Puluhan Pemangku Kahyangan Tiga Dapat Pencerahan
Senin, 02 Mei 2016
baliberkarya
Baliberkarya.com- Puluhan pemangku Kahyangan Tiga di Kabupaten Gianyar mengikuti “Seminar Kepemangkuan” yang digelar Dinas Kebudayaan di Ruang Sidang Kantor Bupati Gianyar, (28/4/2016). Seminar bertujuan meningkatkan pengetahuan pemangku tentang agama Hindu, kewajiban dan batas-batas menjalankan upacara yadnya.
Narasumber seminar sehari ini adalah Ida Pedanda Gede Made Gunung Gria Purnawati Blahbatuh dan Ida Pedanda Gria Bakbakan Gianyar, yang dipandu I Gustu Agus Susena.
Ida Pedanda Made Gunung lebih banyak menjelaskan tentang Hindu kekinian, mulai dari perkembangan nama agama, penerapan ajaran Hindu di Bali melalui konsep Andabwana, agama sebagai jiwa semua aktifitas umat Hindu di Bali dan berhubungan dengan adar, seni dan budaya di Bali, serta mengulas tokoh-tokoh agama yang berjasa seperti Rsi Markandya, Mpu Kuturan yang berhasil menyatukan sekte yang ada di Bali dan menelorkan konsep Tri Murti serta Ida Danghyang Dwijendra dan Ida Danghyang Astapaka.
Disinggung juga banyaknya saudara di Bali ingi memasukkan budaya India ke Bali dengan alasan paling asli Veda, paling benar dan sebagainya. Menurut Ida Pedanda Made Gunung, Kehinduan di Bali tidak semua pengaruh dari India. Buktinya, di India tidak ada orang Hindu yang boleh mengubur mayat bila ada kematian. Tetapi di Bali sangat lumrah mengubur mayat. Di india tidak ada potong gigi, tidak ada desa adat, pura kahyangan tiga, banjar, dan di Bali semuanya ada.
“Apakah itu salah? Tidak ada yang salah sebab Veda sebagai wahyu Tuhan memiliki sifat mengayomi, mengangkat dan memaknai budaya local,” jelas Ida Pedanda Made Gunung. Lalu yang mana benar antara Hindu di India dengan di Bali? Jawabannya sama-sama benar. Di India sangat bagus untuk di India dan yang di Bali sangat bagus unuk di Bali. Ibaratnya seperti makanan, capcay dan komoh sama-sama enak dan sama-sama makanan, tetapi jangan dicampuradukkan karena akan beda rasanya.
Sementara Ida Pedanda Gria Bakbakan, lebih banyak menjelaskan wewenang, tugas dna kewajiban terhadap pemangku, disiplin kehidupan pemangku dan tata cara pemangku melaksanakan piodalan di Pura dan pengastawan pemangku.
Kepala Dinas Kebudayaan IGN Wijana mengatakan, tujuan dari seminar ini untuk meningkatkan pengetahuan para pemangku tentang agama Hindu sehingga bisa sama persepsi dalam menjalankan kewajiban sebagai seorang pemangku. (bb)