Mih Dewa Ratu! Irigasi Putus, 120 Hektar Sawah di Penyaringan Terancam Mati Suri

  06 Juni 2023 PERISTIWA Jembrana

Ket poto : Sawah milik anggota Subak Telepus

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com - Jembrana. DAM yang berfungsi sebagai tempat pembagian irigasi yang mengairi dua subak di Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana, masih belum diperbaiki setelah dihantam banjir bandang sebanyak tiga kali lima bulan lalu. Akibatnya, ratusan hektar sawah hingga saat ini tidak berfungsi.

DAM tersebut sebelumnya dihantam banjir bandang yang mengairi dua subak, yaitu Subak Telepus dengan luas kurang lebih 120 hektar, dan Subak Jagaraga yang diperkirakan memiliki luas hampir 300 hektar. Namun, Subak Jagaraga melakukan upaya swadaya dengan membuka saluran air di Sungai Bilukpoh dengan iuran dari setiap anggotanya.

Kelian Subak Telepus, I Ketut Sukayasa, mengungkapkan bahwa mereka tidak dapat bekerja di sawah selama kurang lebih enam bulan sejak banjir bandang terjadi di Sungai Bilukpoh pada bulan November 2022. Hal ini disebabkan oleh kerusakan pada DAM yang merupakan sumber irigasi subak akibat banjir.

"Kami sudah mencoba memperbaiki aliran air di DAM sebanyak tiga kali, tetapi setiap kali kami melakukannya, DAM kembali dihantam banjir. Kerugian total yang kami alami sebelumnya untuk memperbaiki saluran irigasi tersebut mencapai sekitar Rp 100 juta, termasuk biaya sewa alat berat. Meskipun kami berusaha, namun pada akhirnya kami tidak berhasil," jelasnya. Selasa (6/6/2023)

Menurutnya, hingga saat ini pihaknya masih tidak dapat bekerja di sawah, dan hanya beberapa anggota subak yang menanam palawija dengan menggunakan sumber air dari sumur bor. “Kami telah mengajukan proposal melalui pemerintah desa kepada Pemerintah Kabupaten Jembrana, kami menunggu tindal lanjutnya” ucapnya.

Ketua Subak Telepus berharap dapat mempercepat perbaikan pada DAM agar sawah subak dapat kembali dialiri air, sehingga para petani padi dapat kembali bekerja. "Ini adalah mata pencaharian kami, jika situasinya terus seperti ini, bagaimana kami bisa mencukupi kebutuhan hidup?" tambahnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Perairan Kabupaten Jembrana, I Gede Sugianto, mengungkapkan bahwa pihaknya telah melaporkan dan mengajukan surat permohonan kepada balai terkait. Selain itu, mereka juga telah bertemu dengan kepala balai saat kunjungan ke Jembrana. "Kami berharap anggaran perubahan dapat dialokasikan untuk membangun senderan di subak. Akibat banjir, alur sungai berubah sehingga subak tidak dapat diairi," katanya.

Gede Sugianto juga menyebutkan bahwa kepala balai beserta stafnya dijadwalkan akan mengunjungi Jembrana minggu depan. "Mohon bersabar, kami masih berjuang untuk menyelesaikan permasalahan ini," Imbuhnya. (BB)