Konser Musik Spektakuler Satu Dasawarsa Kutus Kutus Dimeriahkan Artis Top Lintas Generasi dan Genre

  09 Desember 2023 HIBURAN Gianyar

Foto: Owner dan Founder PT Kutus-Kutus Herbal Bambang Pranoto bersama CEO Kutus Kutus Group Riva Effrianti berfoto bersama para artis yang akan mengisi pertujukan atau konser musik yang spektakuler dalam perayaan Satu Dasawarsa Kutus Kutus Festival pada Sabtu tanggal 9 Desember 2023.

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Gianyar. PT. Kutus Kutus Herbal menggelar perayaan Satu Dasawarsa Kutus Kutus dengan menampilkan artis-artis lintas generasi baik dari lokal Bali, musisi nasional Indonesia hingga artis mancanegara dalam suatu pertujukan atau konser musik yang spektakuler pada Sabtu malam 9 Desember 2023.

Acara yang dibuka dengan penampilan Sanggar Paripurna melalui pertunjukan semacam opera kecil ini menghadirkan artis papan diantaranya God Bless, Bagus Wirata, KPL Band, Joni Agung dan Double T, Padi Reborn, Via Vallen, Sawung Jabo dan Sirkus Barock, dan ditutup dengan penampilan salah satu DJ dunia nomor 7 yakni DJ Dash Berlin. 

“Satu dasawarsa Kutus Kutus kita telah ada di bumi tercinta Indonesia khususnya di Bali dan kita sekarang ingin melakukan hal luar biasa dengan mendatangkan para artis besar ini melalui pertujukan atau konser musik yang spektakuler dan unik,” kata Bambang Pranoto selaku owner Founder PT Kutus-Kutus Herbal dalam keterangan persnya didampingi CEO dari Kutus Kutus Group Riva Effrianti di sela-sela acara Press Conference Satu Dasawarsa Kutus Kutus di Hotel RV Gianyar Sabtu 9 Desember 2023.

Untuk artis yang ditampilkan dalam konser musik ini dinilai lintas generasi dan lintas genre, yakni God Bless digawangi oleh Achmad Albar pada vokal, Ian Antono pada gitar, Donny Fatah pada bass, Yaya Moektio pada drum dan Abadi Soesman pada keyboard ini merupakan grup rock sejak tahun 1970-an yang hingga saat ini dinilai sebagai salah satu legenda dalam musik rock Indonesia. 

Hadir pula Bagus Wirata yang merupakan seorang penyanyi asal Singaraja yang terkenal dengan nyanyiannya bersama alat musik ukulele dengan tagline “hoa hoe” di setiap panggungnya. Lalu ada penampilan KPL Band disebut “Kelompok Perajin Lagu” dan sekarang menjadi “Kelompok Pemusik Lansia” melantunkan lagu karya Bambang Pranoto sang penemu dan founder Kutu Kutus.

Ada juga Joni Agung & Double T, sebuah grup band dari Bali yang lekat dengan genre musik reggae. Joni Agung & Double T disebut-sebut sebagai ikon musik reggae berbahasa Bali dengan karya-karya original. Hadir pula, Padi Reborn (sebelumnya bernama Padi) adalah grup musik pop rock Indonesia yang memulai debut mereka di dunia musik Indonesia pada penghujung tahun 1990-an melalui singel Sobat dalam album kompilasi Indie Ten, yang mana lagu ini juga dimuat di album studio pertamanya, Lain Dunia (1999).

Penonton juga diajak menikmati dangdut koplo yang dibawakan Via Vallen dengan single pertama Via dengan judul “Selingkuh” dirilis secara nasional pada awal tahun 2015, hingga pada akhirnya ia melejit pada tahun 2017 berkat lagu fenomenal berjudul “Sayang”. Tidak kalah menarik penampilan dari Sawung Jabo dan Sirkus Barock. Pementasan konser “Sirkus Barock” selalu sarat dengan nuansa teatrikal, antara lain pentas “Kanvas Putih” di Taman Ismail Marzuki dan pentas “Tragedi” di Gedung Kesenian Jakarta.

Konser spesial ini juga dimeriahkan penampilan Dash Berlian, seorang Disk Jockey (DJ) musik elektronik Belanda yang memulai debut di tahun 2007 di Den Haag, Belanda. Dash Berlin terpilih sebagai DJ terpopuler ketujuh di dunia menurut DJ Magz pada tahun 2012. Penampilan DJ internasional yang terkenal dengan aliran Electonic Dance Musik (EDM) ini akan mampu membuat suasana makin meriah.

“Dari deretan DJ dunia Dash Berlin termasuk generasi muda makanya kami undang. Musiknya lebih bernyanyi, fresh, lebih cocok untuk Indonesia. Tidak hanya jedag jedug saja tap ada lirik lagu dan sebagainya. Ini adalah contoh yang untuk kita juga bisa belajar untuk mereka, karena musik EDM ini jadi trend musik berikutnya dan trend dunia juga mengarah ke electronic music,” ungkap Bambang Pranoto selaku owner Founder PT Kutus-Kutus Herbal.

Bambang mengaku dirinya kebetulan suka musik dan ingin membuat suatu pertunjukan musik yang spektakuler di setiap ulang tahunnya Kutus Kutus. Menurutnya, sejak perayaan HUT ke-6 dimeriahkan dengan pertujukan atau konsern musik di JCC (Jakarta Convention Center) yang saat itu pertunjukan musik dibuat secara orkestra dan berlanjut di perayaan HUT ke-7 dengan menampilkan sejumlah musisi band papan nama seperti Judika, DMasiv dan dikemas semacam rock festival.

Pada perayaan HUT ke-8 Kutus Kutus digelar juga pertunjukan musik yang istimewanya bisa menyatukan dua musisi dan band legendaris dalam satu panggung acara yakni Iwan Fals dan Slank. Kemudian perayaan HUT ke-9 Kutus Kutus di Medan juga dimeriahkan pertunjukan musik dengan menghadirkan Judika, Rosa, Risky Febian dan gongnya penampilan grup soft rock asal Australia yakni Air Supplay.

“Sekarang di perayaan HUT ke-10 Kutus Kutus kita gelar pertujukan musik yang lebih spektakuler dan unik. Mudah-mudahan ini bisa berkontribusi kepada perkembangan kemajuan musik Indonesia, bermanfaat dan punya daya seni luar biasa. Itu gaya Kutus Kutus. Untuk ulang tahun ke-11 saya sudah janjian sama Dash Berlin tak gegerin Belanda. Kita ada kastil di Belanda dan kita venue disana di ladang rumput kurang lebih 10 hektar. Jadi ulang  tahun ke 11 kita harapkan bisa di Belanda. Berangkat kita semua. No Problem,” ungkap Bambang.

Bambang mengakui alasannya mendatangkan musisi lintas generasi dan lintas genre dalam acara pertunjukan musik memeriahkan satu dasawarsa Kutus Kutus ini karena menyukai dan menghormati semua genre musik.

“Saya dari kecil senang musik dan mengalami beberapa generasi, di tahun 1970-an ketemu God Bless, terus ketemu mas Jabo, terus ketemu Padi. Terus saya ke Bali ketemu the best reggae man in Bali Joni Agung. Dan begitu agak kesini ketemu Mbak Via Vallen dan DJ Dash Berlin,” tuturnya.

Bagi Bambang musik adalah musik dan bahasa serta seni yang bersifat universal jadi tidak perlu dikotak-kotakkan. “Orang suka mendikotomi musik ini musik itu, mengkotak-kotakkan musik. Tapi paling tidak suka musik itu dikotak-kotakkan karena ini adalah ekspresi bahasa universal dari manusia dalam bentuk musikal. Dan itu tidak perlu diperdebatkan. Sekarang juga musik klasik disukai, EDM disukai atau kombinasi musik klasik dengan DJ tidak masalah. Sekarang ini dunia sudah emerging, hybrid dan kalau perlu tidak ada batas negara seperti lagunya Jhon Lenon Imagine, tidak ada batas ras, agama dan kita semua menjadi penduduk dunia. Dan kita berusaha dengan musik membuat dunia lebih layak dihuni,” pungkas Bambang tersenyum.(BB).