Atasi Kesenjangan, Sugawa Korry Harap Bandara Bali Utara Tetap Dibangun

  18 Januari 2023 OPINI Denpasar

Ketua DPD Partai Golkar Bali yang juga Wakil Ketua DPRD Bali Dr. Nyoman Sugawa Korry.

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Dalam kunjungannya ke Bali, Ketua umum Partai PDI Perjuangan, Megawati Soekarno Putri menolak keras pembangunan Bali Utara. Megawati bahkan mengaku marah lantaran menilai pembangunan Bandara Internasional Bali Utara tersebut tidak strategis dan hanya buang-buang duit.

Terkait penolakan Bandara di Bali utara dari Megawati, Ketua DPD Partai Golkar Bali Dr. Nyoman Sugawa Korry menghormati pendapat Ketum PDI Perjuangan Megawati tentang penolakan Bandara di Bali utara, sebagai bagian dari demokrasi yang berkembang di Indonesia, termasuk Bali.

Meski begitu, Sugawa Korry yang juga dikenal sebagai Wakil DPRD Bali memiliki pendapat berbeda dengan Megawati lantaran kesenjangan pembangunan di Bali khususnya Bali Selatan dan Utara adalah sebuah kenyataan yang tidak bisa dipungkiri. 

"Kesenjangan berbagai indikator pembangunan antara Bali utara dengan Bali selatan, adalah faktual seperti tingkat IPM, pendapatan perkapita, pendapatan daerah, tingkat kemiskinan dan lainnya," kata Sugawa Korry kepada media, Rabu (18/1/2023). 

Politisi senior asal Banyuatis Buleleng menyebut hal ini salah satu penyebabnya, semakin menumpuknya, pembangunan infrastruktur, kegiatan ekonomi dan pariwisata, pemerintahan maupun pendidikan di Bali selatan. 

"Selama ini, berkembang kajian, salah satu upaya untuk mempersempit kesenjangan tersebut, dengan cara membangun bandara dan pelabuhan ekspor dari laut yang dilakukan di Bali utara," ungkap doktor lulusan Universitas Brawijaya, Malang tersebut. 

Sugawa Korry menyayangkan selama ini terkesan seolah-olah terjadi perebutan kepentingan dalam menetapkan lokasi bandara. Sampai saat ini, sesuai aspirasi masyarakat dalam rangka keseimbangan pembangunan, Ia berharap pembangunan bandara diharapkan tetap dilaksanakan di Bali utara. 

"Tetapi yang harus digaris bawahi dengan garis yang tebal, janganlah penetapan lokasi didasarkan atas kepentingan pribadi ataupun kelompok-kelompok, tentang atas dasar kajian yang komfrehensif, ilmiah berdasarkan atas aturan yang berlaku, transparan, studi kelayakan yang profesional, memperhatikan sungguh-sungguh aspek lingkungan dan budaya, serta mengedepankan kemanfaatan masyarakat luas di kabupaten Buleleng," harap Sugawa Korry mengakhiri.(BB).