dalam mimpin Bali itu bukan hanya pikiran saja. Tapi juga hati nurani, karena kalau pikiran saja banyak setan dan memedi yang mempengaruhi. Salah langkah, kaki patah, ambruk,” ujar WBT disambut tepuk tangan kader Hanura.
Koster sebagai pembicara kedua sempat bergurau meledek Sudikerta. Menurutnya, Sudikerta berusia lebih muda dari dirinya. Namun memiliki wajah yang lebih tua.
Sontak hadirin tertawa mendengar ucapan Koster tersebut. "Ada Pak Sudikerta yang Wakil Gubernur Bali. Orangnya masih muda dari saya. Tapi wajahnya lebih tua dari saya,” kata Koster.
Koster lebih memromosikan program yang menjadi andalan PDIP Bali, yakni Pola Pembangunan Semesta Berencana (PPNSB).
Politisi asal Sembiran, Tejakula, Buleleng ini mengatakan, bahwa dirinya ditugasi Ketua Umum PDIP, Megawati untuk menerapkan program tersebut di Bali, khususnya bagi gubernur terpilih mendatang.
“Saya sebagai ketua partai di Bali diutus oleh Ibu Ketua Umum, ditugaskan untuk menerapkan PPNSB,” paparnya.
Koster menyindir, PPNSB lebih baik dibandingkan dengan program Bali Mandara yang saat ini digulirkan oleh duet Made Mangku Pastika-Ketut Sudikerta.
Sudikerta alias SGB menangkal paparan Koster ketika mendapat giliran berbicara. Ia mengatakan, program Bali Mandara dibuat sebagai program jangka panjang 25 tahun yang bertujuan untuk kesejahteraan dan kebahagiaan masyarakat Bali.
"Program Bali Mandara itu program jangka panjang 25 tahun untuk mensejahterakan dan kebahagiaan masyarakat,” ungkap Sudikerta.
Pria asal Pecatu, Badung ini menjelaskan, program tersebut sudah dirasakan oleh masyarakat Bali. Karena itu, Sudikerta berharap Hanura ikut mendukung dirinya maju di Pilgub 2018 mendatang.
“Program ini sudah dirasakan oleh masyarakat Bali. Semua merasakannya, termasuk kader Hanura Bali. Sehingga program ini harus dilanjutkan di Jilid III. Jilid I dan II itu ialah peletakan pondasi, Jilid III dan IV ialah penguatan, dan V ialah hasil dari keberhasilan program. Mari kita lanjutkan Bali Mandara Jilid III. Kader Hanura kalau turun jangan dilupakan saya, SGBnya (Sudikerta Gubernur Bali),” ujar Sudikerta disambut tepuk tangan kader Hanura.
Sedangkab AWK menyatakan, dirinya duduk di antara figyr lainnya hanya mendengar.
"Saya test the water, saya hanya mendengar para senior saja. Masalah siapa yang jadi gubernur itu soal garis tangan Ida Sanghyang Widhi,” ujar AWK begitu diberi kesempatan berbicara.
AWK memaparkan, yang dibutuhkan Bali ialah pemimpin yang memiliki pemahaman terhadap adat dan budaya.
Bahkan ia mengatakan, dalam memimpin Bali diperlukan adat dan budaya sebagai panglima.
“Siapapun yang akan jadi pemimpin ke depan, budaya dan adat harus jadi panglima,” ujar AWK. (BB)
Berita Terkini
Berita Terkini
Pemkot Denpasar Imbau Warga Beli LPG 3 Kg di Pangkalan Resmi
10 Januari 2025
Audiensi Bersama Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan
10 Januari 2025
Bappebti Serahkan Pengawasan Aset Kripto ke OJK dan BI
10 Januari 2025