Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

JL. Patih Nambi XII No.5, Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara

Call:081353114888

redaksi@baliberkarya.com

Mangku Pastika: Masyarakat Jangan Terbawa Arus Ekstrim!

Minggu, 05 Februari 2017

Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

Baliberkarya.com/ist

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Kecenderungan gaya hidup ekstrim (di luar kebiasaan,red) yang belakangan banyak digandrungi kalangan tertentu cukup menyita perhatian Gubernu Bali Made Mangku Pastika. 
 
Dalam orasinya di Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS), Minggu (5/2/2017), Gubernur Pastika minta masyarakat tak terbawa arus gaya hidup ekstrim yang notabene memiliki banyak dampak negatif.
 
Pastika lantas mencontohkan hal kecil yang diamatinya di seputaran Lapangan Puputan Margarana Niti Mandala Denpasar Minggu pagi. Sekelompok anak bersepeda dengan bangganya membawa spanduk ‘Sepeda Gila’.  
 
“Berarti anak-anak senang dengan istilah yang ekstrim seperti itu,” ujarnya. 
 
Menurut Pastika, hal itu patut menjadi perhatian kalangan orang tua agar putra putri mereka jangan membiasakan diri dengan hal-hal berbau ekstrim. 
 
“Sebagai orang tua, kita berfkewajiban mengingatkan karena hal itu akan mempengaruhi kehidupan mereka selanjutnya,” imbuh dia.
 
Pastika tak memungkiri, kecenderungan ekstrim memang tengah melanda berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Belakangan dunia dikejutkan oleh terpilihnya sosok pemimpin yang di luar dugaan banyak orang. Jika dunia diibaratkan bandul atau pendulum, dia menilai saat ini gerakannya cenderung berada pada titik ekstrim. 
 
Namun Pastika mengingatkan agar masyarakat Bali tak ikut terbawa arus dalam kecenderungan ekstrim. Daerah Bali dengan kearifan lokalnya harus mengedepankan filosofi keseimbangan (harmoni) dalam menyikapi segala hal. 
 
“Jika dibaratkan pendulum kita harus tetap berada pada ritme gerakan yang seimbang di tengah-tengah,” harapnya. 
 
Meskipun tak bisa lepas dari pengaruh situasi politik nasional dan global, namun dengan berbagai kearifan lokal yang dimiliki, dia meyakini Daerah Bali akan tetap berada pada gerakan yang seimbang.  
 
“Mari kita jadikan Bali sebagai pusat kedamaian dan keseimbangan. Dari Bali, kita pancarkan vibrasi positif ke seluruh penjuru dunia,” tandasnya.
 
Sebagai wujud kontribusi Bali bagi perdamaian dunia, dalam kesempatan itu Pastika juga menginformasikan rencana digelarnya kegiatan Gema Bali Santhi di Lapangan Puputan Margarana Niti Mandala Denpasar, Minggu (12/2/2017) sore. Kegiatan ini menghadirkan 1.000 pemangku dari seluruh Bali dan akan menggelar doa bersama dan diiringi suara genta.
 
Pada bagian lain, Pastika kembali mengutarakan keprihatinannya pada peredaran narkoba yang belakangan menjadi ancaman makin serius bagi kalangan generasi muda. Menyikapi persoalan ini, ia minta para orang tua memantau perkembangan putra putri mereka dan memberi lebih banyak  program kegiatan alternatif. 
 
“Jangan biarkan anak-anak berdiam terus menerus di kamar. Mereka harus diberi lebih banyak aktivitas alternatif,” tuturnya seraya mengingatkan bahwa sebuah keluarga akan hancur jika salah satu anggotanya sampai terjerumus narkoba. 
 
Mengakhiri orasinya, Pastika menyampaikan apresiasi atas kehadiran sejumlah pembicara pada PB3AS.
 
PB3AS minggu ini dimanfaatkan sejumlah pembicara untuk menyampaikan berbagai aspirasi seputar perkembangan politik, pendidikan, pembangunan hingga spiritual. Ketua LSM Gerakan Solidaritas Masyarakat Bali I Wayan Lanang Sudira dalam orasinya menyampaikan pandangan tentang sosok pemimpin yang layak menjadi Gubernur Bali periode mendatang. 
 
Orasi senada juga disampaikan Ketut Wenten Ariawan. Selain berorasi tentang perhelatan Pilkada, Wenten Ariawan juga menyampaikan harapan agar Wilayah Nusa Penida dapat dialiri listrik secara merata. 
 
Sementara Made Bawa dari Denpasar menyampaikan harapan agar kampanye anti rokok makin digencarkan. Sebab selain merusak kesehatan, rokok juga merugikan secara ekonomi. Bahkan, dia menyebut kalau rokok sangat terkait dengan ancaman narkoba. 
 
“Kalau mau mencegah narkoba, stop dulu peredaran rokok,” imbuhnya. 
 
Nyoman Wisnaya yang tampil berikutnya menggagas sebuah ide digelarnya doa bersama bagi seluruh umat beragama. Selain itu, Wisnaya juga mengingatkan agar masyarakat mewaspadai modus penipuan ‘amplop merah’. Penipu biasanya menaruh ‘amplop merah’ di tempat umum. 
 
“Ketika kita buka, isinya adalah SIUP perusahan besar lengkap dengan kontak dan sebuah cek yang nilainya milyaran rupiah. Dan saat dihubungi, kita akan digiring ke ATM,” imbuhnya. Menurutnya, sejumlah orang menjadi korban dalam aksi penipuan ini.
 
PB3AS minggu ini juga dihadiri Mantan Rektor Universitas udayana Prof. Ketut Sukardika. Dalam orasinya, dia mengkampanyekan gaya hidup sehat lahir dan bathin. Selain itu, Sukardika juga menyinggung keberadaan RSUD Bali Mandara. Dia tak menginginkan rumah sakit kebanggaan masyarakat Bali itu nantinya hanya akan menjadi ‘Puskesmas Besar’.  
 
PB3AS kali ini juga dimanfaatkan Dinas Pendidikan Provinsi Bali untuk mensosialisasikan penerapan kurikulum terintegrasi P4GN (Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba). Kadis Pendidikan Provinsi Bali yang diwakili Kepala Bidang Pembinaan SMA Wayan Susila mengharapkan para guru menyelipkan materi pencegahan narkoba dalam semua mata pelajaran. 
 
Hal ini menurutnya sudah tertuang dalam nota kesepahaman yang ditekan Dinas Pendidikan  dan Badan Narkotika Nasional Provinis Bali. Selain menyelipkan dalam setiap materi pelajaran, dia menyarankan agar kampanye pencegahan narkoba juga dilakukan pada pertemuan wali murid. (BB)


Berita Terkini