Rangkul dan Pulihkan Korban NAPZA Kini Hadir Panti Rehabilitasi NAPZA Ashefa Bali
Rabu, 30 Maret 2022
Foto: General Manager Panti Rehabilitasi Narkoba Ashefa Bali, I Made Perwira
Baliberkarya.com-Denpasar. Bagi para pecandu Narkoba, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) kini hadir Panti Rehabilitasi NAPZA Ashefa di Bali. Panti Rehabilitasi NAPZA Ashefa di Bali ini merupakan cabang yang ke-8 yang ada di Indonesia.Â
Panti Rehabilitasi NAPZA Ashefa di Bali yang dikelola Yayasan Ashefa yang berpusat di Jakarta ini berada persis areal kawasan Hotel Damai di Jl Patih Jelantik No. 2 Desa Dauh Puri Kelod, Kecamatan Denpasar Barat, Bali.Â
General Manager Panti Rehabilitasi Narkoba Ashefa Bali, I Made Perwira menjelaskan, panti yang baru dibuka tersebut bisa menampung sebanyak 40 hingga 50 korban NAPZA. Namun dari 50 daya tampung itu, agar kondisi lebih nyaman, Made Perwira mengaku lebih baik menampung sekitar 20 hingga 30 orang pasien.
Menurut Made Perwira, tempat rehabilitasi milik Ashefa yang dibentuk pertama kali di Bali ini, dilihat sebagai upaya dalam mendukung pihak instansi seperti kepolisian, BNN, BNNP, dan LSM dalam memerangi narkoba.Â
"Kita punya misi untuk memberikan pelayanan terbaik untuk korban. Ada program 3 P yakni pulih, pengembangan diri dan produktif. Jadi korban tidak hanya diberikan wejangan, tapi kita bangun lagi, bina lagi agar bisa kembali ke masyarakat dengan produktif," kata Made Perwira saat ditemui disela Soft opening Panti Rehabilitasi NAPZA Ashefa Cabang Bali di Hotel Damai Denpasar, Rabu (30/3/2022).Â
Soft opening tersebut dihadiri para mitra dari Polda Bali, Polresta Denpasar, dan beberapa stakeholder terkait lainnya. Dibentuknya ruang rehabilitasi ini sebagai upaya merangkul korban, kemudian membantunya pulih, sadar, dan dapat meyakinkan lingkungan sekitarnya untuk menjauhi obat dan zat terlarang.
Di Panti Rehabilitasi Narkoba Ashefa di Bali ini memiliki kebijakan subsidi silang bagi pasien yang kurang mampu, namun normalnya mereka dikenai biaya Rp7,8 juta sampai Rp20 Juta, dengan waktu pengobatan dari satu minggu hingga 1 bulan.Â
Lebih jauh Made Perwira menjelaskan untuk waktu lebih, seperti program 3 bulan, maka akan dilakukan koordinasi lebih lanjut dengan pihak keluarga. Dalam 1 minggu awal, korban yang tiba akan menjalani tahap observasi. Dalam proses tersebut, korban tak hanya diminta melakukan pendisiplinan diri, namun terdapat alternatif lain seperti kegiatan membaca buku dan rencana pelatihan komputer.Â
"Untuk SDM, kita bekerjasama dengan stakeholder terkait, kita akan cari konselor yang terverifikasi, dokter dan psikolog yang kualifikasi," jelas Made Perwira.Â
Made Perwira mengaku selain bekerjasama dalam hal tenaga dalam proses perawatan, Ashefa juga menjajaki pihak-pihak yang menangani kasus narkotika di Bali. Pihaknya berada pada posisi fasilitator, agar mereka yang tertangkap dapat dialihkan ke Panti Rehabilitasi Narkoba dan mendapat penanganan yang tepat.Â
Rencananya Ashefa Bali pekan depan akan mulai didatangi para korban NAPZA yang diarahkan untuk pemulihan di Panti Rehabilitasi Narkoba tersebut. Made Perwira menegaskan Ashefa Bali sangat serius membantu para korban agar bisa pulih, produktif dan pengembangan diri untuk memaksimalkan potensi pasien sehingga dapat menjalankan fungsi sosialnya di masyarakat.
Rehabilitasi adalah cara paling ampuh yang bisa membantu korban lekas pulih dari penyalahgunaan narkoba. Ketergantungan narkoba sangat berbahaya untuk diri kita, karena bisa merusak kehidupan sosial.Â
Ashefa Griya Pusaka memberikan program rehabilitasi premium untuk korban penyalahgunaan narkoba untuk bangkit dari kondisinya saat ini. Dampak penyalahgunaan narkoba seperti sabu, ganja dan jenis lainnya akan sangat berbahaya. Terutama bagi kondisi fisik dan mental penyalahgunaannya.Â
Akibat konsumsi narkoba memiliki pengaruh buruk bagi diri sendiri dan lingkungan penggunanya, dampak penggunaan, tidak bisa dianggap sepele karena bisa menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan. Orang yang memiliki ketergantungan NAPZA perlu penanganan khusus untuk bisa pulih seperti kondisi semulanya.Â
"Mereka yang mendapatkan rehabilitasi yang baik dan tepat akan terbantu untuk pulih dan hidup lebih baik. Pemilihan tempat rehabmu akan mempengaruhi proses pemulihanmu," demikian Made Perwira mengakhiri.(BB).Â