Lansia Bantas Dilatih Hadapi Gempa

Saat Gempa, BPBD Denpasar: 30 Menit Tetap Diluar Rumah Waspadai Gempa Susulan

  03 September 2018 PERISTIWA Denpasar

ilustrasi nett

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Warga Banjar Bantas bersama puluhan lansia dan anak-anak berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri dari ancaman bencana gempa bumi. Mereka berhamburan karena ikut dalam Simulasi Tanggap Bencana, sekaligus sosialisasi yang menyasar seluruh warga usia lanjut di Banjar Bantas, Desa Peguyangan Kangin, Kecamatan Denpasar Utara, Denpasar. 
 
 
Sejak awal sampai akhir simulasi, seluruh warga terutama para lansia sangat serius menyimak pemaparan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Denpasar yang dipimpin langsung Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Denpasar, Ir. Dewa Made Wesnawa Wedagama, M.Si.
 
Seperti ditegaskan Dewa Wesnawa, pihak BPBD Kota Denpasar akan terus melakukan sosialisasi kebencanaan sampai menyasar seluruh kelurahan dan banjar di Kota Denpasar. 
 
"Kita akan berita materi kebencanaan, khususnya jika terjadi bencana gempa bumi. Jadi prinsipnya seluruh warga Banjar Bantas dari anak-anak sampai lansia harus paham dan mengerti menyelamatkan diri, jika terjadi gempa. Khususnya para lansia dan anak-anak ini harus diberikan penanganan pertama," ucapnya seraya menyebutkan saat evakuasi para lansia dan anak-anak harus mendapat prioritas, sehingga terus diberikan latihan dan penyuluhan ini.
 
 
Di sisi lain, Kelian Dusun Banjar Bantas I Putu Suwastika didampingi Kelian Banjar Adat Bantas Ir. I Wayan Sunarta menyambut positif program sosialisasi dan simulasi tanggap bencana di Banjar Bantas, sehingga warga banjar, terutama para lansia bisa mengetahui apa yang harus dilakukan jika terjadi bencana gempa bumi yang makin marak terjadi. 
 
 
"Prioritas simulasi kita berikan kepada 75 lansia di Banjar Bantas, agar dapat pemahaman simulasi bencana. Itu kita lebih utamakan," jelasnya 
 
Ketua Kader Lansia Banjar Bantas, Made Diah Lestari, Psi mengungkapkan sengaja menyasar para lansia, karena mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan dan lebih banyak paniknya jika terjadi gempa. 
 
"Ini program untuk kelompok lansia setiap minggunya di Banjar Bantas. Seperti kali ini kita ingin memberi pengetahuan bencana gempa jika terjadi. Karena yang rentan terhadap bencana ini menyasar anak-anak dan lansia. Karena bisa panik, karena bingung ngapain saat gempa. Jadi sekarang mereka bisa tahu bagaimana dilakukan saat gempa dan bisa menyelamatkan diri," ungkapnya. 
 
 
Saat simulasi itu, Instruktur Tanggap Bencana BPBD Kota Denpasar, I Nyoman Gede Putra menegaskan cara terbaik menghindari gempa adalah dengan secepat-cepatnya keluar dari rumah atau bangunan dengan tetap melindungi bagian kepala. 
 
Lebih jauh, Gede Putra berharap jika anak-anak dan lansia tidak sempat keluar rumah disarankan agar segera berlindung di bawah tempat tidur ataupun meja. 
 
 
"Sekitar 99,9 persen pasti selamat jika berlindung di bawah meja ataupun tempat tidur. Sisanya itu faktor nasib," katanya.
 
Menurutnya, warga hanya punya waktu 10 sampai 20 menit untuk keluar rumah atau bangunan guna menyelamatkan diri dari gempa. Ia meminta agar warga berhati-hati terhadap gempa susulan, sehingga hanya diberikan toleransi waktu sekitar 30 menit tetap berada di tanah terbuka. 
 
"Pas keluar ingat juga hindari kaca dan langsung cari tanah yang terbuka. Jika sudah lewat waktu tersebut, baru boleh masuk kembali ke rumah," tegasnya mengakhiri.(BB).