Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

JL. Patih Nambi XII No.5, Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara

Call:081353114888

redaksi@baliberkarya.com

Pastika "Murka" Hukum PNS Ngobrol Saat Upacara Sumpah Pemuda

Jumat, 28 Oktober 2016

Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

istimewa

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com - Denpasar. Upacara peringatan Sumpah Pemuda tiba-tiba geger setelah Gubernur Bali, Made Mangku Pastika murka akibat salah pegawai negeri sipil (PNS) yang menjadi salah satu peserta upacara tak disiplin. 
 
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun bahwa saat Gubernur Pastika membacakan pidato, beberapa peserta upacara nampak tak disiplin sehingga hal itu membuat orang nomer satu di Bali itu naik pitam. 
 
Murkanya Gubernur Pastika dibenarkan oleh Kepala Biro Hubungan Masyarakat Pemerintah Provinsi Bali, I Dewa Gede Mahendra Putra. "Itu kan karena peserta upacara tidak disiplin, jadi ditegur lah," kata Dewa Mahendra saat dihubungi‎ awak media, Jumat (28/10/2016).
 
Namun, ada juga informasi yang berkembang jika mantan Kapolda Bali sempat melakukan aksi pemukulan terhadap peserta ‎upacara yang menjadi penyebab Pastika marah besar. Namun, informasi santer itu dibantah keras oleh Dewa Mahendra. "Tidak ada itu aksi pemukulan," tepisnya.
 
Bahkan dari informasi yang berkembang itu, Gubernur Pastika sempat berjalan dan menghampiri PNS yang belakangan diketahui bernama I Dewa Gede Riki, SH., bertugas di Bagian Hukum Pemkot Denpasar. Alasan Pastika memanggil Gede Riki lantaran dari tadi diperhatikan Pastika berbicara dengan rekan di sampingnya saat upacara kidmat itu berlangsung.
 
 
Gede Riki awalnya berada pada barisan belakang dan Pastika kemudian memanggilnya ke depan. "Hei kamu itu yang di belakang, maju sini ke depan. Saya lihat dari tadi kamu itu ngobrol terus sama teman di sampingmu," tegur Pastika sembari Gede Riki berjalan menghampiri Dewan Kehormatan Partai Demokrat itu.
 
Gubernur Pastika mengayunkan tangannya ke dada Gede Riki dan sempat mencopot topinya. "Itu bukan memukul. Pak Gubernur itu menunjuk kepada dada orang itu yang tidak mengenakan name tag. Pak Gubernur hanya menegurnya agar khidmat saat upacara bendera. Sekali lagi tidak ada aksi pemukulan. Tolong diluruskan agar tidak bias," tandas Dewa Mahendra.
 
Informasi yang berkembang bahwa Gubernur Pastika menggiring Gede Riki mendekati tiang bendera, sembari memanggil Kepala Kantor Satpol PP Provinsi Bali I Made Sukadana untuk menghukum Gede Riki berdiri satu jam menghormat bendera merah putih. 
 
Namun, tak lama kemudian akhirnya Gede Riki tumbang di tengah lapangan. Gede Riki yang sudah berdiri di depan tiang bendera dalam posisi menghormat ternyata tak sanggup berdiri satu jam dan baru beberapa menit berdiri Gede Riki ambruk dan terpaksa diboyong ke kursi undangan. 
 
Sejumlah rekan dan petugas lainnya akhirnya memberi pertolongan dan mengevakuasi pria bertubuh ceking yang mengaku sudah 5 tahun menjadi PNS itu.(BB).


Berita Terkini