Baliho Grab Kembali Terpasang, Transport Lokal Bandara Ngurah Rai Memanas
Minggu, 15 Januari 2017
Baliberkarya.com
Baliberkarya.com - Badung. Setelah mengetahui aplikasi angkutan online, yakni GrabCar menaikan lagi baliho di sekitar kawasan bandara dan areal Tuban, Badung membuat asosiasi sopir transport lokal di Bandara Ngurah Rai kembali memanas.
Padahal aliansi gabungan asosiasi dan organisasi transport lokal se-Bali baru saja sehari menggelar demo "turun kabeh" menuntut pemblokiran aplikasi angkutan online, sekaligus akan menurunkan dengan paksa semua baliho dan atribut angkutan online, jika masih ada yang terpajang di wilayah Bali.
BACA JUGA : Ribuan Sopir Lokal Demo Konvoi Dijalan, Akses Bandara Sempat Lumpuh
Terkait baliho GrabCar kembali terpasang, Ketua Sapta Pesona Transportasi Bandara Ngurah Rai, Ketut Sukarta mengeluarkan pernyataan pedas yang mempermasalahkan pihak biro iklan yang sengaja kembali menaikan baliho atau reklama aplikasi angkutan online.
Ia menganggap seolah-olah menantang asosiasi transport lokal untuk mengajak "perang" dengan pihak asosiasi sopir angkutan di kawasan bandara. Apalagi baliho dipasang di papan reklama tepat di tanah yang disewakan oleh Desa Adat Tuban.
"Sepengetahuan saya hanya kontrak tanah saja ke desa adat. Yang punya tiang reklamanya ya perusahan periklanannya. Itu sebelum Grab, fotonya Pak Koster (KBS, red) tuh disana," ucapnya saat kepada awak media, Minggu (15/1/2016).
BACA JUGA : Besok, Transport Lokal Demo Tuntut Pemerintah Pusat Blokir Aplikasi Angkutan Online di Bali
Seharusnya, kata Sukarta masih banyak produk yang layak diiklankan secara terbuka kepada masyarakat. Selain itu, tentunya produk yang tidak mengundang kontroversial bagi ketentraman masyarakat Bali. Seperti produk Grab dan Uber yang jelas-jelas sebuah produk yang mengandung kontroversi dan cenderung produk ini memecah belah persatuan masyarakat Indonesia khususnya Bali.
Apalagi dari teori bisnis, lanjut Sukarta, produk ini sudah tidak layak, dimana akan membinasakan sopir lokal dan cenderung memecah belah persatuan bangsa.
BACA JUGA : Transport Online Akui Kendaraannya Belum Berbadan Hukum Baik PT Maupun Koperasi
"Tanggapan kami dari Pesona jelas ini sudah kebangetan. Sehari setelah demo sudah terpampang reklame lagi. Malah lebih besar. Seluruh taksi konvensional perlu duduk bersama dengan Persatuan Perusahaan Periklanan di Bali, untuk menyamakan persepsi agar kedepan bisa menghindari ricuh. Ada baiknya semua perusahan periklanan menolak segala bentuk iklan dari Grab dan Uber terutama untuk iklan out door," tegasnya.(BB).