Target 4 Tahun, Tamba Pastikan Gunungan Sampah Habis di TPA Peh
Senin, 03 Juni 2024
Ket poto: Bupati Jembrana I Nengah Tamba bersama Direktur Utama PT. Wisesa Global Solusindo Johan Agus Kurniawan
Baliberkarya.com - Jembrana, Pemerintah Kabupaten Jembrana bekerja sama dengan PT. Wisesa Global Solusindo untuk mengatasi tumpukan sampah bertahun-tahun di TPA Peh. Mesin pengolahan sampah yang didatangkan mampu menghasilkan RDF (Refuse Derived Fuel) sebagai campuran batubara dan pupuk kompos.
Bupati Jembrana I Nengah Tamba dikonfirmasi saat menerima kedatangan mesin pengolahan sampah di TPA Peh,mengaku selama bertahun-tahun tidak solusi untuk menangani tumpukan sampah yang ada di TPA Peh. Hal tersebut menurutnya sudah berbagai cara yang dilakukan Pemkab Jembrana untuk mengatasinya.
“Hari ini kita mendatangkan mesin pengolahan sampah, selama bertahun-tahun tidak ada solusi sampah satu pun, kita ini mencoba belum tentu berhasil juga. Apa yang kita kerjakan hari ini merupakan bagian dari proses dan hasilnya, nanti kita lihat apakah berhasil atau tidak, ini merupakan upaya-upaya yang selama ini kita lakukan untuk mengatasi sampah di Jembrana,” terangnya. Senin (3/5/2024).
Baca juga:
Ujian Bagi Pancasila
Menurutnya, pihaknya sebelumnya telah menargetkan PT Wisesa yang menyediakan mesin tersebut, dan selama 1 tahun telah bernegosiasi. Ia juga mengaku, untuk mendatangkan mesin tersebut Pemkab Jembrana tanpa mengeluarkan biaya dan tidak membebani APBD.
“Kita hanya menyediakan tempat dan menyediakan sampah. Ini merupakan sumbangan dari rekanan kita. Kita mendapat bantuan mesin sekaligus juga mendapat kerjasama dengan perusahaan PT. Solusi Bangun Indonesia (SBI). Hasil dari produksi mesin ini akan dipakai oleh SBI ini untuk RDF yang merupakan campuran batubara,” jelasnya.
Lebih jelasnya Tamba mengatakan, sampai hari ini penumpukan sampah yang ada di TPA Peh kurang lebih 100 ribu ton. “Mesin ini kapasitasnya 600 ton per hari kalau kita pekerjakan selama 12 jam. Kita nanti hanya pekerjakan hanya 8 jam saja, dengan asumsi sampah di TPA akan habis 3 sampai 4 tahun kalau ini berjalan secara normal,” ungkapnya.
Sementara Direktur Utama PT. Wisesa Global Solusindo Johan Agus Kurniawan yang juga merupakan pemerhati lingkungan menambahkan, Dirinya sebelumnya bekerjasama dengan pemkab untuk membeli sampah-sampah plastik. “Akan tetapi melihat ada gunungan sampah di TPA Peh, kami tidak berdiam diri ini juga tugas kami kalau dibiarkan gunungan sampah ini akan menjadi masalah untuk Jembrana,” ucapnya.
Ia menerangkan, mesin ini fungsinya untuk mengolah sampah menjadi RDF untuk campuran pembakaran batubara yang akan dipakai oleh SBI. “Kita sudah ajak kerjasama. Di Beberapa provinsi di indonesia diantaranya Jakarta dan Yogyakarta sudah ada mesin ini. Ini pertama kali mesin masuk ke Bali dan turun di Kabupaten Jembrana,” ujarnya.
Lebih jelasnya Johan mengatakan, kapasitas mesin tersebut sebanyak 300 ton per hari. Dalam mengoperasikan mesin tersebut di TPA Peh, pihaknya harus berhati-hati lantaran banyak tumpukan sampah tersebut mengandung gas metan. “Kami mohon doa supaya mesin ini berjalan dengan baik agar bisa mengurangi penumpukan sampah di TPA ini,” pungkasnya. (BB)