Ribuan Tukik Siap Dilepasliarkan KPP Kurma Indah Pengambengan

  29 Juli 2018 PERISTIWA Jembrana

baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Jembrana. Penyu setiap tahunnya tidak pernah absen bertelur dan bersarang di sepanjang garis pantai Jembrana. Biasanya penyu-penyu tersebut bertelur mulai pada bulan Mei hingga bulan Juli. Jika selamat, jutaan telur penyu bisa didapatkan setiap tahunnya dan menetas serta menjadi generasi penerus penyu-penyu lekang di lautan.
 
 
Namun masalah lingkungan dan dampak abrasi juga sangat berpengaruh dengan keamanan telur-telur penyu tersebut. Selain ulah manusia yang berburu penyu dan memperjual belikan telur penyu untuk konsumsi, sehingga hal ini dikhawatirkan membuat penyu semakin langka dan susah berkembangbiak.
 
 
Seperti halnya tujuan dan langkah positif yang selama ini dilakukan Kelompok Pelestari Penyu (KPP) Kurma Asih di Perancak Jembrana, KPP Kurma Indah di Pengambengan, Negara juga memiliki komitmen yang sama. Menyelamatkan telur-telur penyu yang menetas di pesisir Jembrana dan kemudian ditetaskan lalu dilepasliarkan.
 
Ketua KPP Kurma Indah Pengambengan Moh Yunan ditemui di tempat penangkaran di Dusun Ketapang Muara, Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, Jembrana, Minggu (29/7) sore mengatakan sejak 2011, rata-rata setiap tahun pihaknya baru bisa menetaskan 6000 ekor telur penyu  menjadi tukik. Namun terkadang bisa lebih dan mencapai 8000 ekor tergantung dari telur yang didapatkan.
 
 
 
"Ini dalam beberapa hari ini baru menetas 1200 ekor tukik dan siap dilepasliarkan bulan Agustus ini," jelas Yunan, Minggu (29/7/2018).
 
Telur-telur katanya didapatkan dari para nelayan, warga masyarakat dan juga anggota kelompok. Pihaknya ingin terus memotivasi masyarakat untuk peduli dan ikut melestarikan penyu dengan menyelamatkan telur-telur penyu.
 
Pihaknya menunggu masyarakat, para siswa serta instansi tertentu  ikut dalam kegiatan rilis Tukik ini sebagai satu diantara upaya konservasi Penyu. Meskipun tempat pelestarian penyu di Pengambengan baru tahap penataan dan pindah dari tempat sebelumnya, pihaknya juga ingin KPP Kurma Indah juga dikenal masyarakat sehingga lebih maju. 
 
 
Pihaknya juga berharap selain masyarakat bisa turut langsung dalam rilis Tukik, kegiatan ini juga menjadi satu diantara daya tarik pariwisata di Desa Pengambengan. Kedepan pihaknya akan lebih persuasif mengajak siswa, anak-anak muda agar lebih terbuka terhadap lingkungan, terutama konservasi Penyu.
 
Di Pengambengan dalam pengembangan pelestarian penyu katanya memang masih banyak kendala selain pendanaan karena donasi masih minim juga masalah sampah plastik.
 
 
Menurut Moh Yunan setiap hari pihaknya harus mengeluarkan dana untuk membeli pakan makanan tukik Rp 50 ribu. Karena ikan lemuru harganya Rp 25 ribu per kilogram dan sehari dibutuhkan 2 kg ikan sebagai makanan tukik.
 
KPP Kurma Indah katanya berdiri sejak tahun 2011. Moh Yunan yang bekerja sebagai nelayan juga pernah belajar di KPP Kurma Asih di Perancak dan hingga saat ini masih bekerjasama dalam pelestarian penyu.
 
Moh Yunan berharap agar masyarakat di Pengambengan kepedulian lingkungan semakin meningkat sehingga wisatawan dan tamu-tamu lain bisa datang dan bisa lebih berkembang.(BB)