Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

JL. Patih Nambi XII No.5, Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara

Call:081353114888

redaksi@baliberkarya.com

Gubernur Koster Buka-Bukaan Kondisi Bali Saat Ini Dari Lahan Terkikis hingga Budaya Terkoyak

Jumat, 11 April 2025

Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

Foto: Gubernur Koster dalam Rapat Koordinasi Percepatan Pelaksanaan Program Pembangunan Bali 2025-2030 di Kantor Gubernur Bali, Denpasar, Jumat (11/4/2025).

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Gubernur Bali Wayan Koster membeberkan sejumlah masalah dan tantangan yang dihadapi Provinsi Bali dalam beberapa tahun terakhir. Masalah pertama yang dihadapi Bali adalah alih fungsi lahan produktif, sampah, terjadinya kerusakan ekosistem lingkungan, serta ancaman ketersediaan air bersih dan kemacetan.

"Kesenjangan ekonomi wilayah Sarbagia (Denpasar, Badung, dan Gianyar) dan luar Sarbagia," kata Gubernur Koster dalam Rapat Koordinasi Percepatan Pelaksanaan Program Pembangunan Bali 2025-2030 di Kantor Gubernur Bali, Denpasar, Jumat (11/4/2025).

Selain itu, lanjut Gubernur Koster, Bali tengah diterpa permasalahan kapasitas infrastruktur dan transportasi publik yang tidak memadai. Tidak hanya itu, masyarakat Bali juga mulai kesulitan mengembangkan usaha, praktek pembelian aset dengan memakai nama masyarakat lokal Bali. 

"Kasus narkoba, prostitusi dan keamanan yang semakin meningkat serta munculnya komunitas orang asing yang eksklusif," ungkap orang nomor 1 di Bali ini.

Gubernur Koster menyebut, isu alih fungsi lahan di Bali meningkat signifikan pasca pandemi Covid-19. Hal ini membuat lahan-lahan produktif semakin berkurang. Ia mencatat, cadangan beras pulau seribu pura kini hanya mencapai 53 ribu ton atau lebih rendah dibanding lima tahun lalu yang menyentuh 100 ribu ton lebih.

"Nah ini kalau tidak dikendalikan alih fungsi lahannya ke depan ngga usah 100 tahun, ngga usah 50 tahun, mungkin beberapa puluh tahun ke depan kita akan menghadapi ancaman ketersediaan pangan, kita akan menjadi bergantung dengan sumber pangan dari luar dan itu bahaya. Jadi itu sama artinya menyerahkan nasib kepada luar, tidak bisa kita kelola dengan sumber daya yang kita miliki sendiri. Ini harus kita atasi," sebut doktor lulusan ITB Bandung tersebut.

Ketua DPD PDIP Bali tersebut Juga menjelaskan, Bali juga diterpa isu penodaan tempat-tempat suci serta rusaknya pakem dan ke orisinal budaya Bali. "Ini makin tinggi terjadi di Bali yang harus kita jaga sama-sama," harap Gubernur asal Desa Sembiran, Buleleng tersebut.(BB).


Berita Terkini