Pemprov Bali Gelar Gerakan Makan Daging Babi
Kamis, 23 Maret 2017
Baliberkarya/ist
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com-Denpasar. Pemerintah Provinsi Bali menggelar kegiatan bertajuk "Gerakan Makan Daging Babi" untuk memulihkan kepercayaan masyarakat dalam mengonsumsi daging babi, setelah merebaknya kasus Meningitis Streptococcus Suis (MSS) atau Meningitis Babi. "Kami ingin mengungkapkan secara bersama-sama, ayo ini buktinya, kita makan babi guling secara bersama-sama, dan tidak apa-apa," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali, I Putu Sumantra, di sela-sela kegiatan tersebut di Halaman Kantor Gubernur Bali, Denpasar, Rabu(22/3/2017).
BACA JUGA : Bantah Daging Babi Mengandung Meningitis, Dinas Peternakan Kampanyekan Makan Daging Babi
Gerakan Makan Daging Babi itu dipusatkan di halaman Kantor Gubernur Bali. Pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) Pemprov Bali, ratusan pegawai, dan masyarakat umum tampak berbaur bersama menyantap menu babi guling yang merupakan kuliner tradisional khas Bali itu. Dalam kesempatan itu, babi guling yang disiapkan ada empat ekor, yang merupakan sumbangan dari peternak babi dan juga asosiasi pedagang babi guling di Denpasar.
Menurut Sumantra, dampak dari pemberitaan kasus MSS atau Meningitis Babi pada beberapa waktu terakhir memang telah menyebabkan keresahan di kalangan peternak babi dan juga pedagang babi guling, karena terjadi penurunan permintaan dari masyarakat.
"Ini tentu saja menyebabkan perekonomian menjadi lesu, apalagi menjelang Hari Raya Galungan, yang biasanya permintaan meningkat," ucapnya.
BACA JUGA : Sudikerta Beri Kuliah Umum di Unwar, Bangkitkan Jiwa Enterpreneurship, Gugah Semangat Kemandirian
Dia berpandangan, masyarakat menjadi ketakutan secara berlebihan untuk mengonsumsi daging babi, akibat pemberitaan kasus MSS, padahal sebetulnya tidak perlu takut secara berlebihan, asalkan sudah dimasak dengan benar-benar matang, karena bakterinya akan mati dalam suhu tinggi.
"Pasti aman, asal dimasak sampai matang betul, tidak pakai babi yang sakit, dan dilakukan pada tempat pemotongan yang benar," ujar Sumantra.
Pihaknya sangat berharap setelah adanya kegiatan tersebut dapat mengembalikan "image" (citra) daging babi dan masyarakat tidak lagi ketakutan berlebihan untuk mengonsumsi daging babi.
Kasus MSS dalam beberapa pekan terakhir menjadi topik pemberitaan hangat di sejumlah media di Bali. Puluhan warga yang terduga (suspect) MSS ditemukan di sejumlah kabupaten, seperti di Kabupaten Badung, Tabanan, dan Jembrana, bahkan tiga diantaranya dinyatakan positif MSS.(BB)