“Mebat” di Akhir Masa Bakti! Jelang Piodalan, DPRD Bali Pertahankan Kebersamaan
Jumat, 19 Juli 2024
Ket. Foto : Anggota DPRD Bali mebat kebersamaan saat piodalan di Pura Dharma Praja Udiana DPRD Provinsi Bali,
Baliberkarya.com - Denpasar. Bali merupakan Pulau yang dihuni oleh masyarakat yang mayoritas beragama Hindu dengan tradisi yang amat kuat. Salah satu diantaranya budaya “mebat” dalam kehidupan masyarakat di Pulau Dewata ini.
Sebagaimana disebutkan dalam Lontar Dharma Caruban, mebat merupakan tradisi mengolah serta mempersiapkan hidangan (suguhan) untuk keperluan yadnya (ritual Hindu,red). Pada lontar tersebut tertera pula, mebat disertai dengan tradisi megibung (makan bersama).
Pada umumnya, tradisi mebat dilakukan secara bersama-sama sehari menjelang pelaksanaan yadnya. Demikian halnya, dalam rangka Upacara Piodalan di Pura Dharma Praja Udiana DPRD Provinsi Bali, yang jatuh pada purnama kasa Sabtu (20/7/2024), Sekretariat DPRD Provinsi Bali bersama Pimpinan dan Anggota DPRD Bali melaksanakan “mebat kebersamaan”, Jumat (19/7/2024) di wantilan Kantor DPRD Provinsi Bali. Gelaran tradisi itu juga menghadirkan wartawan baik media cetak, online maupun elektronik dan kelompok ahli DPRD.
“Hari ini kami bersama-sama ‘mebat’ dalam rangka kebersamaan, kita menyambut piodalan besok ini juga sebagai wujud kebersamaan kami selama 5 tahun masa jabatan DPRD periode ini akan berakhir sehingga idenya pak ketua dan kami melaksanakan kegiatan seperti ini,” ucap Sekretaris DPRD Provinsi Bali, I Gede Indra Dewa Putra.
Baca juga:
Mimih Dewa Ratu! Diduga Terlilit Tali Layangan, Helikopter Bali Heli Tour Jatuh di Suluban
Sekwan berharap dengan adanya kegiatan mebat, rasa kebersamaan dan kekompakan antara pimpinan dan anggota dewan dan sekretariat sebagai pendukung bisa terus dilanjutkan di masa-masa mendatang, khususnya pasca pelantikan anggota DPRD 2024-2029 yang telah dijadwalkan Kemendagri pada 2 September 2024.
Wakil Ketua I DPRD Provinsi Bali, I Nyoman Sugawa Korry pada kesempatan tersebut mengatakan kegiatan mebat ini menunjukkan kebersamaan seluruh anggota DPRD Provinsi Bali yang selama 5 tahun bertugas dan segera akan mengakhiri pengabdian. “Kita tetap dalam satu bentuk kekeluargaan walaupun kita berada atau berasal dari warna partai yang berbeda. Kegiatan ini sebelumnya pernah dilakukan dan ini dirangkaikan dengan acara piodalan di Padmasana,” ucapnya.
Dengan mebat, kata Sugawa, jajaran pimpinan, fraksi dan anggota DPRD membangun kebersamaan melalui pelestarian adat dan budaya. “Kegiatan ini sangat bermakna. Kalau lawar itu kan terbuat dari bahan berbeda-beda kalau disatukan menjadi satu sajian makanan yang enak, sama seperti di DPRD ini kan berbeda-beda ada PDIP, Golkar, Gerindra, Demokrat dan sebagainya namun disatukan untuk mengawal pembangunan Bali. Kegiatan ini cerminan dari bersama menyatukan perbedaan untuk menghasilkan sesuatu yang terbaik,” tandasnya.
Hal senada disampaikan Wakil Ketua II DPRD Bali, I Nyoman Suyasa, kegiatan ini adalah kegiatan tradisi tahunan. “Setiap tahun kita menyelenggarakan piodalan, nah sebelum piodalan kita melaksanakan ngelawar. Ini sebuah adat Bali yang harus kita lestarikan dan juga ini merupakan kesempatan terakhir bagi teman-teman yang sudah purna tugas,” ucapnya.
Suyasa menambahkan, kegiatan mebat ini sekaligus juga sebagai perpisahan dengan teman-teman yang lain. “Jadi ini sebuah adat Bali yang harus dilestarikan,” pungkasnya.(BB)