Mantap! Tari Rejang Renteng Kolosal Meriahkan Pemlapasan Padma dan Melasti di Pengambengan

  19 Februari 2019 SOSIAL & BUDAYA Jembrana

Baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Jembrana. Masyarakat Hindu di Kecamatan Negara kini telah memiliki Padma dan Melasti yang luas dan megah. Lokasinya di dekat Pura Segara Pengambengan, tepatnya di atas tanah negara, Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, Jembrana.
 
 
Pembangunan Padma dan tempat Melasti tersebut diprakarsai oleh dua tokoh, yakni anggota Komisi X DPR RI dari Partai Demokrat dapil Bali I Putu Supadma Rudana dan Ketua Komisi III DPRD Bali dari Partai Demokrat I Nengah Tamba.
 
Setelah hampir selama dua bulan dikerjakan dan telah rampung, hari ini bertepatan dengan hari suci agama Hindu, yakni hari Purnama Kesanga, Padma dan tempat melasti tersebut di pelaspas. Upacara pemlaspas disaksikan oleh Asisten II Ngurah Sumber mewakili Bupati Jembrana, Ketua DPRD Jembrana I Ketut Sugiasa, Majelis Alit Kecamatan Negara Nengah Sudama, Bendesa se-kecamatan Negara serta ribuan warga Hindu.
 
Usai upacara pemlaspas, Anggota Komisi X DPR RI dari Partai Demokrat Putu Supadma Rudana mengatakan, pihaknya merasa bangga dengan antusias masyarakat Hindu di Kecamatan Negara mengikuti prosesi upacara pemlaspas Padma dan tempat Melasti tersebut.
 
 
 
Hal tersebut menandakan kecintaan mereka terhadap agama, tradisi dan budaya yang mereka agungkan. Demikian juga pihaknya merasa senang bisa membantu masyarakat Hindu di Kecamatan Negara, sehingga memiliki Padma dan tempat melasti yang bagus dan luas.
 
"Untuk pembangunan ini, saya sendiri membantu Padma, yang lainnya dibantu oleh Pak Tamba. Ini sesuai dengan bidang saya di DPR yang membidangi seni dan budaya," terangnya, Selasa (19/2/2019).
 
Kedepan Supadma Rudana mengaku akan terus berbuat untuk masyarakat Jembrana meskipun Jembrana bukan daerah asalnya. Namun mengingat Bali sebagai dapilnya, dia berkewajiban membantu Jembrana agar masyarakatnya lebih maju dan sejahtera. Termasuk melanjutkan pembangunan tempat melasti yang saat ini belum ada tembok penyengkernya.
 
"Jembrana punya Makepung dan Jegog, juga punya kuliner khas yang mendunia, yakni Lawar Kelungah. Nanti kita kembangkan lebih maksimal agar lebih mendunia," ujarnya.
 
 
Sementara itu Ketua Komisi III DPRD Bali dari Partai Demokrat dapil Jembrana I Nengah Tamba dikonfirmasi usai upacara pemelaspas mengatakan, sejak lama dirinya telah memikirkan pembangunan Padma dan tempat melasti untuk masyarakat Hindu di Kecamatan Negara. Astungkara hari ini telah terwujud berkat bantuan semua pihak termasuk seluruh masyarakat di Kecamatan Negara.
 
"Target berikutnya kami akan bangun tembok penyengker agar tempat melasti ini benar-benar suci. Sekarang ini belum dibangun tembok penyengker bisa saja binatang peliharaan seperti sampi maupun kambing masuk sehingga kurang bagus," tuturnya.
 
Bukan hanya membangun tembok penyengker, pihaknya juga akan menata kawasan ini dengan tanaman yang indah, seperti plamboyan dan lainnya sehingga kelihatan indah dan asri. Sehingga kawasan ini bukan saja sebagai tempat melasti bagi umat Hindu, melainkan menjadi salah satu destinasi wisata yang ramai dikunjungi wisatawan.
 
"Alam disini sangat menjanjikan, hamparan pasir yang luas serta pantai yang indah ditambah penataan tempat melasti dan tanaman-tanaman yang menawan bisa menjadi daya tarik tersendiri," ujar Tamba.
 
 
 
Nantinya, jika kawasan ini menjadi kawasan wisata yang indah dan menawan serta ramai dikunjungi wisatawan, bukan saja mengunyungkan masyarakat Hindu di Jembrana, melainkan juga sangat bermanfaat dan menguntungkan warga sekitar yang mayoritas beragama Islam.
 
"Bahkan warga disekitar sinilah yang pertama memetik hasil jika kawasan ini menjadi kawasan wisata yang ramai dikunjungi. Perekonomian di desa ini akan jauh meningkat," tutupnya.
 
Upacara pemelaspas Padma dan tempat melasti buat masyarakat Hindu di Kecamatan Negara ini juga diisi dengan pementasan tarian Rejang Renteng kolosal. Sedikitnya ada 1500 ibu-ibu dari Kecamatan Negara, Jembrana dan Kecamatan Melaya ikut menari Rejang Renteng secara kolosal.
 
Bahkan ibu-ibu yang berpakaian putih kuning tersebut sangat semangat dan antusias menari Rejang Renteng sebuah tarian sakral yang lagi tren belakangan ini. Meskipun hujan turun mengguyur kawasan tersebut.(BB)