Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

JL. Patih Nambi XII No.5, Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara

Call:081353114888

redaksi@baliberkarya.com

Vakum Belasan Tahun, Pakraman Yehembang Bangkitkan Lagi 3 Tari Sakral

Minggu, 20 November 2016

Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

istimewa

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com - Jembrana. Tiga tarian sakral yang sebenarnya wajib di pertunjukan di Pura Dang Khayangan Rambut Siwi pada setiap piodalan kini dibangkitkan lagi oleh Desa Pakraman Yehembang, Kecamatan Mendoyo, Jembrana.
 
Tiga tarian yang pertama kali muncul di Jembrana sekitar tahun 1980 tersebut meliputi tari Baris Gede, Baris Jojor dan tari Rejang Dewa. Pada jaman kemunculannya ketiga tarian ini wajib dipertunjukan di Pura Rambut Siwi saat piodalan.
 
Namun, tiga tarian sakral ini hanya bisa bertahan beberapa tahun saja karena setelah itu vakum atau terjadi kekosongan dan tidak pernah dipertunjukan lagi. Bahkan, nyaris dilupakan oleh masyarakat Jembrana maupun masyarakat Bali.
 
Vakumnya tiga tarian sakral tersebut menurut I Wajan Jana, salah seorang warga setempat disebabkan karena Sekaa Gong Padma Kencana yang mengiringi tiga tarian ini bubar.
 
"Tarian ini vakum karena Sekaa Gong Padma Kecana Yehembang bubar, sehingga tidak ada yang mengiringinya karena sekaa gong lain tidak menguasai tabuhnya," ucap Jana yang juga mantan penabuh tiga tarian ini, Minggu (20/11/2016).
 
Kini, setelah lima belas tahun lebih vakum, Bendesa Adat Yehembang Ngurah Gede Aryana bersama tokoh-tokoh masyarakat Desa Pakraman Yehembang berkeinginan mengaktifkan kembali tiga tarian sakral tersebut.
 
"Kami sudah mengadakan paruman di Desa Pakraman dan hasil paruman menyepakati tiga tarian sakral itu diaktifkan kembali," terang Bendesa Pakraman Yehembang Ngurah Gede Aryana.
 
Menurutnya, dasar pemikiran tarian tersebut diaktifkan lagi karena tarian tersebut merupakan "Wali" dari Pura Dang Khayangan Rambut Siwi. Bahkan, sejumlah warga lokal sejak beberapa hari ini telah dilatih menarikan tiga tarian ini.
 
 
Tiga tari sakral tersebut menurut Aryana merupakan warisan dari Gunung Batur yang hanya diwariskan kepada Desa Pakraman Yehembang untuk wajib dipertunjukan di Pura Rambut Siwi.
 
"Bahkan tiga tarian ini sudah mendapat pengakuan dari pemerintah kabupaten dan provinsi Bali," jelasnya.
 
Rencananya, menurut Aryana, tiga tarian itu rencananya mulai dipertunjukan pada piodalan Pura Rambut Siwi beberapa hari mendatang dan pihak pengempon Pura telah menerima dan mengakuinya.
 
Sementara itu, Kelian Pekandel Pura Rambut Siwi Gusti Made Sedana dikonfirmasi membenarkan tiga tarian sakral tersebut diaktifkan kembali oleh Desa Pakraman Yehembang mulai piodalan kali ini.
 
Pihak Desa Pakraman menurut Sedana telah menyampaikan melalui paruman dengan pengempon pura dan pihak pengempon Pura Rambut Siwi menyambut baik rencana tersebut.
 
"Hanya saja saat ini kendalanya masalah pakaian karena pakaian tiga tari tersebut sudah semuanya rusak. Sementara pihak pengempon pura terpaksa menyewa dulu pakaiannya," kata Sedana.
 
Untuk membeli pakaian tiga tari tersebut membutuhkan biaya yang lumayan besar dan pihak Desa Pakraman Yehembang dan pihak Pengempon belum memiliki dana untuk membeli pakaian tari tersebut.
 
"Mudah-mudahan ada bantuan dana dari pemerintah, baik Kabupaten maupun Provinsi sehingga bisa membeli pakaian tiga tarian sakral tersebut," tutup Sedana. (BB).


Berita Terkini