Panen Padi Semi-Organik, Wagub Sudikerta Harap Berikan Nilai Tukar Positif bagi Petani
Jumat, 21 Oktober 2016
baliberkarya
Baliberkarya.com-Gianyar. Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta didampingi oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Causa Imam Karana, melaksanakan panen padi semi-organik di Subak Getas, Banjar Getas Kawan, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, Jumat (21/10/2016).
Padi semi-organik tersebut merupakan budaya tanam padi yang menerapkan teknik System of Rice Intensification (SRI) yang menggunakan pupuk organik seperti biofarm, pestisida nabati dan fungisida nabati yang dibuat sendiri oleh para kelompok tani tersebut. Dengan metode penggunaan bahan organik, Sudikerta berharap dapat mendorong petani untuk terus menekuni bidang pertanian dengan mengubah pola tanam lama yang bersifat full-kimia untuk berangsur kembali ke pola tanam organik, dan selanjutnya akan memberikan hasil panen yang baik dan berkualitas bagi petani serta secara tidak langsung dapat memberikan nilai tukar yang lebih besar dari pada sebelumnya. Disamping itu, Sudikerta juga mengatakan bahwa saat ini minat masyarakat untuk terjun kedalam dunia pertanian sangat rendah, sedangkan kebutuhan masyarakat Bali terhadap beras sangatlah tinggi mengingat beras merupakan salah satu bahan pokok makanan sehari-hari. Oleh karena itu, Sudikerta menghimbau masyarakat khususnya para generasi muda untuk terus meperhatikan kerlangsungan pertanian di Bali dengan mengembangkan berbagai teknologi untuk meningkatkan produksi pertanian di Bali. “Ide keratif para generasi muda sangat penting untuk meningkatkan dan memperbaharui teknologi pertanian di Bali, agar lahan-lahan pertanian tidak punah akibat alih fungsi lahan. Untuk itu, marilah para generasi muda mulai sekarang jangan segan untuk terjun kedalam dunia pertanian”, ujarnya.
Sementara itu, Causa Imam Karana mengatakan bahwa program pengembangan padi semi-organik di Subak getas yang baru dimulai tahun 2016 ini, merupakan replikasi dari keberhasilan pengembangan Klaster Padi di Pulagan yang telah berhasil meningkatkan hasil panen dan mengembalikan kesuburan serta unsur hara tanah. Hal tersebut dibuktikan dengan meningkatnya hasil panen secara bertahap dari sebelumnya rata-rata 5,5 ton/Ha meningkat menjadi rata-rata 7,8 ton/Ha pada tahap I, kemudian meningkat lagi menjadi rata-rata 9.4 ton/Ha pada tahap II. Disampig itu, Ia juga mengatakan bahwa penerapan teknologi baru ini , membawa perkembangan yang sangat pesat pada pertumbuhan padi dimana pada umur 65 hari padi varietas Ciherang sudah mulai berbulir dan saat ini padi yang baru berumur 100 hari sudah siap panen, sedangkan dengan metode konvensional dibutuhkan waktu 116-125 hari agar dapat dipanen. Selain pertumbuhan yang pesat, sejak menggunakan perlakukan organik biota sawah seperti belut, tutu, kodok dan cacing tanah yang sebelumnya hampir punah, menjadi muncul kembali dan populasinya semakin meningkat. Ia berharap, penanaman padi dengan pola semi-organik dapat terus dikembangkan oleh Subak Getas dan secara bertahap diikuti oleh seluruh petani yang ada di Bali, agar keberadaan produksi beras di Bali dapat terus dipertahankan dan ditingkatkan sehingga peningkatan inflasi yang ditimbulkan oleh beras dapat ditekan secara berkesinambungan.
Pada momentum itu, Wagub Sudikerta bersama 70 orang anggota Subak Getas bersama-sama melakukan panen padi. (BB)