Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

JL. Patih Nambi XII No.5, Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara

Call:081353114888

redaksi@baliberkarya.com

Warga Protes Minta TPA Peh Ditutup, Ini Solusi Tamba

Rabu, 25 Juli 2018

Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Jembrana. Adanya protes warga terhadap keberadaan TPA yang berlokasi di Banjar Peh, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Jembrana dan meminta untuk ditutup karena sangat merugikan warga sekitar, ternyata disikapi oleh dewan.
 
 
Ketua Komisi III DPRD Bali I Nengah Tamba yang juga asli Banjar Peh, Desa Kaliakah, Negara meminta pemerintah daerah segera menyikapi protes warganya itu dan mencari solusi yang baik sehingga warga tidak merasa dirugikan dengan keberadaan TPA itu.
 
"Mereka adalah warga saya dan juga warga Jembrana. Hendaknya protes mereka ditanggapi. Mereka sampai protes karena merasa sangat dirugikan dengan keberadaan TPA itu," terang Tamba, Rabu (25/7/2018).
 
 
Menurut Tamba, sebenarnya warga sejak lama menyampaikan keberatannya dengan TPA tersebut lantaran menimbulkan bau yang menyengat serta pencemaran lingkungan, termasuk pencemaran air, sumber lalat dan nyamuk.
 
 
Sumur-sumur warga dengan radius sekitar 500 meter airnya tercemar oleh sampah-sampah yang dibiarkan menumpuk. Air sumur warga itu menjadi berubah warna hitam pekat dan sangat tidak layak komsumsi. Demikian juga air di saluran irigasi subak juga menjadi tercemar.
 
"Selama ini warga masih bisa nahan diri dengan kondisi itu. Tapi karena kebakaran kemarin yang menimbulkan kepulan asap tebal membuat masyarakat tidak sabar lagi. Untuk warga tidak sampai anarkis," ujar politisi senior Partai Demokrat ini.
 
 
Karena itu pihaknya menawarkan solusi bagi pemerintah darah untuk mengatasi masalah TPA yang over kapasitas tersebut. Solusinya dengan membangun satu TPA di masing-masing kecamatan. Sementara TPA Peh ditutup sementara untuk mempermudah perataan sampah yang ada sekarang sehingga tidak menggung.
 
"Jika di masing-masing kecamatan ada TPA jadi sampah dari seluruh Jembrana tidak menumpuk ke satu titik. Dengan demikian masalah di TPA Peh bisa diatasi. Jika pemerintah daerah ada keinginan pasti bisa dan lahan pasti ada," tutupnya.
 
Sebelumnya tumpukan sampah yang menggunung di TPA Peh, Selasa (24/7) dinihari terbakar dan menimbulkan asap yang megepul. Kondisi ini membuat warga sekitar protes dan meminta TPA Peh ditutup lantaran dianggap sangat merugikan masyarakat sekitar.
 
 
 
Sementara informasi yang berhasil dihimpun hari ini, Rabu (25/7) sore api yang berada di dalam tumpukan sampah belum bisa dipadamkan dan asap masih tetap mengepul. Sejumlah mobil pemadam kebakaran milik Pemkab Jembrana juga masih hilir mudik memadamkan api, namun usaha tersebut belum berhasil.
 
Pihak BPBD Jembrana Selasa (24/7) kemarin telah membagi-bagikan masker kepada warga sekitar untuk mengurangi dampak asap yang memang menyebar ke rumah-rumah warga. Satu unit alat berat juga dikerahkan untuk membongkar tumpukan sampah yang ternakar tersebut untuk mengetahui sumber apinya.
 
Perbekel Kaliakah Made Bagiarta sebelumnya mengatakan warganya sejak lama menyampaikan protes keberadaan TPA Peh karena sangat mengganggu dan merugikan warga. Protes warga tersebut juga telah diteruskan ke pemerintah daerah, namun belum ada solusi hingga kini.(BB)


Berita Terkini