RS Bali Mandara Mulai Beroperasi Pertengahan 2017
Minggu, 10 Juli 2016
Baliberkarya/ist
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com-Denpasar. Pembangunan fisik Rumah Sakit Bali Mandara saat ini terus dikebut penyelesaiannya dan direncanakan dapat mulai beroperasi pada pertengahan tahun 2017 mendatang.
Informasi tersebut disampaikan Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr. AA Dewi D.Kepakisan,MKM dalam orasinya di Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS), Minggu (10/7/2016).
Dewi Kepakisan menjelaskan pengerjaan fisik rumah sakit kelas B bertaraf internasional tersebut saat ini sudah rampung 65 persen dan ditargetkan kelar pada September tahun ini.
Sejalan dengan itu, Pemprov Bali juga segera menyiapkan peralatan dan tenaga medis sebagai pendukung utama operasional rumah sakit.
"Untuk peralatan, dialokasikan anggaran secara bertahap pada APBD Perubahan Tahun 2016 dan APBD Induk Tahun 2017," jelasnya. Sementara untuk rekrutmen tenaga medis menurutnya hal itu merupakan kewenangan BKD Provinsi Bali.
Lebih lanjut, ia memaparkan kapasitas rumah sakit yang beralamat di Jalan By Pass Ngurah Rai Sanur tersebut. RS Bali Mandara akan dilengkapi 176 bed dan 30 persennya khusus diperuntukkan bagi pasien kurang mampu atau kelas III. Rencananya, imbuh Dewi Kepakisan, RS ini akan dikelola dengan pola subsidi silang. Dalam artian, rumah sakit akan menawarkan layanan medis khusus bagi wisatawan seperti penanganan jantung.
Selain itu juga akan dikembangkan layanan medis yang berhubungan dengan estetika yang belakangan tengah diminati seperti bedah plastik, medical spa hingga program penurunan berat badan. Dana yang diperoleh dari pengembangan layanan itulah yang nantinya akan dimanfaatkan untuk menutupi biaya pengobatan pasien kurang mampu yang dirawat di kelas III.
Hanya saja, Ia menyebut, pengembangan layanan tersebut kemungkinan baru bisa dilakukan pada tahun ketiga.
"Karena biasanya operasional sebuah rumah sakit baru stabil di tahun kedua. Nanti akan evaluasi untuk pengembangan selanjutnya,” ujar dia.
Rencana operasional RS Bali Mandara diapresiasi peserta PB3AS antara lain Mantan Rektor Universitas Udayana Prof. Ketut Sukardika dan Ketut Wenten Ariawan.
Prof Sukardika berkeyakinan kehadiran rumah sakit milik Pemprov Bali ini akan mempengaruhi kemajuan dunia medis di Pulau Dewata. Sementara Wenten Ariawan menyebut, keberadaan RS Bali Mandara juga terkait dengan penyerapan tenaga kerja.
“Rumah sakit itu akan membutuhkan banyak tenaga kerja seperti dokter, perawat dan bagian manajemen,” ucapnya. Karena itu, dia menyampaikan terima kasih atas konsistensi Gubernur Bali Made Mangku Pastika dalam pembangunan Bali.
PB3AS kali ini juga diwarnai penyampaian aspirasi Gus Okta dari Gabungan Remaja Daerah (GARDA) Kabupaten Buleleng. Dalam orasinya, Gus Okta memaparkan bahwa GARDA merupakan sebuah komunitas remaja yang bergerak di bidang penanganan sampah plastik.
“Sudah empat tahun kami melakukan berbagai aksi dalam memerangi sampah plastik,” ujarnya. Gus Okta sangat berharap perhatian dari pemerintah agar komunitas itu dapat melakukan gerakan yang lebih optimal.
Berikutnya tampil Kepala Biro Aset Setda Provinsi Bali Ketut Adiarsa. Dalam orasinya, Adiarsa berbicara mengenai aturan pemanfaatan aset. Sesuai aturan, ujar dia, aset milik pemerintah dapat dimanfaatkan untuk dua hal yaitu sebagai penunjang tugas pokok dan fungsi pemerintahan atau ruang umum. Selain itu aset juga dapat dikelola menjadi fungsi budgeter.
"Aset yang tak dimanfaatkan untuk penunjang tupoksi pemerintahan atau ruang publik, bisa dikelola untuk mendongkrak PAD agar keberadaannya tak menjadi beban," ujarnya. Saat ini, tambahnya, Pemprov Bali tengah gencar melakukan penataan aset yang tersebar di sembilan kabupaten/kota. Untuk kepentingan ini, dia berharap kerjasama masyarakat agar melaporkan apabila mengetahui ada aset pemerintah yang disalahgunakan oleh oknum tak bertanggung jawab.
Dengan penataan yang baik, dia berharap ke depannya aset pemprov dapat memberi manfaat yang lebih besar bagi pembangunan.(BB)