Caleg Tarung Bebas, Pileg 2019 Dapil Mendoyo-Pekutatan, Jembrana Pecah

  09 April 2018 POLITIK Jembrana

ilustrasi/BB

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Jembrana. Daerah pemilihan (dapil) Kecamatan Mendoyo dan Pekutatan, Kabupaten Jembrana, Bali untuk pemilihan legislatif 2019 (Pileg) mendatang dipastikan pecah. Pemilihan dapil ini membuat calon legislatif (caleg) dari sejumlah partai politik di daerah resah.
 
Pasalnya, dengan jumlah kursi DPRD Jembrana hanya 35 kursi, khusus Kecamatan Pekutatan  berebut jatah 3 kursi, sehingga caleg dan partai politik harus kerja keras agar bisa mempertahankan kursinya.
 
 
Berbeda dengan pileg sebelumnya, ketika dua kecamatan tersebut digabung menjadi satu dapil ada 11 kursi. Enam orang diantaranya berasal dari Kecamatan Mendoyo dan lima orang dari Kecamatan Pekutatan.
 
Sehingga, ketika nantinya dapil dipisah, untuk Kecamatan Pekutatan hanya ada jatah tiga kursi, sedangkan Kecamatan Mendoyo 8 kursi. Maka, dari lima anggota DPRD Jembrana hasil pemilu 2014, hanya ada tiga orang yang bakal berpeluang besar kembali terpilih pada pileg 2019 nanti.
 
       
                                                                                                               I Nyoman Suheng Kusuma Yasa (fraksi PDIP)
 
I Nyoman Suheng Kusuma Yasa, anggota DPRD Jembrana dari fraksi PDIP, mengaku tidak mempermasalahkan pemecahan dapil tersebut. Justru menjadi motivasi agar lebih giat bekerja mencari suara, dan optimis bisa mempertahankan dua kursi yang diperoleh pada Pileg 2014, bahkan bisa menambah menyapu bersih jatah kursi yang ada.
 
"Kalau dapil dipecah, Pekutatan akan jadi tempat perebutan suara yang sengit. Tapi kami yakin menang, partai lain bisa tidak dapat kursi," ujar politisi asal Pekutatan ini, Senin (9/4).
 
 
Berbeda dengan rekan separtainya I Nyoman Sudiasa yang merasa keberatan dengan pemecahan dapil tersebut. Menurutnya, pemecahan dapil untuk Pileg ini sangat prematur, karena menggunakan batasan minimal 3 kursi.
 
I Nyoman Sudiasa (fraksi PDIP)
 
Sehingga, nantinya akan ada dua orang yang saat ini petahana bakal bertarung sengit, termasuk dengan rekan satu partainya. Ditambah berebut suara dengan calon lain yang baru mendaftar sebagai calon legislatif.   
 
Hal yang sama disampaikan, Ketut Sadwi Darmawan, anggota dewan dari fraksi Partai Gerindra. Pihaknya mengaku, tidak mempermasalahkan pemecahan dapil tersebut. Pria asal Desa Asah Duren, Pekutatan ini menghormati keputusan KPU mengenai pemecahan dapil.
 
"Saya serahkan pada masyarakat yang memilih, tapi kami optimis dengan jatah kursi yang hanya tiga itu bisa tetap dapat kursi. Terpenting sekarang kerja dulu, biarkan masyarakat menentukan wakilnya," ujarnya.
 
I Ketut Sadwi (fraksi Gerindra)
 
Sementara itu, Ketua DPC PDIP Jembrana I Made Kembang Hartawan yang diminta tanggapannya mengenai pemecahan dapil tersebut belum mau berkomentar, karena belum ada keputusan dan informasi resmi dari KPU Jembrana.
 
 
"Infonya memang ada pemecahan, tapi belum ada SK. Nanti saja (komentar) kalau sudah resmi pecah dapil," ujarnya singkat kepada Baliberkarya.com.
 
Di lain pihak, Ketua KPU Jembrana I Gusti Ngurah Agus Darmasanjaya yang dikonfirmasi terpisah memastikan bahwa dapil Jembrana pada Pileg 2019 nanti menjadi 5 dapil. 
 
"Dapil Pekutatan dan Mendoyo akan menjadi dapil berbeda, dengan komposisi tiga orang dari dapil Pekutatan dan Mendoyo 8 orang," ucapnya. (BB)