Memilukan! Puluhan Tahun Tak Bertemu, Dadong Nepen Jumpa Ibunya Dadong Wineng Kondisi Kritis
Minggu, 31 Juli 2016
Baliberkarya/ist
Baliberkarya.com-Jembrana. Suasana mengharukan tampak di rumah kelahiran dadong Wayan Wineng (100) yang berlokasi di Lingkungan Kebon, Kelurahan Baler Bale Agung, Negara.
Dadong Wineng yang menderita kanker kulit sejak sepuluh tahun, kini kondisinya makin kritis. Dari penuturan kerabat yang selama ini merawat dadong di rumah tuanya itu, sejak empat hari lalu tidak mau makan dan kedua matanya kini sudah tidak bisa terbuka.
Sementara, luka akibat kanker kulit basah di wajahnya makin menganga. Tubuh nenek juga makin kurus dan tinggal tulang. Nenek juga tampak lemas. Jika dipanggil juga tidak ada reaksi.
Demikian juga kakinya sudah kaku dan dingin bahkan tampak terlipat serta susah untuk diluruskan. Kondisi memprihatinkan tersebut sungguh membuat ibah bagi siapapun yang melihatnya.
Tidak terkecuali sejumlah relawan kemanusiaan bersama staf kelurahan Baler Bale Agung Negara, merasa sangat prihatin dengan kondisi dadong itu. Tanpa rasa jijik, mereka membersihkan tubuh dan wajah dadong itu dengan telaten.
Demikian juga pihak kerabat dan keponakan dadong itu juga sangat telaten membersihkan kamar di gubuk yang menjadi tempat berteduh dadong itu.
Sebenarnya, dadong tersebut memiliki seorang anak. Namun tinggal jauh di Desa Berangbang, Negara dan sejak bertahun-tahun tidak mau menemui dadong tersebut yang tidak lain adalah ibu kandungnya sendiri.
Didorong dengan rasa kemanusian, sejumlah relawan tergabung dalam Komunitas Relawan Jembrana (KRJ) beserta warga pergi ke Desa Berangbang guna menjemput anak dadong tersebut.
Ni Wayan Nepen (75) anak semata wayang dadong tersebut setelah dibujuk relawan dan diberikan pengertian, akhirnya bersedia pulang ke rumah ibunya. Tentu saja itu atas seizin suaminya.
Saat berada di rumah ibunya, nampak Nepen tak kuasa menahan tangisnya. Dengan linangan air mata Nepen yang memiliki satu anak dan 8 cucu ini memeluk erat-erat ibunya, seraya meminta maaf karena selama ini tidak pernah mengunjunginya.
"Saya sudah puluhan tahun tidak pernah menemui ibu, bahkan jujur saya sudah lupa kalau ibu saya masih hidup,” ujar Nepen lirih.
Yang paling membuat Nepen merasa bersalah dan berdosa, justru dia bertemu dengan ibunya pertama kalinya saat kondisi ibunya kritis. Mengetahui anaknya datang dan meminta maaf dadong Wineng hanya bisa terdiam, dengan mulut sedikit bergerak, sementara matanya berlinang air mata.
Nepen bukannya tanpa alasan tidak pernah menemui ibunya. Karena ketidakmampuan dan kondisi yang sakit-sakitan pula yang membuat mereka tidak pernah bertemu.
Di Berangbang keluarga Nepen dan suaminya juga termasuk kurang mampu. Bahkan rumah yang ditempati Nepen dan suaminya juga bantuan pemerintah.(BB).