Survei Konsumen Oktober 2024, Keyakinan Konsumen Bali Tetap Terjaga
Senin, 18 November 2024
Ilustrasi (Ist)
Baliberkarya.com – Denpasar, Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) pada Oktober 2024 menunjukkan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi di Bali tetap terjaga. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Provinsi Bali pada bulan tersebut tercatat sebesar 142,8. Meskipun sedikit menurun dari bulan sebelumnya yang mencapai 145,7, indeks ini masih berada di area optimis (indeks > 100).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja, mengungkapkan bahwa optimisme konsumen tersebut didukung oleh tingkat inflasi yang terkendali serta momentum perayaan Hari Raya Kuningan. Sejalan dengan IKK Bali, IKK nasional juga tercatat stabil di angka 121,1, meskipun mengalami penurunan dari bulan sebelumnya sebesar 123,5.
Survei Konsumen merupakan survei bulanan yang dilakukan Bank Indonesia untuk mengukur tingkat keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi terhadap perekonomian ke depan.
Baca juga:
Koster-Giri akan Bangun Institut Adat Bali, Komitmen Lestarikan Budaya dan Tradisi Pulau Dewata
Erwin menjelaskan, tetap terjaganya Keyakinan Konsumen di Bali dipengaruhi oleh Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK). IKE menunjukkan pertumbuhan pada seluruh komponen, terutama Indeks Penghasilan Saat Ini dibandingkan enam bulan lalu, yang meningkat sebesar 2,9% (mtm) dari 137,0 menjadi 141,0. Di sisi lain, IEK juga tumbuh, terutama pada Indeks Ekspektasi Penghasilan enam bulan mendatang, yang naik 2,8% (mtm) menjadi 149,0.
Ekspektasi konsumen yang kuat diperkirakan akan mendukung peningkatan konsumsi rumah tangga, perkembangan investasi, serta daya saing dan produktivitas di Bali. Hal ini membuka peluang bagi pertumbuhan ekonomi Bali untuk tetap solid ke depan.
Namun, Erwin menekankan pentingnya menjaga daya beli masyarakat. Bank Indonesia bersama Pemerintah Provinsi Bali melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terus berkoordinasi untuk memastikan stabilitas pasokan dan harga komoditas. Hal ini dilakukan guna menjaga inflasi Bali tetap berada dalam kisaran target 2,5%±1%.
Selain itu, upaya menjaga daya beli petani juga menjadi perhatian. BI mendorong terbentuknya ekosistem pangan terintegrasi yang melibatkan Perumda sebagai offtaker untuk menjaga stabilitas harga dengan margin yang lebih berimbang antara petani dan konsumen. (Rls/BB)