Bupati Made Gianyar Dorong Bangli Terapkan Pertanian Organik

  07 Juni 2017 TOKOH Bangli

Humas Kabupaten Bangli

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com - Bangli. Bupati Bangli I Made Gianyar membuka pelatihan Penguatan Kapasitas Petani Arabika di Desa Mengani, Selasa (6/6/2017).
 
Lebih lanjut Bupati Made Gianyar menekankan, pihaknya sangat mengapresiasi pelatihan seperti  ini karena menitik beratkan pada penerapan pertanian organik. Namun Bupati Made Gianyar juga mengingatkan agar materi yang diberikan jangan terlalu ribet ataupun teoritis. Akan tetapi materi bisa lebih disederhanakan sehingga lebih mudah dimengerti namun tepat sasaran sesuai dengan kebutuhan petani.
 
Lanjut Bupati Made Gianyar menekankan, kalau dahulu orang bertani hanya untuk dikonsumsi sendiri. Namun sekarang orang bertani untuk memenuhi kebutuhan ekonomi. Jadi tidak boleh petani menanam kopi hanya menghasilkan kopi saja.
 
 
Tetapi petani menanam kopi harus menghasilkan Avanza”candanya, sembari menambahkan, diera 80 an sebelum jeruk popular, Kintamani sudah terkenal dengan perkebunan kopi. Oleh karenanya melalui kegiatan ini kita ingin perkebunan kopi mulai dibangkitkan dengan konsep kopi organik.
 
“Kedatangan jeruk bagaikan artis ibukota yang memang sangat menggoda. Tetapi ibarat istri pertama kopi sebagai entitas pertanian Kintamani jangan sampai dilupakan. Jangan sampai saat murah kopi diganti dengan jeruk, begitu juga saat jeruk murah jangan diganti dengan kopi. Jeruk dan kopi harus dikembangkan bersama karena harga bukan ditentukan oleh komuditi melainkan permintaan dan ketersediaan”ucapnya.
 
Sementara itu perbekel Desa Mengani I Ketut Armawan mengatakan, tujuan dari pelatihan ini disamping untuk menarik minat petani untuk kembali menanam kopi juga untuk memantapkan sertifikasi pertanian organik yang ramah lingkungan di Desa Mengani.  
 
Lanjut dia, dalam kegiatan ini pihaknya melibatkan 220 orang petani kopi asal Desa Mengani yang akan diberikan pelatihan tata cara pengolahan tanah, penanaman kopi, pemupukan, pemangkasan samapai kopi siap panen. Sambung dia, untuk mensukseskan kegiatan ini, pihaknya juga memberikan subsidi berupa 220 bibit pohon kopi,  alat pangkas dahan dan pupuk kepada semua peserta. 
 
Lanjut dia, diera tahun 80 an, kopi merupakan produk unggulan pertanian di Desa Mengani. Namun akibat perkembangan zamam sebagian besar petani beralih menanam jeruk dan meninggalkan kopi. Namun belakangan jeruk mengalami berbagai masalah seperti terserang penyakit dan harga jual yang tidak menentu. Kondisi ini membuat petani kini mulai beralih ke kopi karena melihat prosfek dan harga jual yang lebih menjanjinkan.
 
“Melalui pelatihan ini kita berharap produksi kopi bisa terus meningkat sehingga kesejahteraan petani juga akan meningkat”pungkasnya. (BB/bgl)