Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

JL. Patih Nambi XII No.5, Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara

Call:081353114888

redaksi@baliberkarya.com

Polisi Sebut Ada Kejanggalan Adegan Prarekonstruksi Pembunuhan Ormas. Ini Kejanggalannya!

Jumat, 10 Juni 2016

Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

istimewa

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com - Gianyar. Meski 5 orang telah menyerahkan diri dan mengaku sebagai pelaku pembunuhan sadis anggota ormas Laskar Bali yakni Dewa Gede Artawan (30) atau yang akrab dipanggil Dewa Satria itu pada Jumat lalu (3/6/2016) di Banjar Dentiyis, Desa Batuan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, namun pihak kepolisian masih terus mendalami otak dan pelaku lainnya.

Setelah sehari menyerahkan diri, polisi menggelar prarekonstruksi di Tempat Kejadian Perkara (TKP). Pihak kepolisian juga mencium ada sinyalemen kuat jumlah pelaku lebih dari lima orang. Kecurigaan polisi timbul setelah temuan sejumlah kejanggalan saat pelaksanaan prarekonstruksi, Kamis (9/6/2016) kemarin.

"Kami tidak akan berhenti sampai lima orang ini saja. Pastinya terus kami kembangkan, kalau ada petunjuk siapa pelaku lainnya, pasti kami tangkap," ucap Kapolres Gianyar, AKBP Waluya Sik seusai pelaksanaan prarekonstruksi di lokasi kejadian di Banjar Dentiyis, Desa Batuan, Kecamatan Sukawati, Gianyar.

AKBP Waluya menyatakan hasil prarekonstruksi ini kemudian akan di cek silang dengan keterangan yang diberikan para pelaku dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP). Hingga kini jajarannya, lanjutnya, juga masih mendalami keterangan sejumlah saksi di Tempat Kejadian Perkara (TKP) sebelum akhirnya dicocokkan.

"Ini yang akan menjadi pekerjaan rumah untuk mengungkap siapa dalang di balik pembunuhan itu," ungkapnya.

Sementara itu, sebanyak 14 adegan dilakukan untuk mengetahui runut peristiwa pembunuhan memilukan tersebut. Prarekonstruksi ini dimulai dari aksi serempetan di Jalan Raya Batuan sampai para pelaku mengejar dan menghabisi korban di rumah warga.

Dari sejumlah adegan yang diperagakan, adegan pertama oleh kelima orang pelaku berinisial masing-masing yaitu I Kadek J (22) asal Abiansemal, Badung, I Gede NSA (23) asal Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Tabanan, I Wayan BA (24) asal Denpasar), I Made EA (30) asal Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Badung, dan I Made PM (32) asal Desa Peguyangan, Kecamatan Denpasar Utara mengendarai mobil Ertiga serempetan dengan korban yang mengendarai sepeda motor datang dari arah yang sama. 

Adegan kedua, akibat serempetan ini, motor korban lalu oleng sehingga banting ke kiri dan jatuh. Motor korban melintas di badan jalan. Kemudian pada adegan ketiga, korban pun bangun dan mendahului mobil pelaku. Nah, pada adegan keempat ini, tampak korban menghadang mobil pelaku dan berhenti di depan mobil pelaku kemudian turun dari atas motor menghampiri pelaku.  

Pelaku yang tidak terima kemudian langsung keluar dari mobil dan menghampiri korban sambil membawa sebilah pedang. Pada adegan kelima inilah para pelaku melakukan aksi kejar kejaran dengan korban. Pelaku pertama sebagai eksekutor adalah I Gede Nyoman Sukartayasa mengejar pelaku sambil membawa pedang. Melihat pelaku keluar dari mobil dengan membawa pedang, korban akhirnya lari tungganglanggang melewati trotoar dan masuk ke dalam gang. 

Melihat korban kabur melarikan diri, pelaku I Gede Nyoman Sukartayasa akhirnya mengejar korban hingga ke dalam gang. Sementara, seorang pelaku lain yang diketahui I Wayan Buda Artama akhirnya ikut turun dari dalam mobil dan sambil membawa pedang ikut mengejar pelaku ke dalam gang. Korban yang lari kebirit-birit akhinya berhasil dikejar pelaku di dalam gang. Akhirnya didalam gang ini para pelaku membacoki korban hingga tewas bersimbah darah di TKP.

Usai menghabisi nyawa korban tampak para pelaku kembali lari keluar dari dalam gang dan masuk ke dalam mobil lalu ngacir meninggalkan TKP. Namun sayang, pada adegan selanjutkan mulai dari adegan kelima keatas tidak diketahui apa yang terjadi di dalam gang lantaran awak media dilarang masuk meliput dan hanya beberapa polisi saja yang dizinkan masuk. 

Melihat sejumlah adegan dalam prarekonstruksi belum membuat pihak kepolisian percaya sepenuhnya. Prarekonstruksi yang dipimpin langsung Kapolres Gianyar AKBP Waluyo Sik tersebut, pihak kepolisian menilai ada sejumlah kejanggalan yang ditemukan dalam sejumlah adegan prarekonstruksi itu.

Sejumlah adegan berbeda antara versi pelaku dengan kesaksian warga yang melihat langsung insiden pembunuhan sadis tersebut. Dalam prarekonstruksi kemarin hanya menyertakan satu mobil dengan lima orang yang ada di dalamnya. Sementara berdasarkan keterangan saksi, masih ada dua mobil dan pria lain yang datang dari arah utara menjemput pelaku. 

Tidak hanya itu, tempat korban dan pelaku turun juga tidak sesuai. Saksi juga menyebutkan pengejaran dimulai dari perempatan Batuan. Namun janggalnya, dalam rekonstruksi kemarin, korban dan pelaku turun dan mengejar tak jauh dari Gang Kabetan.

"Hasil prarekonstruksi ini nantinya akan disesuaikan. Penyidik masih memerlukan waktu untuk evaluasi. Tentu penyidik akan mengevaluasi kembali hasilnya, apakah sesuai atau tidak dengan yang dituangkan dalam BAP," terangnya.

Dalam prarekonstruksi kemarin, AKBP Waluyo tampak menginstruksikan jajarannya untuk membiarkan para pelaku menjelaskan ke mana arah mereka mengajar korban saat masuk Gang Kebetan di Banjar Dentiyis, Desa Batuan, Kecamatan Sukawati, Gianyar.

"Biarkan mereka (pelaku) yang menjelaskan, mereka mengejar korban ke arah mana. Nanti akan terlihat KW atau asli," perintahnya.

Jajaran hanya mengikuti instruksi Kapolres Gianyar, namun para pelaku tampaknya mengingat seluruh runut kejadian tersebut. 5 pria yang juga anggota ormas ini juga terlihat mampu menjelaskan tahap demi tahap kejadian itu, sebelum hingga sesudah mereka menghabisi nyawa korbannya dengan sabetan dan tusukan pedangnya. (BB).

 


Berita Terkini