Cerita Pedagang Pasar Umum Negara Sebelum Tempati Relokasi
Selasa, 22 Agustus 2023
Ket poto : Para pedagang Pasar Umum Negara bersiap-siap pindah ke tempat relokasi
Baliberkarya.com - Jembrana. Beberapa pedagang Pasar Umum Negara lebih awal tempati tempat relokasi tidak kuat dengan tekanan-tekanan yang selama proses penolakan adanya revilasisasi. Mereka cendrung memilih untuk berpindah lebih awal agar berjualan lebih tenang. Sementara pertemuan anatara Bupati Jembrana I Nengah Tamba bersama Kapolres Jembrana AKBP Dewa Gde Juliana bersama perwakilan pedagang pasar membuahkan hasil revitalisasi tetap berjalan.
Saat ini, pedagang mulai melakukan persiapan untuk berpindah ke dua lokasi relokasi yang telah disediakan, yaitu Pasar Ijogading dan area parkir Pemkab Jembrana. Terlihat beberapa pedagang yang sebelumnya menolak pindah akhirnya mulai membongkar kios mereka untuk dipindahkan ke lokasi relokasi atau bahkan ke rumah masing-masing. Sejumlah pedagang juga mengakui telah memiliki alternatif relokasi sendiri, dengan berjualan di rumah atau di tempat lain di luar area relokasi.
Sementara pedagang yang ada di area parkiran Pemkab Jembrana, tidak mau namanya disebutkan mengaku pindah dengan insiatif sendiri, mereka juga mengaku tidak kuat menahan kata-kata keras yang dilontarkan oleh pedagang lainnya. "Saya sudah tua dan mau berjualan dengan tenang tanpa adanya konflik. Saya sudah dulu menyerahkan data agar dapat nomor undian, sehingga mendapatkan kunci," ucapnya. Selasa (23/8/2023).
Baca juga:
Posting Informasi Hoax Resahkan Masyarakat, Polda Bali Selidiki Pemilik Akun Facebook 'Kenyem Masem'
Ditempat yang sama, salah satu pedagang yang juga menolak disebutkan namanya mengungkapkan alasan pindah lebih awal. Dia menyebutkan bahwa istrinya mengalami masalah kesehatan dan tidak mampu menanggung tekanan dari pedagang lainnya. “Saya memilih untuk beralih ke lokasi relokasi lebih awal agar istri dapat berjualan dengan tenang dan bebas dari stress,” ujarnya.
Terkait rencana revitalisasi pasar, dirinya mendukung konsep pasar yang tetap mempertahankan nuansa tradisional, bukan pasar modern. dirinya menginginkan pasar tetap beragam dengan campuran pedagang pakaian, buah, dan sembako, mirip dengan suasana pasar tradisional. “Itu tujuannya adalah menghindari persaingan yang berlebihan dan potensi konflik di antara pedagang,” terangnya.
Dalam hal keamanan, Kapolres Jembrana AKBP Dewa Gede Juliana menjelaskan bahwa pihaknya telah bekerja sama dengan berbagai pihak terkait untuk memastikan situasi aman dan tertib selama proses relokasi dan pembongkaran berlangsung. “Upaya ini bertujuan untuk memastikan kelancaran relokasi sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan,” jelasnya.
Dari sisi pemerintah, Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, dan Perdagangan Jembrana, I Komang Agus Adinata, jumlah pedagang yang sudah menempati tempat relokasi sebanyak 156 kios dan 90 los, total keseluruhan 449 unit di area parkiran Pemkab Jembrana. "Untuk di Pasar Ijogading itu sudah terisi penuh. Hingga hari ini di pedagang sudah 99 persen sudah berkemas-kemas untuk pindah ke tempat relokasi maupun mempunyai relokasi mandiri," jelasnya.
Agus mengaku perhitungan awal, pihaknya menyiapkan 700 kios dan los sampai saat ini kekurangan sebanyak 70 unit. Pedagang yang relokasi mandiri sebanyak 22 pedagang, jadi sekarang hanya 50 unit yang kurang. "Kalau memang kurang, kita akan menyiapkan kembali anggaran kalau benar itu semua pedagang. Terkait laporan lisan hari ini Paguyuban Pasar berencana menyerahkan surat pengajuan tempat relokasi sebanyak 40 unit di areal parkir. semua pedagang memang sudah memohon, akan tetapi sampai saat mereka belum menyerahkan surat tersebut ke kami. perlu digaris bawahi smua pedagang harus semua ditampung. Kami juga sudah menyiapkan 13 untuk kendaraan truk," pungkasnya. (BB)