Jumlah Pengungsi Mandiri Erupsi Gunung Agung, Karangasem Terus Meningkat
Jumat, 29 Juni 2018
berbagai sumber
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com-Karangasem. Hingga pukul 23.00 wita jumlah pengungsi erupsi Efusi Gunung Agung yang terjadi pada Kamis (28/6) terus meningkat.
Hal ini dilaporkan oleh Kalak BPBD Karangasem Ida Bagus Ketut Arimbawa kepada Baliberkarya.com.
Data yang berhasil dihimpunnya sejak Kamis (28/6) siang hingga pukul 20.30 wita telah datang pengungsi dari dusun Kubu Pangi, Desa Jungutan kurang lebih 50 orang dan dusun Untalan kurang lebih 20 orang.
"Kita masih pendataan di lapangan, hanya ngungsi dalam satu desa. Dari Desa Jungutan mengungsi di Banjar Tengah dan eks SD 2 Sibetan dan memang terkait aktivitas gunung api Agung yang mengalami tremor dan suara gemuruh dari tadi siang untuk lebih amannya warga yabg berada di KRB 3 yang paling dekat dengan kaki Gunung Agung memutuskan untuk mengungsi malam ini ke Desa Sibetan untuk lebih amannya," ujarnya Jumat (29/6).
Pihaknya juga melaporkan hasil pemantauan di Banjar Dinas Kedungdung, Desa Besakih, Kecamatan Rendang. Dimana pengungsi berasal dari Banjar Temukus, Desa Besakih dan Desa Kesimpar, Kecamatan Abang.
"Total jumlah pengungsi kurang lebih 100 orang," terangnya seraya memastikan akan melaporkan perkembangan kondisi di lapangan selanjutnya.
Sebelumnya informasi yang berhasil Baliberkarya.com himpun sekitar 309 warga dilaporkan telah mengungsi secara mandiri, atas hal ini menurutnya jumlah pengungsi diprediksi akan terus meningkat.
"Itu data lama (red,309) Rendang belum masuk," imbuhnya. Ini yang terbaru sekitar 300 warga Sebun desa Sebudi bergeser dari rumahnya dengan tempat di Kantor Camat Selat itu pukul 21.39 wita," ungkapnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, sekitar pukul 10:30 WITA intensitas emisi gas Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali mengalami peningkatan dengan disertai abu tipis.
Emisi gas dan abu terjadi secara menerus dengan ketinggian berkisar 1500-2000 m di atas puncak dan hingga kini masih berlangsung. Arah sebaran abu utamanya ke Barat kemudian membelok ke Baratdaya.
Hal ini dikonfirmasi oleh Tim PVMBG yang melakukan pengecekan di lapangan, hujan abu dengan intensitas tipis teramati di sekitar Desa Puregai (7 km dari puncak). Sampai saat ini (18:00 WITA), aktivitas emisi gas dan abu ini masih terus berlangsung dengan ketinggian relatif konstan di kisaran 1500-2000 m di atas puncak. VONA telah dikirimkan pada pukul 15:01 WITA dengan kode warna Orange.
Secara seismik teramati peningkatan amplitudo seismik secara cepat dalam tempo 12 jam terakhir. Kegempaan didominasi oleh gempa-gempa dengan konten frekuensi rendah yang dimanifestasikan di permukaan berupa emisi gas dan abu (hembusan). Gempa-gempa ini kemudian semakin rapat dan membentuk tremor menerus sejak sekitar pukul 12:30 WITA.
Secara deformasi teramati inflasi sejak 13 Mei 2018 hingga saat ini dengan uplift sekitar 5 mm. Hal ini mengindikasikan masih adanya pembangunan tekanan oleh magma di dalam tubuh Gunung Agung. Hingga saat ini, inflasi tubuh Gunung Agung masih belum mengalami penurunan.
Secara geokimia, gas-gas SO2 terakhir kali terukur dengan fluks pada kisaran 200 ton per hari. Hal ini mengindikasikan masih adanya pergerakan magma dari dalam tubuh Gunung Agung menuju ke permukaan.
Dari citra satelit terkini pada tanggal 28 Juni 2018 dini hari tadi teramati Hotspot (titik panas) di permukaan kawah yang mengindikasikan adanya material panas di permukaan kawah. Material panas ini kemungkinan berupa lava baru yang dikeluarkan (efusi) pasca erupsi pada Rabu (27/6) malam.(BB)