Cuaca Buruk Pelayaran Selat Bali Tutup Dua Jam, Antrian Kendaraan Membludak
Minggu, 06 Januari 2019
Baliberkarya/dok
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com-Jembrana. Cuaca buruk siang hingga sore tadi kembali terjadi di Selat Bali. Akibatnya, pihak otoritas pelabuhan Ketapang-Gilimanuk terpaksa menutup pelabuhan selama dua jam lantaran membahayakan pelayaran. Antrian kendaraan akhirnya membludak.
Informasi yang berhasil dihimpun menyebutkan, hujan deras disertai anggin kencang terjadi di Selat Bali tadi siang sekitar pukul 13.00 Wita, namun saat itu arus penyeberangan Gilimanuk menuju Ketapang maupun sebaliknya masih berjalan normal dan lancar.
Akan tetapi semakin sore hujan semakin lebat dan angin semakin bertiup kencang. Kondisi tersebut mengakibatkan terjadinya kabut tebal di Selat Bali, sehingga jarak pandang nahkoda kapal sangat terbatas. Kondisi ini tentunya sangat membahayakan pelayaran, ditambah lagi arus deras dan gelombang tinggi berpotensi laju kapal keluar dari jalurnya atau bahkan hanyut terseret arus.
Tidak mau ambil resiko, otoritas Pelabuhan Ketapang - Gilimanuk atau pihak Syahbandar kemudian memutuskan untuk menutup sementara penyeberangan di Selat Bali. Penutupan ini mulai dilakukan pukul 13.30 Wita. Kapal-kapal yang sedang berlayar diperintahkan untuk merapat ke pelabuhan terdekat. Sementara kapal yang sudah selesai bongkar dan muat tetap sandar di dermaga pelabuhan, menunggu cuaca membaik kembali.
Penutupan penyeberangan Selat Bali ini tak pelak menimbulkan antrian kendaraan di areal parkir Pelabuhan Gilimanuk. Namun antrian tidak sampai meluber ke luar pelabuhan karena kebetulan kendaraan yang akan menyeberang ke Jawa agak lengang. Sementara infonya antrian kendaraan justeru membludak di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi didominasi sepeda motor dan mobil pribadi.
BACA JUGA : Desak Penjarakan Sudikerta, Togar Minta Dewa Rai Belajar Hukum Acara Pidana 'Jangan Provokatif'
"Kami putuskan untuk menutup penyeberangan di Selat Bali karena cuaca sangat buruk. Hujan deras, angin kencang menimbulkan kabut tebal sehingga jarak pandang nahkoda terbatas. Kondisi ini sangat membahayakan pelayaran," terang Syahbandar Gilimanuk Nyoman Suryantha, Minggu (6/1/2019).
Beruntung menurut Suryantha, sekitar pukul 15.30 Wita, hujan mereda dan cuaca di Selat Bali normal kembali serta dinyatakan aman untuk kapal-kapal berlayar, sehingga penyeberangan di Selat Bali kembali dibuka. Kapal-kapal kembali diizinkan untuk bongkar muat penumpang.(BB)