Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

JL. Patih Nambi XII No.5, Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara

Call:081353114888

redaksi@baliberkarya.com

Akhiri Menduda, Cok Nindia Diusung Maju Cabup Gianyar

Minggu, 05 Februari 2017

Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

Baliberkarya.com/ist

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Gianyar. Nama Cokorda Gde Putra Nindia memuncaki poling internal Gerindra sebagai sosok yang layak jadi cabup.
 
Ketua Gerindra Gianyar, I Made Arta Arimbawa, Jumat (3/1/2017) mengatakan, secara resmi Gerindra memang belum menginventarisasi nama-nama figur Cabup.
 
Sesuai arahan DPP, untuk mengedepankan kader. Namun tidak menutup kemungkinan, Gerindraakan mengusung non-kader.
 
Hanya saja tetap mempertimbangkan komitmen untuk membesarkan Gerindra.
 
Meski belum resmi, sejatinya Gerindra sudah melakukan poling elektabilitas di internal.
 
Dari sejumlah kader yang disurvei, hasilnya mengejutkan. Peringkat teratas justru muncul nama non-kader, yakni Cok Nindia yang merupakan Panglingsir Puri Agung Peliatan.
 
Disusul oleh kader Gerindra yang kini menjabat anggota DPRD Gianyar, Ida Bagus Nyoman Rai, Cokorda Gde Putra Pemayun, dan Wayan Tagel Arjana.
 
Menurut Arimbawa, banyaknya aspirasi terhadap Cok Nindia karena diyakini akan memberikan kesejukan di tengah ketegangan politik di Gumi Seni Gianyar.
 
Sejak pensiun dari jabatan Sekda Gianyar, nama Cok Nindia seolah hilang dari pusaran politik dan pemerintahan. Bahkan beberapa pekan lalu, Cok Ninda mengakhiri masa dudanya dengan alasan lebih untuk memenuhi kewajiban adat.
 
Dikonfirmasi terkait namanya yang memuncaki poling di Gerindra, Cok Nindia mengaku sudah tidak tertarik terjun ke dunia politik. Hal ini disebabkan trand pemilih saat ini cenderung materialistis. Yakni, hanya berorientasi bantuan, sementara ketokohan dan program-program tidak lagi diutamakan.
 
Atas trend tersebut, Cok Nindia mengaku prihratin karena tidak akan membuat Gianyar tambah maju. Tetapi justru menambah utang.
 
Sebab untuk menyenangkan pemilih, pemimpin harus rela mengorbankan kepentingan umum.
 
“Kondisi ini sangat saya sayangkan, dan tidak mau terjerumus di dalamnya. Karena itu saya memilih untuk jadi penonton saja,” tandasnya.
 
Alasan lain tidak ingin lagi terjun ke politik, karena umurnya sudah 55 tahun.
 
Kata dia, umur segitu sudah tidak ideal lagi menjadi pemimpin Gianyar. Sebab menjadi seorang bupati harus energik, karena bersentuhan langsung dengan masyarakat.
 
“Saya sudah berumur, sudah tidak pantas. Apalagi sekarang banyak muncul tokoh-tokoh muda yang ingin tampil di Pilkada Gianyar,” katanya. (BB/tribun)


Berita Terkini