Hapus jejak, Dompet dan KTA Polisi Kuta yang Tewas Dibakar Tersangka
Selasa, 23 Agustus 2016
baliberkarya
Baliberkarya.com - Denpasar. Penyidikan kasus pembunuhan anggota kepolisian satuan lalu lintas Polsek Kuta, Aipda I Wayan Sudarsa yang dibunuh warga asing itu terus berkembang dan mengungkap fakta baru.
Selain memukul berkali-kali korban, untuk menghilangkan jejak, tersangka David James Taylor dan Sara Connor membakar identitas korban berupa KTP dan KTA polisinya.
Kapolresta Denpasar Kombes Hadi Purnomo, Sik menyatakan kedua tersangka warga asing ini tidak hanya mengaku memukul tetapi juga mengambil dompet dan handphone Aipda I Wayan Sudarsa.
"Tersangka mencoba menghilangkan barang bukti dengan memotong-motong KTP dan KTA (Kartu Tanda Anggota) korban kemudian membakarnya bersama dengan pakaian mereka yang berlumuran darah," ucap Hadi Purnomo di Denpasar, Selasa (23/8/2016).
Dari pengakuan tersangka, polisi kini sedang berusaha mencari barang bukti termasuk handphone korban yang dibuang di rawa-rawa di kawasan Jimbaran.
"Kami sedang berupaya mencari alat bukti sebanyak-banyaknya. Kemarin, rambut David juga diperiksa dan ternyata di rambutnya masih ada darah menempel. Sekarang masih dicek labfor dan mudah-mudahan identik dengan darah korban," ungkapnya.
Perwira dengan pangkat tiga melati di pundaknya ini mengaku tersangka David mengaku menyesal sudah berbohong dalam pemeriksaan pertama karena alasan takut dan kondisi kejiwaannya labil.
"Dari keterangan jujur David disimpulkan bahwa kasus meninggalnya Aipda Sudarsa hanya melibatkan dua orang tersangka. Sedangkan warga lokal yang sebelumnya disebutkan oleh Sara tidak ada," jelasnya.
Hadi Purnomo menegaskan jika pemicu kasus pembunuhan anggota Polsek Kuta gara-gara tas Sarah yang hilang. Korban dituduh oleh kedua tersangka mengambil tas ketika ditinggal pacaran di bibir pantai.
"Tas Sara itu berisi dompet, ATM dan uang. Setelah dilakukan olah TKP, ternyata tasnya ditemukan di sekitar TKP. Kemungkinan ada orang yang mengambil kemudian dibuang lagi,” tegasnya.
Menurut Hadi Purnomo, lantaran hanya korban yang dilihat berdiri di tangga pintu masuk Pantai Legian Kuta, kedua tersangka pun akhirnya menghampiri dan bertanya masalah tas yang hilang.
"Korban bilang tidak tahu hilangnya tas korban tetapi Sara tetap ngeyel. Kemudian David berusaha menggeledah korban sembari bilang polisi gadungan padahal sudah pakai uniform lengkap. Namanya polisi digeledah masyarakat dan dituduh mencuri tentu saja merasa tersinggung," terangnya.
Lalu, korban yang marah mendorong David hingga terjadi keributan. Saat itu, korban menindih David kemudian Sara membantu dengan menarik korban sampai tangan dan pahanya digigit dan giliran David menindih korban. "Nah ketika David dan korban masih bergumul, Sara pergi untuk mencari tasnya," tuturnya.
Disaat pertikaian itulah, David menemukan handphone dan dipukulkan ke korban dua kali sembari terus menanyakan soal tas. Karena kelelahan dan terlepas dari tindihan, korban terpaksa berbohong menunjuk tempat tas Sara.
David lalu beranjak kemudian mengambil botol bir dan memukul kepala korban. "David semakin beringas dan menyerang korban menggunakan pecahan botol," tandas mantan Kapolres Gianyar ini.(BB).