Bendungan Palasari Mengering, Petani Jembrana Terancam Kekeringan
Minggu, 29 September 2024
Ket foto : Kondisi Bendungan Palasari Jembrana
Baliberkarya.com - Jembrana, Bendungan Palasari, sumber kehidupan bagi ribuan petani di Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, semakin mengering. Kondisi ini diperparah oleh musim kemarau panjang dan maraknya aktivitas penebangan liar di kawasan hutan sekitar.
Debit air di bendungan yang diresmikan Presiden Soeharto pada 1989 ini terus menyusut drastis. Akibatnya, para petani kesulitan mendapatkan air untuk mengairi sawah dan ladang mereka. Banyak di antara mereka terpaksa bergantung pada pompa air untuk memenuhi kebutuhan air pertanian.
Putu Sudarya, seorang warga Ekasari, mengungkapkan keprihatinannya atas kondisi ini. "Perambahan hutan sangat berpengaruh pada kondisi Bendungan Palasari. Kami sebagai petani sangat kesulitan mendapatkan air," keluhnya, Minggu (29/9/2024).
Baca juga:
Support Kenyemin Modification, Suyadinata Siapkan Program Satu KK Satu Sarjana Bagi Krama Badung
Ia berharap pemerintah dan aparat penegak hukum dapat bertindak tegas terhadap para pelaku penebangan liar untuk menyelamatkan sumber air bagi masyarakat. "Kami berharap ada tindakan nyata untuk menghentikan perambahan hutan," tegasnya.
Bupati Jembrana, I Nengah Tamba sebelumnya juga menyoroti pentingnya peran masyarakat dalam menjaga kelestarian hutan. Ia mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk ikut serta dalam menjaga hutan sebagai upaya mencegah terjadinya bencana kekeringan dan banjir. "Kita semua harus bahu-membahu menjaga hutan kita," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas PUPRPKP Jembrana, I Wayan Sudiarta, mengakui bahwa masalah sedimentasi di bendungan memang perlu penanganan serius. Namun, ia menjelaskan bahwa pengelolaan Bendungan Palasari berada di bawah kewenangan pemerintah pusat. (BB)