Inflasi Februari Terkendali Menjelang Ramadhan dan Nyepi
Selasa, 04 Maret 2025

Baliberkarya (Ist)
Baliberkarya.com - Denpasar. Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, inflasi gabungan kabupaten/kota pada Februari 2025 mengalami deflasi sebesar -0,57% (mtm), lebih dalam dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat -0,02% (mtm). Secara tahunan, inflasi menurun menjadi 1,21% (yoy) dari 2,41% (yoy) pada Januari 2025. Secara umum, inflasi di Bali pada Februari 2025 masih terkendali, namun sejumlah komoditas pangan mengalami kenaikan harga menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN), yang perlu diwaspadai.
Untuk mengantisipasi lonjakan harga, diperlukan penguatan strategi pengendalian inflasi melalui Gerakan Pasar Murah (GPM) dan Kerjasama Antar Daerah (KAD). Langkah ini menjadi krusial untuk memitigasi kenaikan harga bahan pangan menjelang bulan Ramadan dan perayaan Nyepi.
Deflasi di Seluruh Kabupaten/Kota Secara spasial, seluruh kota/kabupaten di Bali mengalami deflasi bulanan. Kabupaten Tabanan mencatat deflasi terdalam sebesar -1,05% (mtm) dengan inflasi tahunan 1,23% (yoy), disusul Kabupaten Badung (-0,89% mtm; 0,98% yoy), Singaraja (-0,81% mtm; 0,27% yoy), dan Kota Denpasar (-0,13% mtm; 1,70% yoy).
Deflasi ini terutama disumbang oleh penurunan harga di kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga serta kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau. Faktor utama yang mendorong deflasi adalah adanya diskon tarif listrik pascabayar untuk pemakaian Januari 2025 yang masih tercatat pada Februari, serta penurunan harga hortikultura seperti bawang merah dan cabai rawit akibat musim panen. Namun, deflasi tertahan oleh kenaikan harga bensin, pepes, wortel, daging babi, iuran pembuangan sampah, dan bahan bakar rumah tangga.
Risiko Inflasi Menjelang HBKN Sejumlah risiko inflasi perlu diwaspadai menjelang HBKN, termasuk peningkatan permintaan barang dan jasa untuk Ramadan, Nyepi, dan Idulfitri. Kenaikan harga canang sari juga berpotensi terjadi menjelang perayaan Nyepi. Selain itu, harga daging dan telur ayam ras diperkirakan meningkat akibat kenaikan harga global jagung sebagai bahan baku pakan ternak sejak Juli 2024, ditambah lonjakan permintaan selama periode HBKN. Harga emas perhiasan dan minyak goreng juga berpotensi naik seiring kenaikan harga emas global dan Crude Palm Oil (CPO).
Strategi Pengendalian Inflasi Dalam rapat High Level Meeting (HLM) TPID se-Provinsi Bali pada 17 Februari 2025, KPw BI Provinsi Bali mengajak seluruh TPID untuk menjaga stabilitas harga dan ketahanan pangan melalui peningkatan produktivitas lahan pertanian. Upaya ini mencakup penguatan regulasi perlindungan lahan pangan, mitigasi alih fungsi lahan, peningkatan pengairan, implementasi benih unggul, serta perluasan hilirisasi sektor pertanian.
Baca juga:
Sidang DPRD Bali! Koster Janji Hal-hal Ini
Efisiensi rantai pasok juga perlu ditingkatkan dengan menciptakan ekosistem ketahanan pangan yang melibatkan BUMDes, Perumda Pangan, koperasi, serta kerja sama antara petani, penggilingan, Perumda Pangan, dan sektor horeka (hotel, restoran, dan kafe). Implementasi regulasi optimalisasi penggunaan produk lokal oleh horeka juga menjadi langkah strategis dalam menjaga kestabilan harga pangan.
KPw BI Provinsi Bali terus memperkuat sinergi dengan seluruh kabupaten/kota melalui strategi 4K dalam pengendalian inflasi, yakni Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi yang Efektif. Selain itu, partisipasi masyarakat dalam berbelanja secara bijak menjelang HBKN menjadi faktor penting untuk mencegah kelangkaan barang dan kenaikan harga yang tidak terkendali.
Dengan penguatan strategi 4K dan dukungan masyarakat, Bank Indonesia optimistis inflasi di Provinsi Bali sepanjang 2025 tetap terkendali dalam kisaran target nasional 2,5% ± 1%. (BB)
Berita Terkini
Berita Terkini


Berita Terpopuler



