Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

JL. Patih Nambi XII No.5, Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara

Call:081353114888

redaksi@baliberkarya.com

Mantan Rektor Unhi Ida Pedanda “Profesor Gunadha”, Berpulang

Jumat, 10 Februari 2017

Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

istimewa

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com - Tabanan. “Sampun Lebar Ida Pedanda Rai Manuaba (duk Walaka Prof. Dr. Ida Bagus Gunadha, M.Si), hari Kamis, tanggal 9 Februari 2017 di Rumah Sakit Tabanan. Layon kelinggihang di Griya Kawan Anyar, banjar Wanasari Lebah, desa Wanasari Tabanan.”
 
Demikian status salah seorang kerabat Ida Pedanda Rai Manuaba, Prof.IB Tudha Triguna dalam akun Facebook-nya, Kamis (9/2/2017). Ketika diminta konfirmasi ke pihak kerabat yang lain, diperoleh informasi, memang benar Ida Pedanda berpulang.
 
Semasa hidup, almarhum yang di-diksa pada Purnama Kadasa, 3 April 2015, itu banyak mengabdikan diri di dunia keagamaan dan politik.
 
Padiksan Profesor menjadi Padanda, yakni Prof. Dr. Ida Bagus Gunadha, M.Si madiksa menjadi Ida Padanda Gde Rai Manuaba berlangsung di Griya Kawan, Banjar Wanasari Tengah, Desa Wanasari, Tabanan. Bersama istrinya, Ni Made Armini – Tjan Mei Kwee bergelar abhiseka Jero Istri Nawang Sasih.
 
Proses diksa ini dipimpin oleh Guru Nabe, Ida Padanda Istri Ketut Sunya dari Griya Pidada, Klungkung. Upacara padiksan yang bertempat. Bertindak selaku Guru Waktra adalah Ida Padanda Gde Putra Yoga dari Griya Tunjuk, Tabanan disertai dua Guru Saksi, yakni (1) Ida Padanda Putra Manuaba dari Griya Jaksa, Tabanan dan (2) Ida Padanda Gde Mas Diatmika dari Griya Perean, Kediri, Tabanan. Ida Padanda Gde Rai Manuaba bersama Jero Istri Nawang Sasih selanjutnya, berstana di Griya Kawan Anyar, Banjar Wanasari Blodan, Desa Wanasari, Kabupaten Tabanan.
 
Sebelumnya, Prof. Dr. Ida Bagus Gunadha, M.Si bersama Ni Made Armini sudah dinyatakan lulus dengan sempurna oleh Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia Kabupaten Tabanan saat Diksapariksa yang dilaksanakan pada 24 Maret 2015. Pada upacaradiksapariksa ini, hadir Ida Padanda Made Gunung memberikan sambutan, antara lain menegaskan pentingnya menguasai weda parikrama dan sasana kawikon bagi sulinggih. Apalagi pada era global yang ditandai dengan semakin ketatnya persaingan pada segala bidang kehidupan. Malahan dalam kasulinggihan, juga berlangsung persaingan antarsulinggih, baik alokapalesraya maupun sisya. Kemudian, pada 2 April 2015, sehari sebelum upacara
 
 
Padiksan dilaksanakan upacara Ngekeb. Rangkaian upacara Padiksan ini menandai perjalanan kehidupan Ida Pedanda Gde Rai Manuaba yang semasa walaka adalah seorang petualang intelektual malang-melintang di dunia politik.    
 
Semasa walaka, Ida Padanda Gde Rai Manuaba pernah menjadi guru agama Hindu, PNS di Kanwil P & K Provinsi Bali, dan akhirnya terjun ke dunia politik. Karier politik di Golkar yang lebih lama daripada PNS, antara lain pernah menjadi anggota legislatif di DPRGR Kabupaten Badung, DPRD Kabupaten Badung, DPRD Provinsi Bali, dan DPR/MPR RI. Dalam organisasi keagamaan Hindu pernah menjabat Ketua Gerakan Taruna Muda Hindu Dharma, Ketua Prajaniti Pusat, dan Sekretaris Jenderal Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat.
 
Petualangan intelektual ditandai dengan menamatkan studi Magister (S2) di Universitas Padjajaran, Bandung dan Doktor (S3) di Universitas Negeri Jakarta. Selepas dari petualangan politik dan intelektual, beliau kembali kembali dunia pendidikan ke Kampus Unhi, Denpasar sebagai dosen Kopertis Wilayah VIII. Di kampus inilah mencapai puncak karier akademisnya sebagai Guru Besar Bidang Etika Hindu, bahkan pernah menjabat Direktur Pascasarjana dan Rektor Unhi, Denpasar.
 
Sejak madiksa sejak 2015, Sang Profesor menuntaskan kewajibannya di dunia akademis dengan abhiseka yang disandangnya, beliau adalah Guru Loka. Ida Padanda Gde Rai Manuaba adalah guru bagi umat Hindu. Bukan hanya menjadi Profesor Etika Hindu, melainkan kini juga menjadi Guru Besar Tattwa dan Acara Hindu. Kehadirannya menjadi harapan baru bagi umat Hindu karena Tri Dharma Perguruan Tinggi yang diemban sebagai Profesor kemudian diperluas menjadi Tri Dharma Perguruan Kehidupan sebagai Guru Loka.
 
 
Guru Loka adalah guru kehidupan. Kenyataan, hampir seluruh pengalaman kehidupan mengandung nilai pendidikan. Oleh karena itu, kehidupan adalah proses pendidikan sepanjang hayat. Dalam kehidupnnya, setiap orang berupaya mengumpulkan pengetahuan benar dan perbuatan baik dalam rangka mencapai kebahagiaan. Di tengah-tengah mereka diperlukan guru kehidupan yang dapat membantu dan mendukungnya. Mulialah guru kehidupan. Selamat jalan Ida Pedanda Profesor, mahaguru kehidupan. (BB).


Berita Terkini