Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

JL. Patih Nambi XII No.5, Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara

Call:081353114888

redaksi@baliberkarya.com

Data Komang dan Ketut, Gubernur Wayan Koster Rancang Sensus Kebudayaan Bali di Desa Adat

Selasa, 08 April 2025

Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

Ket foto : Gubernur Bali Wayan Koster

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Gubernur Bali, Wayan Koster menerima kehadiran Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali pada, Selasa (Anggara Kliwon, Julungwangi) 8 April 2025 di Jayasabha, Denpasar dalam rangka silahturahmi sekaligus perkenalan Kepala BPS Provinsi Bali, yang baru dijabat oleh Agus Gede Hendrayana Hermawan.

Dihadapan Gubernur Bali, Wayan Koster, Agus Gede Hendrayana Hermawan melaporkan bahwa dirinya mendapat tugas baru dari Kepala Badan Pusat Statistik, Amalia Adininggar Widyasanti sebagai Kepala BPS Provinsi Bali, dan program yang terdekat akan dijalankannya di Bali ialah Sensus Ekonomi. Karena itu, pria asal Desa Gobleg, Buleleng ini memohon doa restu sekaligus tuntunan kepada Gubernur Bali dalam menjalankan program statistik di Bali.

Kepala BPS Bali juga melaporkan, bahwa Pemerintah Provinsi Bali menjadi lembaga pemerintahan daerah di Indonesia yang terbaik secara nasional dalam penyelenggaraan Statistik Sektoral."Kami merasa bangga memiliki Gubernur Bali, karena Bapak Wayan Koster paling akurat menggunakan data untuk dijadikan acuan dalam merancang program pembangunan di Bali," ungkap Kepala BPS Agus Gede Hendrayana Hermawan dihadapan Gubernur Wayan Koster yang terkenal sebagai dosen Kalkulus I, II , II dan IV, Ilmu Statistik hingga Metode Riset di Universitas Tarumanegara, Universitas Pelita Harapan, Universitas Negeri Jakarta, dan STIE Perbanas.

Gubernur Bali Wayan Koster mengucapkan selamat bertugas kepada Kepala BPS Provinsi Bali yang baru dilantik. Dalam pertemuan itu, Gubernur Koster lebih lanjut mengatakan, Pemerintah Provinsi Bali yang dipimpinnya selalu menggunakan data nasional di BPS sebagai acuan di dalam merancang program pembangunan. Karena itu, Gubernur Bali berpesan agar BPS lebih detail dan spesifik menyajikan data yang berkaitan dengan Bali.

Untuk Sensus Ekonomi, Gubernur Koster berpesan agar BPS tidak memasukan prasarana upakara di Bali seperti  canang dan daksina sebagai faktor inflasi, karena hal itu bagian dari unsur 'Niskala', kalau bahannya seperti busung/janur, bunga, pisang bisa dijadikan faktor inflasi. 

"Jadi perlu dilakukan kajian lebih dalam tentang ekonomi Bali, karena saat ini Bali sedang melalukan transformasi ekonomi melalui konsep Ekonomi Kerthi Bali yang didalamnya ada sektor pertanian organik, kelautan dan perikanan, Industri Kecil Menengah (IKM) hingga Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)," pinta Gubernur Koster.

Gubernur Bali jebolan ITB Bandung ini mengungkapkan Pemerintah Provinsi Bali sedang mempersiapkan program Sensus Kebudayaan Bali dengan lokasi di Desa Adat. Sensus ini bertujuan untuk perlindungan kebudayaan Bali, karena Bali ini dikenal akan kekayaan dan keunikan budaya-nya yang beragam. Semua kebudayaan itu ada di Desa Adat. 

"Nanti kita rancang, apakah BPS Provinsi Bali jadi penyelenggara Sensus ini dengan kerjasama, atau bagaimana nanti mekanisme, yang jelas data kebudayaan yang ada di Desa Adat ini harus detail kita miliki sebagai aset," kata Wayan Koster.

Gubernur Koster menyebut dalam Sensus Kebudayaan Bali ini juga akan ada Sensus jumlah penduduk krama Bali, untuk mengetahui secara spesifik jumlah dan pendidikan dari anak pertama (Wayan, Putu, dan Gede, red), anak kedua (Made, Nengah, dan Kadek atau Kade, red), anak ketiga (Komang, red), dan anak keempat. (BB)


Berita Terkini