Ini Sebab Rizal Ramli dan Sudirman Said Dikeluarkan Jokowi dari Kabinet Kerja
Kamis, 28 Juli 2016
inilah
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com - Nasional. Reshuffle Kabinet Kerja Jilid II telah digulirkan Presiden Joko Widodo, Rabu (27/7/2016). Dalam perombakan kali ini ada sejumlah nama baru yang ditarik dan ada juga yang 'ditendang' dari kebinet.
Dua dari nama menteri yang dicopot jabatannya oleh Presiden Jokowi adalah Menko Kemaritiman Rizal Ramli (RR) dan Menteri ESDM Sudirman Said (SS). Spekulasi pun berkembang. Pencopotan kedua menteri ini akibat ulahnya yang kerap membuat kegaduhan.
Dari data yang dikumpulkan, terdapat sejumlah kejadian yang belakangan disebut sebagai kegaduhan yang memang diciptakan kedua menteri itu. Baik secara pribadi atau kegaduhan akibat perang urat saraf dua mantan pembantu presiden itu kala masih duduk di kursi menteri.
Untuk Rizal Ramli, kegaduhan yang dianggap pertama dilakukannya terjadi tak lama setelah dilantik Presiden. Rizal meminta agar PT Garuda Indonesia Tbk membatalkan penambahan 30 unit pesawat Airbus A350. Rizal mengaku tidak ingin Garuda bangkrut dan telah membicarakan hal ini kepada Presiden Jokowi.
Pernyataan Rizal ini direspon dingin oleh Menteri BUMN Rini Soemarno. Rini mengisyaratkan tidak boleh ada pihak yang mencampuri urusan bisnis PT Garuda Indonesia Tbk, selain Menko Perekonomian dengan posisi bahwa Kementerian Keuangan bertindak selaku pemegang saham perusahaan milik negara, dan Kementerian BUMN sebagai kuasa pemegang saham.
Wakil Presiden Jusuf Kalla pun sempat meminta agar Rizal memahami terlebih dahulu persoalannya sebelum berkomentar di hadapan publik.
"Itu sudah ditegur oleh Presiden. Makanya, paham dulu, tidak pernah beli, baru penandatanganan letter of intent, saya berminat, bukan kesepakatan jual beli," kata JK ketika itu.
Dari pernyataan itu, RR memantik konflik baru dengan orang nomor dua di Indonesia itu. Bukannya memerdulikan teguran JK itu, RR malah menyoroti proyek pembangkit listrik 35 ribu Megawatt.
Dalam episode ini, RR menantang Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk debat publik terkait rencana pembangunan pembangkit listrik 35.000 megawatt. Ia menilai, ada hal yang perlu diluruskan dari proyek tersebut. Megawatt. Menurut dia, pembangunan proyek listrik lebih realistis dilaksanakan jika target dipangkas menjadi 16 ribu MW untuk lima tahun ke depan.
Rizal disebut berani mengritik JK karena berlindung di balik tulisan mantan Juru Bicara Presiden Gus Dur, Adhie Massardi. Dalam tulisan itu, Adhie menuding JK sebagai pihak yang menciptakan kegaduhan di internal pemerintah. Dia pun meminta JK untuk bersikap selayaknya negarawan yang mau menerima kritik.
"Kalau mau paham, minta Pak Jusuf Kalla ketemu saya, kita diskusi di depan umum," ucap Rizal saat itu.
Selain kegaduhan yang dihasilkan akibat perdebatannya dengan JK itu, RR juga menciptakan kegaduhan saat mengritik Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
RR dan Ahok terlibat perdebatan soal pelanggaran izin reklamasi di pantai utara Jakarta. Bahkan, keributan ini menyeret nama Presiden Jokowi ketika Rizal Ramli mengeluarkan keputusan untuk menghentikan proyek Pulau G milik Agung Podomoro Land selamanya.
Ahok pun meminta Jokowi yang memutuskan proyek reklamasi dilanjutkan atau tidak. Komentar Ahok itu ditanggapi sinis oleh Rizal Ramli. Ia pun menuding Ahok sebagai pejabat yang cengeng.
"Gimana jawabnya, jangan cengeng lah jadi orang (Ahok)," ujar Rizal Rabu (13/7/2016) lalu.
Izin reklamasi teluk Jakarta memang menuai perseteruan antara Ahok dan Rizal Ramli. Rizal ngotot, tiga kementeri, kelautan, LHK dan kemaritiman yang berhak mengeluarkan izin reklamasi. Ahok pun tak mau kalah. Dia mengatakan, gubernur DKI memiliki kewenangan setara dengan menteri.
"Eh anda juga jangan lupa ya, Gubernur DKI setara dengan menteri. Undang-undang yang tulis. Ini Gubernur DKI loh, undang-undang mengatakan khusus Gubernur DKI jabatannya setara dengan menteri," klaim Ahok di Balai Kota, Rabu (20/7/2016).
Selain itu, yang paling diketahui publik adalah perseteruan RR dengan SS pada Oktober 2015. Dalam episode ini, RR berseteru dengan SS soal rencana perpanjangan kontrak PT Freeport Indonesia. Perseteruan antar dua pembantu Presiden Jokowi itu bisa diredakan untuk beberapa waktu.
Namun tak lama berselang, perdebatan kedua pembantu presiden itu kembali meletup. Rizal Ramli mengomentari siaran pers Menteri ESDM Sudirman Said yang dipublikasikan sejumlah media pada Sabtu, 27 Februari 2016.
Rizal Ramli melalui akun Twitternya memposting sebuah meme dengan gambar wajah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said. Di samping gambar ada kutipan,
"Tidak usah berpolemik. Yang pura-pura berjuang untuk rakyat, yang menipu, yang suka mengklaim paling tahu, yang mau coba mengganti investor Masela berhentilah membohongi rakyat. Karena suatu saat akan terbongkar niat busukmu," Sudirman Said.
"Walah .. Walah .. Kok sibuk analisa kelakuan sendiri.. Lucu deh ..," kicau RR, Senin (29/2/2016).
Sedangkan, Sudirman Said juga tidak kalah dengan RR soal kegaduhan yang dihasilkan. Pertama, soal hasil audit forensik terhadap Pertamina Energy Trading Limited (Petral). Ia mengungkap carut marut bisnis bahan bakar minyak (BBM) oleh anak usaha Pertamina itu.
Hal itu diungkap SS dalam konferensi pers 'Membangun Lanskap Baru Sektor ESDM 1 Tahun Capaian Kinerja Kementerian ESDM di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Minggu (8/11/2015). SS mengaku, dari diskusi dengan menteri BUMN, ada 3 poin penting yang perlu menjadi catatan.
Pertama, terbukti, tercatat dalam berbagai dokumentasi Petral bahwa ada pihak ketiga yang ikut campur dalam proses pengadaan dan jual beli minyak mentah dan produksi BBM di Pertamina Energy Service Pte Ltd (PES), yang merupakan anak usaha Petral yang bertugas melakukan pengadaan impor minyak dan Bahan Bakar Minyak (BBM).
Kedua, pihak ketiga berhasil mempengaruhi personal-personal di PES untuk memuluskan mengatur tender dan harga.
Ketiga, akibat dari ikut campurnya pihak ketiga, Petral dan Pertamina tidak memperoleh harga terbaik ketika melakukan pengadan minyak maupun jual beli produk BBM.
"Ikut campurnya dari mulai mengatur tender, memunculkan harga hasil perhitungan sendiri. Pihak ketiga ini bukanlah pemerintah, bukan manajemen Petral, bukan juga manajemen Pertamina," ungkap Sudirman Said.
Setelah persoalan Petral, langkah SS melaporkan dugaan pencatutan nama Presiden Joko Widodo untuk perpanjangan kontrak PT Freeport juga dianggap menciptakan kegaduhan besar yang kerap diberi label 'Papa Minta Saham'.
Dalam kasus ini, SS melaporkan dugaan pencatutan nama Jokowi yang dilakukan oleh Setya Novanto yang kala itu menjabat sebagai Ketua DPR kepada Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD). Namun Sudirman menolak menyebut nama Setya Novanto secara terang-terangan.
"Saya dalam pertemuan dengan Majelis Kehormatan DPR telah menjelaskan nama, waktu, dan tempat kejadian dan pokok pembicaraan yang dilakukan oleh oknum salah satu anggota DPR dengan pimpinan PT Freeport Indonesia agar ditindaklanjuti," kata Sudirman kala itu.
Kasus ini sontak jadi perbincangan hebat. Mahkamah Kehormatan Dewan akhirnya menyidangkan kasus itu dengan pemanggilan sejumlah nama yang terlibat termasuk Dirut Utama PT Freeport Maroef Sjamsoeddin.
Pada akhirnya, kasus ini berujung pada pengunduran diri Setya Novanto sebagai Ketua DPR sesaat sebelum MKD membacakan putusdan hasil sidang pelanggaran etik, Rabu (16/12/2015).
Tidak hanya itu, SS juga kerap terlibat 'perang urat saraf' dengan Menko Kemaritiman Rizal Ramli. Terakhir, saling silang pendapat dilakukan antara dua rival ini terkait blok gas Masela.
Adu argumen dua menteri ini berlangsung sejak awal Februari dalam rapat terbatas kabinet membahas Blok Masela. Dalam rapat itu, Rizal dan Sudirman berselisih tentang skema pengembangan gas alam cair di Masela.
Blok ini menjadi perhatian karena bisa menggenjot penerimaan negara lebih dari Rp 500 triliun selama 24 tahun. Rizal condong ke pembangunan kilang di darat (onshore), sementara Sudirman mendukung pembangunan kilang lepas pantai (offshore).
Tak tanggung-tanggung, silang pendapat Rizal dan Sudirman dipertontonkan di publik lewat perang cuitan di dunia maya.
Pada akhir Februari, lewat akun twitternya @RamliRizal, RR mengirimkan sebuah meme Sudirman Said yang sedang melotot dengan dua telapak tangan menutup mulut. Ada kutipan langsung di gambar itu yang menyuruh supaya mengakhiri polemik dan berhenti membohongi rakyat kalau itu hanya untuk mengganti investor Masela.
Kutipan langsung dalam meme itu diambil dari keterangan pers Sudirman pada Sabtu 27 Februari lalu yang disebarkan ke media massa. Dalam narasi kicauannya, Rizal menyatakan, "Walah, walah. Kok sibuk analisa kelakuan sendiri. Lucu deh." Dalam bingkai yang sama, ada delapan potongan gambar tangan dengan telunjuk menuding ke arah gambar Sudirman.(BB/inilah).