Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

JL. Patih Nambi XII No.5, Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara

Call:081353114888

redaksi@baliberkarya.com

Ancam Cabut Ijin Pengelolaan, Bupati Tamba Segera Panggil KPH

Rabu, 19 Oktober 2022

Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

Baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com – Jembrana. Banjir Bandang di Jembatan Bilokpoh menyisakan tumpukan kayu hutan yang merusak jembatan maupun rumah warga disekitar lokasi bencana. Hal tersebut membuat Bupati Jembrana I Nengah Tamba mengambil keputusan penting akan menjabut ijin pengelolaan hutan kepada Kelompok Pengelola Hutan (KPH) jika terbukti melakukan penebangan liar di hutan.

Saat dikonfirmasi awak media Bupati Jembrana I Nengah Tamba mengatakan, Dirinya juga mengatakan tidak akan segan-segan jika terbukti mereka melakukan penebangan liar sebelum menghentikan ijin pengelolaan hutan juga melaporkan ke Provinsi Bali.

“Saya sebagai Bupati Jembrana, begitu melihat fakta dilapangan dengan kejadian banyaknya kayu besar yang hanyut dari hutan, ini membuktikan bahwa ada pembabatan kayu-kayu besar dihutan. Saya akan memanggil seluruh dari pada teman-teman kelompok yang sudah mendapatan ijin pengelolaan hutan produksi, hari Sabtu ini saya akan panggil,” tegasnya. Rabu (19/10/2022).

Magsud dari pemanggilan tersebut, lanjut Tamba, kepada KPH tersebut, bertujuan untuk memperingatkan dan meminta kepada mereka untuk membuat surat pernyataan akan sanggup menjaga hutan, sanggup melindungi dan melestarikan hutan. “Jika kompenen ini tidak melaksanakan, maka hak ijin pengelolaan hutan saya usulkan ke provinsi haknya saya akan cabut.

Disinggung terkait program Zero Visit to Forest, Tamba mengaku, program itu terus berjalan, bahkan hutan di Jembrana sudah banyak menghasilkan seperti buah yang sangat luar biasa dan hijau. “Kita lanjutkan program tersebut mengingat hutan tersebut sudah menghasilkan buah yang segar-segar serta hutan yang hijau dan juga sangat lebat,” jelasnya.

Lebih jelas Tamba mengatakan, jika dilihat dari kasus yang sudah terjadi, banyak sungai yang mengalir ke laut, menurutnya, hanya sungai Bilukpoh saja yang selalu menghayutkan kayu-kayu besar saat banjir bandang. “Kalau kita amati dari bencana sebelumnya hanya sungai Bilukpoh yang menghayutkan kayu-kayu besar. Yang masih bermasalah di hutan kita adalah hutan sekitaran Tegalcangkrin, Penyaringan keatas, teman-teman disana akan kita panggil nanti hari Sabtu,” imbuhnya.

Tekait kejadian tersebut, dirinya juga sudah melaporkan kepada Gubernur Bali, dikarenakan misi Kabupaten Jembrana Bersama Provinsi Bali adalah Wana Kerthi. “bapak gubernur meminta terus agar kita berkoordinasi dengan provinsi. Kita di Jembrana juga sudah melakukan penanaman pohon dalam upaya melestarikan hutan, bahkan peringatan tumpek uduh juga dilakukan di hutan,” tandasnya.

Sejauh yang dia ketahui, saat perayaan tumpek uduh pihaknya sudah mengundang semua KPH yang ada di Jembrana. “Disana sudah dipaparkan bagaimana menjaga dan melestarikan dan menjaga hutan agar tetap lestari,” ujarnya.

Tamba juga meneliti, proses dari tahun 2018 mencapai tahun 2022 yang sudah mencapai 4 tahun, dan fakta dilapangan terlihat kayu tersebut sepertinya tidak hasil tebangan baru. “Kalau tebangan baru sudah pasti kita ketahui dilihat dari postur kayu tersebut kulit batang sudah tidak ada rusak.

Terkait kayu-kayu yang menumpuk dilokasi kejadian bahkan yang ada di pantai, Tamba juga mengaku dirinya tidak mengerti terkait tanggung jawab kayu tersebut. “Belum kita putuskan yang bertanggung jawab siapa dan dimanfaatkan untuk apa,” tutupnya. (BB)


Berita Terkini