Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

'Habis Pakai' Langsung Ditangkap. Ini Pengakuan PL 888 KTV yang Merasa Dilecehkan

Kamis, 12 April 2018

baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Badung. Dua orang yang ditangkap pada penggerebekan yang dilakukan oleh Polresta Denpasar pada Sabtu (7/4) lalu di sebuah kamar hotel (sebelumnya ditulis KTV 888 Karaoke) Berry Glee, Jalan Raya Kuta, Badung menyisakan polemik baik dari tim Kuasa Hukum 888 KTV yang dimotori I Wayan Puspa, Tjokorda Alit Budi Wijaya, dan partner.

Kuasa Hukum dari Empat Pilar law office ini melayangkan protes kepada oknum yang diduga polisi menyamar yang memanfaatkan salah satu Pemandu Lagu (PL) dan rekannya sehingga mereka mau melakukan berhubungan badan dengan bayaran paket sekira Rp3.,3 juta.

Aroma prostitusi di hotel tersebut terendus petugas dimana Pihak Kepolisian Polresta Denpasar Unit Judi dan Asusilanya menyamar sebagai oknum tamu hotel dan membooking para PL.

tersangka (papi) yang belakangan menjadi saksi korban

Pengakuan salah satu tersangka (papi) sebelumnya berstatus tersangka yang kemudian belakangan menjadi korban ini, bahwa para oknum tersebut chek in di hotel sekitar tanggal 6 April 2018 dan menyewa dua kamar.

"Mereka kemudian ke tempat karaoke dan bertanya kepada saya apakah ada PL yang bisa diajak 'main' kemudian kita tanya ke PL dan akhirnya kita sediakan RS tapi dia memilih NA dan memaksa NA untuk melayani tamu. Saat itu kita dicekoki minuman sampai kita mabuk dan selebihnya mungkin bisa ke NA," ucap Papi yang disebut-sebut sebagai Germo ini, Rabu (11/4) seraya menambahkan oknum tersebut juga berupaya mencari narkoba namun dengan tegas dia (papi) mengaku di karaokenya tidak menyediakan barang haram tersebut.

NA (korban) salah satu PL yang mengaku dijebak oleh oknum tamu hotel

Pengakuan NA yang mengaku dibawa ke sebuah kamar Hotel Berry Glee oleh oknum (diduga polisi) dimana menurut pengakuan NA, yang sebelumnya tersangka namun kini menjadi saksi korban, bahwa tamunya membayarnya sekitar 3,3 juta lebih.

"Saya dibawa ke kamar dan disana dia menyuruh saya mandi dan bahkan menyuruh mandi keramas dan yang lama tapi saya gak mandi saya hanya ke toilet dan kemudian dia membawa alat kontrasepsi kemudian dia mengajak saya berhubungan badan," aku NA berkaca-kaca.

Yang disayangkan olehnya adalah, bahwa si oknum ini ketika selesai berhubungan badan menyuruhnya untuk berpakaian dan dia melihat alat kontrasepsi bekas pakai sudah dibawah meja.

"Saya gak melihat dia membuangnya memang tapi saya lihat dibawah meja, dan kemudian pintu diketuk dan muncul dua pria dan satu wanita. Mereka memeriksa saya karena memang saya gak pakai narkoba. Sayangnya, dan anehnya oknum pria yang menyewa saya ini santai dan bahkan ngobrol dengan pria yang datang di balik dinding," akunya.

Disitu saya merasa dilecehkan, dia sudah memakai saya tapi dia memaksa saya untuk tinggal bahkan dia mengatakan temannya sedang memesan makanan dibawah, "saya diajak makan bareng tunggu aja dulu, katanya kita makan barenag atau kita lanjut dugem, dia bilang gitu. Padahal saya minta pulang karena waktu 'BO' sudah habis," kata NA yang kini berstatus wajib lapor.

Kini NA dan Papi mengaku siap dengan resiko yang ada. Meski demikian informasi yang berhasil dihimpun, pihak kepolisian melalui Kapolresta Denpasar Kombes Pol Hadi Purnomo menegaskan para PL tersebut merupakan murni penyelidikan.

"Kalau ngaku merasa dijebak ya silahkan, kita tetap proses dan ini murni penyelidikan," katanya terkonfirmasi.

Seperti diberitakan sebelumnya, jajaran Satreskrim Polresta Denpasar berhasil melakukan penggrebekan dan penangkapan terhadap para pelaku prostitusi Sabtu (7/4/2018) dinihari sekira pukul 00.30 wita. Polisi menyita (barang bukti) berupa alat kontrasepsi yang sudah terpakai, uang dan bukti lainnya.