Pemuda Manistutu Tanam Ribuan Pohon dan Kutuk Aksi Pembabatan Hutan
Rabu, 23 Juni 2021
Baliberkarya
Baliberkarya.com Jembrana - Aksi pembabatan hutan di Desa Manistutu sejumlah komponen masyarakat mengutuk aksi tersebut dengan menanan kembali ribuan pohon di hutan tersebut. Mereka juga mendesak pihak kepolisian untuk mengungkap pelaku pembabatan ribuat pohon muda di kawasan hutan tersebut.
Komponen masyarakat tersebut yang terdiri dari para pemuda, Subak, Desa Dinas hingga Desa Adat melakukan aksi penanaman pohon yang ditentukan oleh dinas kehutanan seperti Tangi, Tingkih, Jebugarum, Manggis, Durian, Apokat, Nangka, Aren dan tanaman kayu hasil hutan. Mereka mempunya prinsip meskipun 1000 dibabat, akan tanam kembali 10.000 pohon.
Ketua Pokdarwis Wirawana Pegubugan I Putu Edi Suarnaya yang juga meminpin acara ini mengatakan, kami secara sukarela bersama pemuda lainnya mengembangkan camping ground dan berupaya menghijaukan kembali hutan.Â
"Hati saya terketuk  untuk membangun desa dengan menjaga hutan tetap lestari. Banyak dari alam khususnya hutan memberikan manfaat bagi manusia. Dan sudah kewajiban manusia menjaga alam sehingga selaras," ujar pemuda yang sempat bekerja di Denpasar tersebut dan akibat pandemi dirinya pulang kampung.
Sementara Salah satu warga setempat yang merupakan mantan narapidana kasus ilegal loggin Ajik Suartawan mengatakan, kami sebenarnya sangat kecewa, mereka (pelaku pembalakan) ternyata lebih hebat dan pintar dari aparat, sampai tidak bisa  ditindak. Tetapi, ini tidak mematahkan semangat kami untuk mengembalikan hutan Manistutu ini lestari.
Diketahui Suartawan pernah dipenjara selama setahun lebih dikarenakan menebang kayu dan kini dirinya sadar dan menebus kekeliruannya dengan menjaga hutan. Dirinya bersama sejumlah warga termasuk muda-mudi di pinggir hutan Manistutu, merintis sejumlah program penghijauan secara swadaya. Â
"Untuk merintis sejumlah program tersebut, kami mengembangkan melalui Pokdarwis Wirawana Pegubugan dan juga mengembangkan Manistutu Camping Ground (Mantu Cager) di atas Bendungan Benel," jelasnya.
I Ketut Master, yang ikut merintis Pokdarwis, menyebutkan wisata alam yang dikembangkan ini bukan hanya menikmati keindahan suasana tepian sungai dan hutan di Manistutu semata. Tetapi juga mengetuk para pengunjung wajib ikut memiliki dengan wajib menanam satu pohon.Â
“Setiap tamu yang datang ke tempat kami, wajib menanam satu pohon. Bukan semata-mata untuk wisata, tetapi juga bagaimana para tamu ikut memiliki hutan Manistutu. Mengajak menghijaukan alam dan kembalikan hutan kami,†terang Master.
Pokdarwis menyiapkan, lanjut master, bibit tanaman yang ditentukan Kehutanan, seperti Tangi, Tingkih, Jebugarum, Manggis, Durian, Apokat, Nangka, Aren dan tanaman kayu hasil hutan. Harapannya selain untuk penghijauan, hasil yang pohon yang ditanam itu memiliki manfaat ekonomi untuk masyarakat sekitar hutan.Â
"Kawasan pinggir hutan yang dikelola ini saat ini tengah ditata tanpa mengesampingkan keasrian. Di samping sebagai upaya menjaga kawasan hutan dan beberapa tempat yang suci di kawasan hulu. Sekitar empat kilo dari lokasi, terdapat Pura Pegubugan yang merupakan titik pertemuan sungai Berangbang dan Manistutu. Â Pertemuan sungai di hulu ini terbentuk alami," ungkapnya
Pihaknya tidak akan putus asa. Apalagi upaya menghijaukan hutan ini mendapat dukungan dari Bupati Jembrana, Gubernur Bali, Kehutanan KRPH Bali. Kami tidak kapok dan tetap semangat. Â Kalau dipangkas sepuluh, kita tanam 1000 pohon. Â
Ditempat yang sama Perbekel Manistutu I Komang Budiana menyebutkan, tindakan pembabatan pohon itu sempat dirapatkan melibatkan pihak terkait Senin. Termasuk dari Subak abian dan Subak basah, Desa Adat, Balai Wilayah Sungai Bali Penida, KPH Bali Barat. Rencananya akan dilakukan kegiatan untuk menanam kembali di kawasan lokasi pembabatan tersebut. Â
“Kami tidak kapok, sekarang kami tinggal melakukan rapat dengan warga pengawen yang memang warga kami juga untuk menyadarkan dan pembinaan. Tidak semua jahat, kita jelaskan nanti apa itu LPHD, KTH dan Pokdarwis,†terangnya. Selasa (22/6).