Museum Rudana Dikunjungi Dubes Romania, PSR: Museum Rudana Selalu Jadi Ujung Tombak Suarakan Bali Segera Dibuka

  29 Desember 2021 EKONOMI Gianyar

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Gianyar. Salah satu museum ternama di Bali yang terkenal hingga mancanegara yakni Museum Rudana yang didirikan oleh tokoh Bali Nyoman Rudana. Museum dengan berbagai koleksi seni yang berlokasi di Jalan Cokorda Rai Pudak No. 44, Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar pada tanggal 26 Desember 2021 menginjak usia 26 tahun. 

Pimpinan Museum Rudana & Rudana Fine Art Gallery Rudana, Putu Supadma Rudana (PSR) yang juga merupakan Ketua Asosiasi Museum Indonesia (AMI) mengatakan memasuki usia 26 tahun ini menjadi momentum bagi Museum Rudana untuk terus eksis ditengah pandemi dengan menyuguhkan karya-karya terbaik seniman ditengah upaya pemulihan pariwisata Bali.

“Museum Rudana selalu menjadi ujung tombak menyuarakan agar Bali segera dibuka, pariwisata bangkit dan wisatawan masuk ke Bali,” ucap Supadma Rudana ditemui awak media usai melakukan rapat atau paruman utama bersama pendiri Museum Rudana yakni Nyoman Rudana, pengelola Museum Rudana dan para pimpinan di masing-masing departemen baik museum, galeri, maupun yayasan serta para kurator dan keluarga besar Museum Rudana menyambut HUT ke-26 Museum Rudana, pada Rabu (29/12/2021). 

Dalam rangkaian HUT ke-26 Museum Rudana ini seluruh keluarga besar Museum Rudana mendoakan pandemi segera berakhir dan pariwisata Bali pulih kembali sehingga aktivitas bisa kembali normal. Supadma Rudana yang menjabat Anggota Komisi VI DPR RI membidangi perekonomian, perdagangan, UMKM dan BUMN ini juga berharap penerbangan internasional segera datang dan karantina disesuaikan dengan kondisi Bali. 

"Jika Turki dan Thailand bisa dibuka hanya dengan test PCR, Bali semestinya bisa juga,” harap Supadma Rudana yang juga merupakan Anggota Fraksi Demokrat DPR RI Dapil Bali ini. 

Pada kesempatan istimewa ini, Museum Rudana menerima kunjungan Dubes Romania untuk Indonesia H. E. Dan Balanescu untuk melihat koleksi lukisan di museum tersohor di dunia ini. Dalam kunjungannya, Dubes Romania juga mendapatkan kesempatan istimewa untuk pertama kali melihat dua buah lukisan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yakni lukisan Gunung Agung dan lukisan Gunung Fujiyama & Awan Ungu yang resmi menjadi koleksi Museum Rudana.

Di hadapan Dubes Romania yang merasa terkesan dengan keindahan dan koleksi karya lukis di Museum Rudana ini, Supadma Rudana yang juga Wakil Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI ini memanfaatkan momentum pertemuannya dengan Dubes Romania dengan mempromosikan pariwisata Bali dan berharap warga Romania datang berlibur ke Bali. 

Untuk diketahui, Museum Rudana yang dikonsep, dibangun dan dikembangkan dengan paradigma yang komprehensif ini menempati bangunan yang dirancang khusus sebagai museum. Museum Rudana menganut filosofi profan (suci), dimana setiap bangunan di Museum ini membawa simbol-simbol pengabdian manusia kepada Tuhan Yang Maha Pencipta.

Tak hanya itu, konsep Museum Rudana sebagai struktur ruang profan diciptakan oleh pendirinya Nyoman Rudana. Dengan konsep Tri Hita Karana, ia memimpikan sebuah bangunan yang memadukan ruang, lingkungan; internal dan eksternal yang meliputi warga sekitar, yang mencakup segala sesuatu pada struktur ruang: manusia, manajemen, staf, koleksi museum dan semua faktor yang mendukungnya.

Museum Rudana yang memiliki lebih dari 400 lukisan dan patung yang menjadi saksi sejarah perkembangan seni rupa, khususnya seni lukis di Indonesia ini menyimpan sejuta daya tarik sebagai museum ini para pengunjung dimanjakan dengan keindahan karya seni berupa lukisan, wayang kulit, hingga patung di bangunan dengan arsitektur khas Bali. Sambil menikmati karya seni, pengunjung juga disuguhkan dengan pemandangan alam di sekitar museum.

Istimewanya lagi, Museum Rudana merupakan wadah bagi para seniman untuk memamerkan karya mereka. Tak hanya seniman lokal Bali, di museum ini juga terdapat karya seni dari luar Bali dan seniman dari berbagai negara. Semua karya seni dipajang dengan penataan yang estetis dan apik. 

Di lantai atas, warga maupun wisatawan dapat melihat karya seni lukis Bali klasik, mulai dari gaya Ubud dan gaya Batuan, seperti karya Gusti Nyoman Lempad, I Gusti Ketut Kobot, Ida Bagus Made, Wayan Bendi, dan Wayan Jujul.

Museum Rudana juga menampilkan karya-karya pelukis asing yang bermukim di Bali, seperti Antonio Blanco (Spanyol), Yuri Gorbachev (Rusia), Jafar Islah (Kuwait), serta Iyama Tadayuki dari Jepang.

Di lantai satu dan dua, terpampang karya seni lukis modern Indonesia, seperti karya dari seniman Affandi, Basuki Abdullah, Kartika Affandi, Nyoman Gunarsa, Made Wianta, Soepono, Dullah, Fadjar Sidik, Abas Alibasah, Srihadi Soedarsono, Roedyat, Made Budhiana, dan Wayan Darmika.

Kini meski pandemi Covid-19 menghantam perekonomian Bali dan membuat pariwisata Bali terpuruk tentu berpengaruh besar terhadap kunjungan wisatawan ke museum ini. Meski begitu bukan berarti Museum Rudana ini menjadi mati ataupun berdiam diri, namun malah terus menegaskan eksistensinya sebagai museum monumental dengan ribuan koleksi seni lukis, karya-karya master piece pelukis Bali dan Indonesia.(BB).