Pura-pura Buta, Pengamen di Jembrana Terbongkar Modusnya
Rabu, 05 Juli 2023
Ket poto : Pengemus ngaku buta diamankan oleh Sapol PP Kabupaten Jembrana
Baliberkarya.com - Jembrana. Kasat Polisi Pamong Praja (PolPP) Kabupaten Jembrana, Leo Agus Jaya, menjelaskan kejadian mengejutkan yang terjadi di Traffic Light Ijo Gading. Pengamen yang diamankan oleh petugas menggunakan modus pura-pura buta untuk mencuri simpati masyarakat. Namun, setelah dilakukan interogasi, pengamen tersebut mengakui bahwa dirinya sebenarnya tidak buta, melainkan hanya berdalih silau sehingga menggunakan kaca mata hitam.
"Awalnya kami mengamankan seorang pengamen di Traffic Light Ijo Gading dan membawanya ke kantor. Saat diinterogasi, pengamen tersebut bernama Yuda Alfiad (46) mengaku tidak bisa melihat atau buta. Kami tidak dapat membuktikannya, sehingga kami menghubungi pihak Dinas Sosial untuk mendatangkan dokter guna melakukan pengecekan. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter, pengamen tersebut baru mengakui bahwa dirinya sebenarnya tidak buta dan hanya berdalih silau sehingga menggunakan kaca mata hitam," papar Leo. Rabu (5/7/2023).
Selain itu, pengamen tersebut juga menggunakan tongkat dengan alasan kaki yang gemetar. Namun, ketika diamankan, diketahui bahwa ia sebenarnya menggunakan sepeda gayung. Selama pemeriksaan, pengamen ini juga terbukti memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM) dan mengakui bahwa dirinya mampu mengemudikan mobil.
"Modusnya bisa dikatakan berpura-pura buta dan berharap mendapatkan belas kasihan masyarakat dengan mengamen menggunakan alat musik kecrekan di Traffic Light," ujar Leo.
Setelah berkoordinasi, diketahui bahwa pengamen ini sudah dua kali diamankan oleh pihak PolPP Jembrana dengan modus serupa. Oleh karena itu, Dinas Sosial Jembrana berencana mengembalikan pengamen tersebut ke daerah asalnya di Sragen, Jawa Tengah.
"Ini sudah kali kedua kami mengamankan pengamen ini dengan modus yang sama. Besok pagi, kami akan mengembalikannya ke daerah asalnya di Jawa Tengah," kata Leo.
Sementara itu, Yuda Alfiad (46), pengamen yang diduga berpura-pura buta, memberikan penjelasan mengenai alasan dia berada di Bali. Ia datang ke Bali untuk mencari pekerjaan, mengingat ia sering dimarahi oleh anak-anaknya jika mengamen di daerah asalnya. "Anak-anak saya marah jika melihat saya mengamen. Saya datang ke Bali untuk mencari pekerjaan sambil mengamen," ungkap Yuda.
Ketika ditanya mengenai penghasilannya, Yuda mengaku hanya mendapatkan Rp 50 ribu per hari dengan menggunakan alat musik kecrekan, kacamata hitam, dan tongkat pramuka yang dibawanya dari Pulau Jawa.
"Uang tersebut cukup untuk saya kirim pulang ke rumah dan memberi bekal kepada anak-anak saya. Saya mentransfer hasil pengamen tersebut," tandasnya. (BB)