Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

JL. Patih Nambi XII No.5, Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara

Call:081353114888

redaksi@baliberkarya.com

Begini 'Kisah Asmara' Sosok Pahlawan Ni Wayan Sureg dengan Pejuang Nyoman Sundri

Sabtu, 21 April 2018

Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

berbagai sumber

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Tabanan. Bersama 60 wanita lainnya di Banjar Cau, Desa Tua, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan, Bali, Ni Wayan Sureg berperan menyiapkan dan membawa bahan makanan untuk Tentara Indonesia maupun pasukan "Ciung Wanara" pimpinan I Gusti Ngurah Rai. 
 
 
Selain menyiapkan makanan, Ni Wayan Sureg dalam organisasi di masa perang bernama Unita (Perkumpulan Wanita) Cau juga menyiapkan sajen, membersihkan senjata, menyiapkan tempat persembunyian, hingga menggali kuburan untuk penguburan tentara yang meninggal di medan tempur.
 
Nah, karena suasana perang yang tak kunjung usai, masa remaja Ni Wayan Sureg dan kawan - kawan tentu tak seindah remaja putri saat ini. Meski begitu, asmara tak pernah mengenal keadaan. Ketika cinta itu bersemi, langit runtuh sekalipun tidak akan pernah diperdulikan oleh sejoli yang lagi kasmaran.
 
Ini pula yang terjadi dengan Ni Wayan Sureg seorang veteran pejuang perempuan yang lainnya yang masuk kumpulan "mereka yang terlupakan" atau mungkin "sengaja dilupakan". 
 
 
 
Dengan perannya yang selalu menyiapkan makanan untuk para pejuang, termasuk di malam hari, membuatnya intens bertemu dengan seorang pejuang bernama I Nyoman Sundri, yang juga berasal dari Cau.
 
Dari intensitas pertemuan itulah akhirnya keduanya dalam setiap jamuan makan malam, membuat keduanya saling jatuh cinta. Malam - malam selanjutnya, saat jamuan makan malam adalah waktu bagi keduanya untuk berbagi cerita, karena siang harinya I Nyoman Sundri harus bergabung dengan pasukan dan bergerilya.
 
Ni Wayan Sureg bahkan lupa, tahun berapa persisnya ia dinikahi sang pujaan hati, I Nyoman Sundri. Perempuan kelahiran 1928 itu memperkirakan, dirinya dipersunting saat masa perang, jelang usianya 20 tahun. 
 
 
Keduanya kemudian dikaruniai 4 orang anak, namun dua di antaranya meninggal dunia saat kecil lantaran sakit. Bahkan pada tahun 1960-an, suaminya I Nyoman Sundri juga dipanggil Tuhan karena menderita sakit.
 
Ni Wayan Sureg kini berusia 90 tahun. Langkahnya memang sudah tak segesit dulu lagi. Tetapi jangan salah, ia masih tampak kuat. Bicaranya bahkan fasih. Pendengarannya tajam dan ingatannya pun masih sangat kuat.(BB).


Berita Terkini