Pasca Kemarau Panjang, Populasi Curik Bali di TNBB Berkurang
Senin, 15 Januari 2024
Ilustrasi
Baliberkarya.com - Jembrana. Pasca kemarau panjang yang melanda Kabupaten Jembrana, burung yang merupakan mascot Bali yang dilindungi Negara, Curik Bali di kawasan Taman Nasional Bali Barat (TNBB) mengalami penurunan jumlah setelah dilakukan monitoring.
Menurut data dari TNBB, sebanyak 48 ekor tidak terpantau. Pada bulan April tahun 2023 terpantau 600 ekor, sedangkan pada bulan November tahun 2023 terpantau hanya 552 ekor. Berkurangnya populasi brung tersebut diperkirakan terjadinya musim kemarau panjang sehingga di wilayah TNBB sulit mencari air.
Fungsional Pengendali Ekosistem Hutan Ahli Madya TNBB, I Putu Gede Arya Kusdyana mengatakan, pihaknya melakukan monitoring rutin terkait jumlah Curik Bali yang ada di wilayah TNBB. "Kita belum bisa kita prediksi (kekurangan) itu karena mati atau bagaimana, apakah itu karena dampak kekeringan sehingga mencari sumber air dan sumber pakan di luar wilayah monitoring," kata Arya pada Senin (15/1/2024).
Arya juga menjelaskan, dari hasil pengamatan di habitat, memang jenis-jenis tumbuhan untuk pakan burung Curik Bali ini banyak yang mati atau mengering, kemungkinan burung-burung ini menjauh untuk mencari air dan makanan.
"Saat musim kemarau kita sudah lakukan langkah-langkah seperti mensuplai air bersih, penambahan pasokan pakan. Cuman di tempat monitoring, jadi burung yang tidak datang tidak bisa kita pantau," jelas Arya.
Disinggung terkait pemburuan liar, pihaknya menjelaskan bahwa dari lima tahun terakhir sudah tidak ada kasus pemburuan untuk burung Curik Bali, sehingga kemungkinan berkurangnya jumlah Curik Bali dari hasil monitoring ini bukan karena pemburuan.
"Musim kemarau kemarin, kita belum dapat informasi mengenai hal tersebut (pemburuan), belum ada temuan mati atau bagaimana jadi belum bisa kita pastikan penyebab berkurangnya hasil monitoring," kata Arya.
Arya menjelaskan, wilayah monitoring burung Curik Bali ini di dalam kawasan TNBB. Selain di alam liar, monitoring juga di lakukan di tempat pelepasliaran. Petugas monitoring harian juga memberikan informasi lokasi dimana burung itu berada.
"Terkait pemburuan, seperti kasus sebelumnya yang paling dominan itu adalah hewan mamalia, seperti kijang, rusa, babi hutan, serta kancil," paparnya. (BB)